Memilih bertahan atau pergi meninggalkan? Yah, itu pilihan yang sulit dilakukan. Bertahan namun tak diharapkan, sedangkan pergi? Sulit untuk dilakukan. Jalani saja sampai puncak endingnya.
- Alea Kinanti
Gelegar petir terdengar nyaring memekakkan kuping. Semua yang berada di kelas merasa ketakutan akibat suara bising oleh gelegar petir.
Beberapa teman di kelas terperanjat saking kagetnya, seketika aktivitas berhenti sejenak. Lain dengan Alea, entah apa yang di pikirkan gadis itu.
Selang beberapa menit, bel berbunyi. Tak nyaring seperti biasa, sebab suaranya teredam oleh hujan deras yang mengguyur sekolahnya.
Keinginan untuk pulang cepat jadi tertunda. Hujan turun deras, mendatangkan rasa dingin luar biasa.
Dingin mendekap tubuh Alea. Sejenak ia berpikir. Aku membenci hujan, hujan yang turun deras bersama gelegar petir yang menyambar, berbeda dengan hujan tanpa adanya petir, hujan yang tenang membungkus permukiman sekitar menjadikannya lebih indah... indah karena membuat sekitarnya lebih hidup, terlihat hijau, dan nyaman."Hujan, hadirnya membawa kenangan yang lama terlupakan. Kini kembali karenanya yang mengingatkan. Setelahnya pergi dengan kenangan itu, menyisakan genangan pada jalan berlubang." celetuk Shanum.
"Menyisakan rasa kecewa, kesedihan, juga rindu akan hilangnya seseorang," timpal Alea tanpa sadar. Terucap begitu saja, seakan terlarut lama akan kepergian seseorang.
Shanum menoleh dan berdecak, "Ck, iya juga ya, Le."
"Loh, gue baru nyadar kalo udah berenti hujannya, ya?" kaget Alea melihat kondisi hujan yang telah mereda.
"Ngelamun mulu sih, lo. Mau pulang gak nih?"
"Iya-iya, bawel. Gue nebeng ya, Num?"
Shanum hanya berdeham singkat, memutar bola mata malas. Itu berarti Shanum menyetujuinya, sebab mereka sudah lama berteman. Jadi tak segan-segan untuk melempar candaan."Eits, bentar, Num. Kita ke perpus dulu yuk!" ajak Alea dengan senyuman mengembang.
"Yuk!"
Alea dan Shanum memasuki perpustakaan. Seperti biasa mengisi daftar hadir terlebih dahulu.
Sepasang matanya menangkap siluet seseorang. Cowok itu.. kayak pernah liat. Tapi di mana ya?
Masih bingung. Diam mematung. Shanum menyenggol bahunya, "Le, lo ngeliat apa sih?"
Alea bergeming, tak menjawab. Ah sudahlah masa bodo.
Peminjaman buku pun selesai. Mereka bergegas pulang.
Di perjalanan pulang, mereka berpapasan dengan Zain. Terlihat Zain membonceng seorang gadis cantik berambut panjang dengan poni di atas jidatnya.
Zain melihat Alea, tersenyum tipis. Tak merasa bersalah, sudah membonceng cewek lain, eh.. malah senyumin Alea.
Alea hanya melihat sekilas kembali membuang muka.
Detak jantung yang berpacu cepat, terasa nyeri. Nyut-nyutan, huhu. Teringat akan ucapan Shanum waktu itu. Ternyata memang benar begitu, terbukti dari apa yang dilihat oleh mata sendiri.
"Num, bawa gue ke taman sebentar."
"Iya."
Bayangmu selalu mengikuti
Seakan tak rela bila aku pergi
Kamu seperti bukan dirimu
Sebab yang kurasa memang seperti itu
Aku tak menyalahkan tragedi itu
Hanya saja rasa kecewa masih membekas
Sebab kita tak bersama di waktu itu
Waktu itu...
Awal mula kerenggangan ini tercipta
Jatuhnya aku dan kamu
Akibat kecelakaan itu
Aku yang terlempar di sudut jembatan
Kamu malah kecemplung sungai
...
Setelahnya kita memang bertemu
Menjadi berbeda..Kamu bukanlah Zain ku
Bukan lagi milikku
Eh, sejak awal kau memang bukan untukku
Jadi, untuk apa terlalu larut pada sesuatu yang telah lalu?
Munafik bila aku tak mencarimu, bahkan melupakanmu secepat kejadian itu berlalu
Secepat itu waktu berlalu?
Kemarin yang bersama, sekarang masih sama namun menjadi berbeda dengan waktu yang berbeda pula..
Ada satu yang masih sama, masih seperti dulu..Bunga mawar..
Sudah ku tanam di tanah paling gembur
Menyiramnya
Menjaganya
Semakin hari semakin tumbuh membesar
Semakin subur
Mawar yang indah
Warna merahnya yang begitu menyala
Tumbuh di suatu tempat kecil yang tak terjamah orang lain
Sesubur mawarnya, dahsyat juga lukanya
Sebab tak hanya mawarnya saja
Durinya juga bagian dari tubuh yang hidup bersamanya
Untuk tempat kecil, menampung mawar yang tumbuh subur...
Akibat tempat yang tak cukup luas, duri secara tak sengaja melukainya
.Kenangan pahit yang sulit terhapus. Menggantung di pikiran dan benak.
Rintik-rintik hujan kembali turun, seakan mengerti apa yang dirasakan Alea. Menangis bersama hujan, terasa lega di dada.
~Luka.. luka..
Hilanglah lukaa~
Goda Shanum bersenandung.Alea menoleh menatapnya sinis, "Ck, ganggu aja lo!" Gue bakal bertahan...sekali lagi.
***
Alea sudah di tempat orang tuanya.
Karena apa? Yup, besok libur seminggu. Yaa, kangen juga sih sama bapak ibu.Alea menyiapkan pakaian, dan bersiap untuk mandi. Dia bergegas sebelum teman-temannya datang menjemput. Sore ini, rencananya adalah menginap di rumah Shanum ramai-ramai, dikarenakan sudah lama Alea tak bersilaturahmi ke rumah Shanum itu. Kebetulan juga besok hari libur, jadi ya.. ayolah santai dulu gak sih? Hehe.
Alea memakai dress putih bercorak bunga matahari. Dengan gaya rambut yang dikuncir kuda, ditambah polesan make up tipis natural, terkesan lebih manis. Sentuhan terakhir ada pada bibirnya---dengan sedikit lipbalm agar tidak terlalu pucat.
"Yup. Gue udah siap sekarang! "
Wett, cantik bet gua dah.Di luar, tepatnya di ruang tamu, Shanum, Heru, Salma dan Sean telah dalam keadaan siap. Kini sedang berbincang dengan orang tua Alea.
"Alea, sini nak! Bapak mau bicara sama kamu, " ucap bapak gadis itu.
"Ya, Pak. Ada apa?"
"Begini, Nak, kamu di sana (di rumah Shanum) jaga diri baik-baik ya?
Jangan merepotkan temanmu," tutur bapaknya, kepada Alea.
"Ya, Pak. Siap laksanakan!" balas Alea sembari memberi hormat. Ekspresi ceria terpancar dari raut wajah Alea. Alea bersiap pergi, namun sebelumnya dia berpamitan terlebih dahulu kepada bapak ibunya.
"Dadah bapak, ibu." Alea melambaikan kedua tangannya.
"Iyaa sayang, hati-hati di jalan, ya!" Sang ibu tersenyum tipis. Berharap semoga tidak terjadi apa-apa pada anak gadisnya itu.
Alea membalas dengan senyum tipis, dan ya ... anggukan kepala.***
Tinggalin jejak ya gaiss.
Janlup vote and comment, okeii❤
Maaf kalo alay wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEZAIN
Fiksi RemajaAlea Kinanti, gadis konyol nan ceria. Memiliki crush yang--um... yeah tidak peka. Sifat konyol dan lucunya yang membuat orang betah berinteraksi dengannya. Alea Kinanti selalu menunggu kehadirannya. Seandainya melupakan semudah membalik telapak ta...