Zeraya5

45 34 12
                                    

“Jika sekarang kamu sedih, maka besok pasti ada kesedihan lainnya.”
~Aya

****

Ohayoiiiiiiiii, allooo, apa kabar semuanya?!
Redi por neks kepcer huahahha

****

Tadi malam Fernando tidur di rumah Dinaya untuk menjaganya, jika-jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi karena kedua orangtuanya juga sedang tidak berada di rumah sekarang.

"Ndo," panggil Dinaya membangunkan pria yang tertidur di sofa ruang tamu.

"Eumm?" Fernando membuka matanya dan sedikit menguceknya agar melihat dengan jelas. "Hm, cantik."

"Dih?" Dinaya menampar Fernando yang masih setengah sadar.

"Akh!" rintih Fernando. " Apa sih! Salah apa gue?"

"Mandi, kambing!"

"Bener-bener lo, ya! Cewek kasar."

"B ,O, Bo. D,O, Do. M, A, M--"

"Lo bodoh!"

"Gue pinter, buka mata lo! Nilai gue jauh lebih tinggi dari, lo! Sadar diri itu penting, sobat." Bangga Dinaya pada dirinya sendiri.

"Bo--"

"Nih, ya! Ibarat gunung nih, gue di puncak. Lo di lembahnya," jelas Dianya.

"Iyalah tuh, si paling gunung," cibir Fernando. "Si paling pinter, baik, ga sombong dan lain-lain."

"Nah! Itu tau," ucap Dinaya bangga pada dirinya lagi. "Mau makan apa?" lanjutnya bertanya.

"Udah kaya istri aja, kiw kiw!" goda Fernando.

"MAU MAKAN KAGA?!"

"Iya, sayang. Apa aja, gue makan semua."

"SAYANGGG!" teriak seorang gadis membuka pintu rumah Dinaya. Suara gadis itu menggelegar dalam ruangan.

Pandangan keduanya teralihkan oleh suara itu.

"Orang gila," maki Fernando.

Ciwa berlari mendekati Dinaya. "Hi, kangen ga?" tanya Ciwa.

"Centil," ejek Fernando.

"Diem, kambing!" pekik Ciwa.

"Heh, centil! Cenil! Yang berhak manggil gue kambing itu cuman Dianya seorang. Lo ga boleh! Lo." Fernando menunjuk kearah Ciwa dengan jari telunjuknya. "Lo bukan siapa-siapa!"

"Najis!" maki Ciwa balik.

"Udah, udah! Ribut aja kerjanya, mending masak yuk, Wa?" ajak Dinaya.

"Ayo, jangan ajak kambing itu! Bau!"

"Pergi lo sana! Jauh, jauh dari gue!" usir Fernando.

****

Usai memasak Dinaya dan Ciwa duduk di meja makan menunggu Fernando selesai mandi.

"Iwak," Dinaya membuka suara.

"Apa, bub?"

"Kenapa ga sekolah?"

Zeraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang