Zeraya7

34 25 23
                                    

"Andai dunia memihak ku."
~Aya

****

Seperti hari kemarin, Fernando sudah berada di halam depan rumah Dinaya. Ada apa dengan manusia ini?

Dinaya keluar dari dalam rumah. Kali ini ia mengenakan celana yang diberi padanya kemarin.

"Eh? Kok udah di sini aja? Ngapain, lo?"

"Kangen," cengir Fernando.

"Wah, wah. Ada apa nih? Kok kangen-kangenan?" goda Dinaya menaikturunkan alisnya.

"Seneng lah tuh. Ini gue bawa 2 celana lagi. Buat hari Rabu, Kamis terus yang buat Pramuka." Fernando memberikan 2 celana itu pada Dinaya.

"Terimakasih, monyett~" Dinaya berterimakasih dengan nada yang ada pada animasi Pada Zaman Dahulu itu.

"Idih!" Fernando menyentil dahi Dinaya.

"MAKASIH, SAYANG," teriak Dinaya berlari masuk ke dalam rumah.

"Sayang?" Fernando memunculkan smirk.

Sebelum berangkat ke sekolah Dinaya dan Fernando berpamitan pada makhluk berbulu, peliharaan baru Dinaya. Eh? Berdua.

Setelah berpamitan, keduanya berjalan menuju kendaraan yang akan digunakan.

"Gue bonceng."

"Hah?" pekik Dinaya.

"Gue bonceng."

"Gue punya motor sendiri, jadi g--"

"Gue bonceng."

"OGAH!"

"GUE BONCENG!"

"Ga mau! Gue bisa bawa motor, anjir!"

"Gue bonceng, sayang."

"Ga!"

"Satu,"

"Ga mau, ogah! Ga!"

"Dua,"

"Ga mau ...,"

"Ti--" pria itu menggantung ucapannya.

"Iya, iya. Oke, gue di bonceng. Puas lo?!"

"Nice, good girl. Itu baru cewek gue,"

"Nic, git girl. Iti biri ciwik gii, nyenye! Eh? Apa tadi?"

"Apanya?"

"Tadi lo bilang, gue siapa lo? Siapa?"

"Cewek gue, napa emang?"

"Ga salah?"

"Emang lo ga mau?"

"Udah yok, berangkat sekarang. Telat nanti, yok gas," putus Dinaya.

"Tapi kan,"

"Udah ayok!" seloroh Dinaya menarik tangan Fernando menuju motor milik pria itu.

Zeraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang