[2]༆

107 19 1
                                    

"Hah."

Junghwan menghela napas berat, dengan lunglai tubuhnya ia rebahkan. Kini mahasiswa itu tengah berbaring tengkurap di atas sopa sambil mengamati Sam yang sedari tadi berjalan kesana-kemari.

"Untuk hari ini libur saja, jangan pergi kuliah. Temanin Sam untuk mengenal dunia kita, jangan sampai kau mengabaikan nya mengerti?"

Pikiran Junghwan berantakan kali ini, ia masih belum percaya bahwa mulai sekarang dirinya tak sendirian di apartemen yang dua tahun lalu Ayahnya beli.

Perkataan Nyonya So yang menyuruh menjaga Sam terus saja terngiang-ngiang dipikirannya. Aneh, kenapa Ibunya tampak menerima kehadiran Sam? Padahal yang Junghwan tau sang Ibu termasuk salah satu manusia yang tak bisa disentuh.

"Kau memeletnya Sam?"
Gumam Junghwan pelan, matanya masih terus mengawasi mahluk yang sedang membuka satu persatu buku yang ada di rak dekat TV.

Setelah hampir 1 jam Junghwan berdiam diri akhirnya remaja tinggi itu memutuskan menghampiri Sam.

"Kau bisa membacanya?"

"HUAH!"
Sam hampir saja memukulkan Buku tebal di tangannya kearah Junghwan, untung saja reflek nya masih bagus.

"Kau mengejutkanku."

Junghwan menyengir.
"Maafkan aku."

Sam mengangguk masih dengan jantung yang berdetak lebih kencang karena terkejut tadi, matanya kembali pokus pada buku yang ada di tanganny sambil sesekali memindahkan halaman demi halaman.

Junghwan hanya diam sambil sesekali melihat kira-kira buku apa ini sampai bisa membuat Sam terfokus padanya.

"Kau mengerti memang?"
Tanya Junghwan akhirnya.

"Bahasa kita tidak ada bedanya, aku masih bisa membaca ini"

"Kau suka membaca ya?"

Sam mengangguk, membaca memang menjadi hobinya sejak kecil. Tidak seperti sang kakak yang lebih suka berpanah dan pergi kemanapun sesuka hatinya, Sam lebih suka menghabiskan waktunya didalam perpustakaan Istana, bahkan dirinya dibuatkan perpustakaan Khusus pangeran. Kadang-kadang juga David ikut menemaninya walaupun pada akhirnya anak itu akan tertidur setelah membaca beberapa halaman.

"Darimana kau mendapatkan buku ini?"

Sam menunjukkan buku yang sedari tadi ia baca, Junghwan mengambil nya lalu menelisik dan mengingat kira-kira sejak kapan dirinya mempunyai buku ini.

"Ah ini bukan milikku, aku tak terlalu suka Biologi. Pasti ini milik Minji, sekitar satu minggu yang lalu dia menginap dua hari disini, pasti buku pelajaran nya tertinggal."

Junghwan kembali menyerahkan buku itu pada Sam. Karena ia sudah tau apa yang Sam lakukan, Junghwan kini memilih duduk dan menyalakan Televisi.

Saat ingin duduk ternyata mahluk yang tadi ia ajak bicara mengekorinya dari belakang, dengan mata yang masih pokus karah buku Sam mendudukkan dirinya mengabaikan Junghwan yang masih diam.

"Ah lebih baik aku menonton film."

Setelah mengambil remot di atas meja Junghwan beralih kembali duduk lalu mulai menekan tombol yang ada pada remot ditangannya.

"Berita-

"HUAH!"

Junghwan sangat terkejut saat Sam tiba-tiba menubrukan diri kearahnya sambil memeluk.

"Hey ada apa?" tanya Junghwan.

"Itu apa?"
Jari telunjuk Sam menunjuk kearah Televisi.

Junghwan mengikuti arah telunjuk kecil itu.
"Ah itu namanya Televisi."

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang