Zeraya6

26 24 10
                                    

“Sedih berlalu, bahagia pun datang.”
~Aya

****

Pagi-pagi sekali Fernando sudah parkir didepan rumah Dinaya dengan motornya. Fernando sama sekali tidak memberitahukan jika ia tengah menunggu kedatangan tuan putri yang cantik nan manis.

Dinaya membuka pintu terkaget saat melihat satu makhluk yang sama dengannya, sedang berjongkok layaknya anak kecil menunggu ibunya selesai belanja.

"Heh, kambing! Masih pagi ini, ngapain?" tanya Dinaya.

Fernando menoleh 180° menatap manisnya seorang gadis itu di pagi hari. "Asupan," ucapnya.

"Ngapain sih?"

Dinaya berjalan dan duduk di sebelah Fernando yang duduk di teras rumahnya.

"Malah ikutan duduk, ngapain sih?"

"Ih!" pekik Dinaya memukul bahu cowok di sampingnya.

Fernando mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, Dinaya tampak kepo dari cara pandangannya.

"Apa tuh," kepo Dinaya.

"Nih," Pria tersebut menyerahkan sebuah celana SMA kepunyaan sewaktu duduk di kelas 11 kemarin.

"Celana?" tanya Dinaya memiringkan kepalanya.

"Pakai, jangan kaya orang gila. Bawa motor pakai rok pendek, aurat, lo."

"Cie perhatian, kiw kiw~" goda Dianya.

"Kalau bukan gue, siapa lagi yang perhatian sama lo?"

"Ga ada sih. Makasih ya, Dodo."

"Sayangnya?"

"Dodo sayang," ucap Dianya dengan nada yang dibuat-buat.

"Wait Dodo? Nama baru?"

"Iya, Dobing."

"Lah? Malah Dobing, apaan?"

"Dodo kambing! AHAHA," seru Dinaya berlari masuk ke dalam rumah untuk mengganti roknya.

"JAMUR!" kesal Fernando. "Haha, lucu juga. Emang lucu sih, cantik, baik, geme--" Fernando menggantung ucapannya.

"Gue ngapain? Muji pohon toge? Idih, amit-amit dah."

Mereka kenapa sih? Kalau suka bilang aja kali, yakan. Apa susahnya. Do, aku suka kamu. Din, aku suka kamu. Ez banget atuh.

****

Sesampainya di dalam kelas, ternyata Dinaya masih mengenakan celana masuk ke dalam area sekolah. Beliau belum menggantinya dengan rok, awas-awas kena razia nanti kalau tidak diganti.

"Kok pakai celana?" tanya Zylla.

"Disuruh Fernando,"

"Oh, ganti sana. Bentar lagi kan jam pertama dimulai. Nanti kena marah, anjir," peringat Zylla.

"ASTAGA!" teriak Dinaya, teriakannya mempu membuat semua mata tertuju padanya. "GAWAT! TOLONGG!" lanjutnya berteriak.

Zeraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang