Vote nya juseo~🦊
BRAK!!
"KARAAA"
(Note: KARA= haiKAl+meiRA)
Dua orang remaja memasuki roftop dengan penuh amarah, mereka berteriak mencari pelaku atas apa yang terjadi kepada mereka.
Meira yang mendengar teriakan tersebut sontak langsung terbangun dan duduk dengan raut wajah kesal karena tidurnya terganggu dan juga rasa pusing yang menyerang kepalanya karena spontan duduk. 'sial'
"Apaan si lo pada. Teriak-teriak gak jelas kayak orang gila, kalian pikir ini hutan hah"
Sembur Meira kepada dua orang tadi.Mendengar perkataan Meira, mereka- Gio dan Liam bukannya merasa takut atau bersalah karena mengganggu tidur gadis tersebut malah merasa semakin kesal dengan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun.
"Kenapa? KENAPA LO BILANG? WOY BABI LIAT MUKA KITA, INI PASTI KERJAAN LO SAMA HAIKAL KAN"
Meira yang awalnya menutup kedua telinganya menggunakan tangan, langsung tertawa terbahak melihat mereka berdua yang sudah seperti orang gila sungguhan dengan wajah yang penuh dengan coretan spidol.
"Si anjing malah ketawa"
Kesal Liam yang sangat kesal melihat gadis itu bukannya merasa bersalah dan meminta maaf malah menertawakan mereka."Haikal mana?"
Tanya Gio yang bersikap lebih tenang dibanding Liam, ya meskipun nasib mereka 11....12"Hah tadi dia....haha nemenin Jihan, HAHAHAHA" Meira menjawab dengan tawa yang masih terdengar karena melihat hasil karyanya dengan Haikal diwajah kedua temannya itu, dan sungguh itu- sangat menyebalkan bagi Liam.
"Sesungguhnya orang yang bahagia diatas penderitaan orang lain, maka pantatnya akan kelap kelip" Ucap Liam dengan sinis karena gadis itu masih saja tertawa meski tidak sekeras tadi.
"Sorry...sorry. Abisnya muka lo pada kocak bet dah" balas Meira setelah berhasil menghentikan tawa nya.
Berbeda dengan dua orang tersebut, Gio mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor Haikal. Saat panggilan ketiga, ia baru bisa tersambung ke panggilan dengan Haikal.
"Lo dimana?"
"Gue lagi di uks nih nemenin Jihan, tadi dia abis dibully sama geng nya Oliv"
"Ke roftop, sekarang"
"Ngapain? Gue kan masih harus nemenin Jihan"
"Dia bukan anak kecil yang wajib ditemenin terus kalo lo lupa"
"Tapi kan-"
Tanpa mendengarkan balasan Haikal, Gio langsung memutuskan panggilan tersebut. Karena kalau tidak, Haikal akan terus beralasan.
Another side
Haikal sedang menatap ponselnya yang berlayar hitam itu dengan pikiran yang bimbang. Disatu sisi ia tau jika Gio sangat tidak suka dibantah, tapi di sisi lainnya ia juga harus menemani Jihan yang masih merasa takut pasca kejadian pembullyan tadi.
Karena sibuk melamun, ia tidak menyadari bahwa Jihan sedari tadi memanggil nya.
"Kal?"
....."Kal?....Haikal?"
Karena masih tak mendapat tanggapan dari si empu, Jihan lalu mendekat dan memegang tangan Haikal. Dan itu berhasil menyadarkan Haikal dari lamunannya"Eh, kenapa han?"
"Kamu yang kenapa, daritadi aku panggil gak dijawab bahkan noleh pun enggak"
"Hhe maaf ya cantik" balas Haikal dengan mengusap lembut pucuk kepala gadis di sebelahnya itu.
Dan itu sukses membuat Jihan merasakan panas pada wajahnya, bahkan ia juga seolah lupa dengan kejadian pembullyan tadi.
"A-apaan sih kal" Jihan menepuk pelan bahu remaja disampingnya.
"Hahaha....lucu banget. Pacar siapa sih ini" ucap Haikal dengan menguyel kedua pipi gadis disampingnya.
"Gak ada, soalnya belum dikasih kepastian"
.....
Haikal terdiam, lalu ia secara perlahan mengambil kedua tangan Jihan untuk digenggam dengan terus menatap mata berwarna coklat dengan bulu mata lentik yang indah.
"Han-
kamu mau gak jadi pacar aku?"
Annyeong~🌱🌹🦊
Tandain ya kalo ada typo atau penempatan kata yang kurang tepat ( ◜‿◝ )♡Bye-bye~🌱🌹