Chapter 9

2 1 0
                                    

"Jangan lupa dua minggu kemudian kalian harus menyetorkan makalahnya ke saya, ya." Usai mengingatkan tentang tugas, Dosen itu pun keluar dari kelas.

Alyza merentangkan kedua tangannya ke samping. Hingga jari kanannya tak sengaja terkena pipi orang lain. "Eh, hehe, sorry."

Orang tersebut mengangguk. Lantas meraih tangan Alyza sebelum sang empu menarik kembali tangannya. "Kita satu kelompok. Namaku Rafka."

Alyza terkejut sesaat. Melepaskan tautan salaman sembari tersenyum. "Alyza. Mau kerja kelompok sekarang?"

"Nunggu kepastian yang lain aja. Kita juga belum bikin grupnya." Lelaki berbadan gempal, tapi tinggi dan berkulit kuning langsat itu sedang menutup resleting tasnya.

Alyza manggut-manggut. "Oke, siapa yang bikin?"

"Hei, kalian berdua! Kelompok tiga kan?" Seseorang datang menghampiri dari kursi paling pojok kiri belakang.

Laki-laki berpakaian santai dengan rambut bergelombang itu duduk di kursi belakang antara Alyza dengan Rafka. "Eh, nama kalian berdua siapa?"

Alyza dan Rafka memperkenalkan dirinya masing-masing. Begitu juga ang empu yang bertanya. Namanya Enzi. Ia juga memperkenalkan diri kalau berasal dari provinsi sebelah sebelahnya lagi.

"Biar aku yang bikin grup. Kode QR nomor kalian sini," ucap Enzi seraya membuka pindai kode di aplikasi chat.

Usai melakukan pindai kode QR dan menyimpannya, Enzi langsung membuat grup khusus kelompok tiga di matkul Pancasila. "Kurang satu anggota lagi, siapa tadi namanya?"

"Aku." Seorang gadis berkacamata mengangkat tangan kanan. Ia sedang mengemasi barang-barangnya. Lantas mendatangi anggota lain satu kelompoknya.

Enzi mengangkat kedua alisnya menatap gadis itu yang berdiri di sisinya. Dengan gugup gadis berambut keriting panjang sepinggang itu memperkenalkan diri. "Delvina."

Kemudian Enzi meminta kode QR nomor Delvina. "Oke, lengkap. Nanti kita bahas di grup. Sekarang kita harus pindah kelas."

Mata kuliah terakhir di kelas Alyza selesai di jam 14.40. Sama seperti kemarin, cuaca kali ini mendung. Namun, tidak merata. Ketika di parkiran fakultasnya, Alyza mengirim pesan ke grup keluarga.

Family Ijo

Putri Rajendra

Pa, ma, Aly izin kerja kelompok |
ya di sekitar kampus
Kayaknya pulang jam lima

Kanjeng Ratu is Mama

| Boleh
Bawa uang jajan lebih kan?
Nanti kamu sekalian beli makanan ya

Putri Rajendra

Siap ma |
Makasihhh

Alyza bersyukur dalam hati, Sylvia membolehkannya pulang terlambat. Karena sejak SMP, Sylvia melarang Alyza pulang sore di jam lima lebih. Menurut Sylvia sangat berbahaya bagi anak perempuan. Apalagi semasa SMA, Alyza berpisah sekolah dengan ketiga sahabatnya.

Alyza mengangguk kala Enzi memanggilnya untuk segera berangkat. Dari luar Alyza terlihat biasa saja ketika hendak kerja kelompok. Padahal dari dalam, jantung Alyza berdegup kencang.

❤️❤️❤️

Warga Kuliner

Fatianto

Love is Around [Open Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang