Part 1-Alea

93 22 2
                                    

"ALEAA... ," teriak Shanum

"Paan, sih, berisik tahu, Num," balas Alea
dengan raut muka sebal.

"Lo kenapa sih, Le?" tanya Shanum kebingungan.

"Pasti galau lagi, gara-gara mikirin cowok itu? Cih, gitu aja dipikirin mulu. Bikin capek aja lo", tebaknya.

"Dasar sok tahu!" sewot Alea dengan wajah masamnya. Padahal tebakan temannya itu memang 100% benar, hanya saja Alea 'gengsi' untuk mengakuinya.

* * *

Pagi sekali Alea bersiap berangkat menuju sekolahnya, dengan diantar oleh sang ayah.

Tiba di sekolah..

"WOY ALEEE..., " teriak Shanum memanggil. Shanum setengah berlari menghampiri Alea sembari menenteng totebag-nya.

"Hm, ngapain lo teriak-teriak, hah? Bikin kuping gue budek aja! " omel Alea.

"Hehe, bareng dong jalannya!"

Alea malas menanggapi dan berjalan lebih cepat menuju kelasnya, meninggalkan Shanum yang super cerewet.

"HEH.. WOY! TUNGGUIN GUE NGAPASIH.. . "

Alea tak menggubris teriakan Shanum. Ia masih berjalan hingga tiba di depan kelasnya. Alea masuk, menyadari bahwa hanya ada dirinya sendiri.

Selang beberapa menit, bel tanda masuk berbunyi.

Pelajaran pertama ialah Biologi. Alea sangat menyukai pelajaran biologi, hingga mendapat nilai nyaris sempurna di setiap pelajarannya. Alea termasuk salah satu murid yang cukup dekat dengan guru biologi tersebut.

"Pagi, Lele, " sapa Heru mengejek, memasang muka nyengir, hingga terlihat deretan gigi coklatnya. Ew. Jijay banget!!!!

"Coba deh lo ngaca, "

"Apaan sih, Le, pagi-pagi disuruh ngaca. Gue tahu gue itu ganteng, jadi gak usah deh, lo, nyuruh-nyuruh gue buat ngaca lagi. Gue kan emang cowok paling ganteng, " ucap Heru panjang lebar kali tinggi. Pede sekali emang ini anak, sok kegantengan.

(Hem, nyebelin emang ini anak) batin Ale

"Tuh, ngaca lo. Jorok banget jadi cowok, gigi kok coklat-coklat gitu, eww, " ucap Ale
mengungkapan kejengkelannya--melempar kaca tepat ke arah Heru. Raut mukanya menunjukkan kejijikan.

"Hehe..., " jawab Heru sambil nyengir kuda.

"Habis makan apa sih lo, Her? Apa jangan-jangan elo gak sikat gigi ya? Hayo... Ngaku lo, " cecar Alea.

"Eits, jangan salah paham dulu. Gue abis makan coklat banyak tadi, jadi.. ya gini deh."

"Nih buat lo, mau gak? Kebetulan masih banyak di loker gue, "

"Yoi, thanks. "

* * *

Alea dan Shanum pergi menuju kantin. Mereka duduk di tempat paling pojok, berdua aja. Ekhm suka banget mojok-mojok, wkwk.

Segera kedua cewek itu memesan es melon, minuman favorite-nya, ditambah gorengan pastinya.

"Eh, Le, lo mau tau gak?"

"Apa?"

"Mau tau aja apa mau tau banget? "

"Tinggal ngomong aja apa susahnya sih, Num?"

"Ya, kan, gue ngasih lo pilihan. Lo juga, tinggal milih aja apa susahnya? Heran gue, " balas Shanum.

"Yaudah, banget, " jawab Alea malas.

"Hmm.....tapi janji lo gak marah ya?"

"Yaudah sih, cepetan ngapa, " ucap Alea tak sabar. Sudah kepalang penasaran, eh malah dilama-lamain. Jiwa kekepoan Alea memang--ah sudahlah. Sudah kepoan, tak sabaran, emosian pula. Ckckck, memang ya Alea ini.

"Tadi gue liat Zain tuh.. "

"Terus, "

"Dia ngebonceng cewek, Le. Sekolah bareng gitu, ya.. yang gue liat sih kayak gitu ya, berduaan pake motor supranya si Zain tuh, " jelas Shanum dengan menyeruput es melonnya--tertawa memikirkan motor supra Zain, haha. Ngakak gue.

Shanum tatap mata Alea, tersirat kesedihan di dalamnya. Nampaknya, ia salah bicara kali ini. Mengingat apa yang baru saja terjadi pada Alea akhir-akhir ini.

"Le.., "

"Alea.. "

Alea menoleh, mendapati Shanum yang tengah melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Lo pasti kepikiran lagi ya, Le?" tanya Shanum cemas. Terlihat dari raut wajahnya seperti orang panik.

"Enggak, "

"Udah jangan dipikirin lagi, ntar lo sakit gue juga yang repot, "

"Hem, yaudah lanjut gih, gue dengerin, "

"Jadi gini, si Za----"

Drt drrrttttt

Bunyi ponsel Alea yang berdering. Menandakan ada seseorang yang meneleponnya.

"Assalamu'alaikum Alea, " sapa orang di seberang telepon, membuka dan memulai obrolan dengan Alea.

"Wa'alaikumussalam, ada apa ya, Tan? " tanya Alea bingung campur kaget, tiba-tiba ditelepon oleh tante Rara. Mengingat mereka jarang berkomunikasi karena sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dan ya.. um, sebetulnya Alea dan Tante Rara memang tidak terlalu dekat.

"Begini, Le, kamu sekarang ada di mana? "

"Ale masih di sekolah, Tan. "

"Kamu bisa enggak Le nolongin tante? " ujar Tante Rara.

"Tolong apa, Tan? "

"Halo.. Tante Rara? "

"Halo?? "

Tut tuuttt

Panggilan tiba-tiba berakhir. Alea melihat baterai ponselnya yang melemah.

"Yah.. mati deh, " gumam Alea. Cewek itu kembali menatap Shanum di depannya. Dengan cengiran khasnya.

"Yaelah, kayak biasa. "

"Pinjem dulu ya ... ntar gue balikin, " ujar Alea cepat menuju kelas, mengambil charger milik Shanum sembari menghubungi kembali tantenya.

Tinggalin jejak.
Jangan lupa vote and comment okeii❤

ALEZAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang