Part 2-Triple Sial

56 22 0
                                    

Alea beranjak bangun dari tidurnya. Gadis itu menguap lebar, saking lebarnya sampai lalat hampir tertelan olehnya. Dasar si tukang menguap tidak pernah ditutup! Langkahnya bergerak membawanya pada sebuah lemari dua pintu, yang di dalamnya terdapat freezer. Yup, itu adalah kulkas.

Tangannya terulur untuk membuka pintu kulkas. Belum sempat kulkas terbuka penuh, gadis itu kembali menguap. Lantas kembali menilik isi di dalamnya, dan.. ya.. uh, kulkas itu kosong melompong. Ekhm, maksudnya tidak ada makanan yang benar-benar dicemil secara cepat saji. Lihatlah, hanya sayur dan buah busuk? Ah, Alea baru mengingat, itu sudah cukup lama untuk membiarkannya membusuk.

"Dengan sangat terpaksa, gue harus pergi ke minimarket!"

Tanpa mandi ataupun berganti pakaian, dia tidak peduli itu, yang penting kan, perut kenyang! Bergegas Alea keluar rumah menuju minimarket terdekat. Segera setelahnya, ketika gadis itu sampai, dipilihlah beraneka macam jajanan, mulai dari susu vanilla favoritnya, permen, makanan cepat saji, keripik aneka rasa, hingga coklat. Beuh banyak kali bah jajannya. Gila memang cewek, sekalinya jajan.. gak ngotak belinya!

Alea berjalan menuju kasir. Menyerahkan seluruh belanjaan dan membayarnya. Sekantung plastik besar ditentengnya keluar dari minimarket. Banyak pasang mata yang melihat banyaknya belanjaannya, namun Alea tak peduli. Toh itu bukan masalah, bodoamat juga. Langkah kakinya terhenti, saat secara tak sengaja dia ditabrak oleh seseorang.

"Lo, punya mata enggak sih? Main nabrak orang seenaknya!"

"Loh, loh? Kan elo duluan yang nabrak gue! Kok jadi nyalahin gue?" kesal cowok berambut hitam itu.

Alea mendongak menatap orang itu. Rasa sengit dan kesalnya berganti dengan desiran hangat yang menjalari tubuhnya. Kaget. Shock pastinya.

Aduhh, kok gue jadi deg-degan gini ya ketemu sama Zain?

"Woy, Le. Malah ngelamun lo! Gue kira siapa tadi seorang cewek tiba-tiba nabrak gue, terus marah-marah enggak jelas. Gak heran sih kalau itu lo! " Zain sedikit menekankan pengucapan 'lo' pada Alea.

"Uhm, gu--gue.. gue minta maaf. "

Secepat kilat Alea pergi dari hadapan Zain. Tapi eh tapi... tangan gadis itu malah dicekal sama Zain. Aduhhh.. apa enggak tambah ndredeg ya itu Alea?

"Mau kabur kemana lo, ha? Minta maaf aja gak cukup. Sini lo! "

Alea berjalan mundur. Mengikuti instruksi dari Zain. Gugup memikirkan apa yang akan terjadi padanya kali ini. Apalagi berada sedekat ini dengan Zain. Ah, perutnya serasa ingin meletus! Mengeluarkan banyak kupu-kupu indah di dalamnya.

"Kenapa, hm? Pipi lo merah.. kayak kepiting rebus," ledek Zain senang.

Tingkat kegugupannya kian meningkat, disertai dengan semburat merah di pipinya, selayaknya kepiting rebus!

"Gu---gue.. duluan ya, bye! "

Alea berusaha secepat kilat menghindari Zain. Daripada terus-terusan di sana, kan gawat? Apalagi buat kesehatan jantungnya.

Tawa Zain pecah kala kepergian Alea.

Untung aja gue cepet pergi, kalau enggak.. mateng gue! Pake deg-degan segala lagi. Untung gue sayang, kalo enggak udah gue maki-maki juga tuh cowok! gerutu Alea dalam hati.

Alea berjalan seraya menggerutu tak jelas. Tak melihat jalan dengan jelas dan benar, alhasil dirinya tersandung batu. Hem, mampus gue. Udah ketemu Zain, pake kesandung segala lagi. Dasar batu sialan.

"Duhh.. sakit! Sebel deh, gue. Sial banget hari ini, " ucapnya marah-marah tak jelas dengan raut wajah amat kesal. Serasa ingin menerkam segala sesuatu di sekitarnya, hanya untuk melampiaskan amarahnya.

Posisi kesandung yang memalukan! Dirinya tersungkur, dan jajannya berceceran keluar dari plastik kresek. Matanya masih memandang batu tersebut, tangan kanannya terulur mengambil batu itu, lalu melempar tak tentu arah demi melampiaskan kekesalannya. Alhasil mengenai motor seseorang.

"Woy, asal lempar sembarangan aja, lo," ucap seseorang dari kejauhan. Sosoknya perlahan mendekati tempat Alea berada. Alea yang panik, sesegera mungkin memasukkan jajannya yang berceceran seraya berlari ngibrit meninggalkan tempat itu. Duh, sial! Kesialan gue hari ini bertambah.

Alea memutar tubuhnya ke belakang, melihat apakah cowok itu masih mengejar atau tidak. Ternyata sosoknya sudah tidak terlihat di kejauhan. Karena ngos-ngosan, Alea berhenti sejenak. Membiarkan tubuhnya beristirahat, duduk di bangku taman sendirian. Terlihat dari wajahnya yang pucat karena kelelahan.

"Akhirnya lolos ju---, "
Belum sempat Alea menyelesaikan kalimatnya, sahutan dari belakang muncul.

"Mau lolos kemana, lo ha? Dasar cewek gila gak bertanggungjawab, " cowok itu memasang wajah tengil khasnya.

"Apa kata, lo? Coba ulangi lagi. "

"Dasar cewek gi---. "

"Sori, ye. Gue bukan cewek gila! Mau amat dikejar-kejar sama cowok modelan kayak, lo, " santai Alea---menunjuk wajah cowok itu.

"Dih, ge'er, lo. Gue mah banyak yang suka kali. Cewek gila! " maki si cowok.

"Udahlah, mana sini tanggungjawab, motor gue lecet gara-gara, elo, oneng! Ganti rugi gak, lo!" kesal cowok itu.

"Berapa sih emang, hah?"

"5 juta."

"HAHH. LO MAU MERES GUE YA? DASAR COWOK SINTING, GILA DUIT LO, YA? MANA ADA GUE UANG SEGITU. " teriak Alea tak terima!

"Yakin, lo? Sinting-sinting gini.. gue cakep kan?"

"Dih, jelek gitu."

"Mana sini kartu nama, lo. Atau mau gue laporin ke polisi aja, gimana?" Dengan terpaksa Alea menyerahkan kartu namanya pada cowok asing itu.

"Oh ya, kenalin, gue Ardiansyah Pratama. Biasa dipanggil Ardi. Btw, nama lo cakep juga ya. Besok gue samperin lagi, lo. Jangan kabur! Awas aja kalo kabur. "

Selanjutnya, Ardi meninggalkan Alea sendiri.
Masalahnya adalah Alea nyasar, tak tahu jalan pulang.

Hari ini. Gue. Triple. Sial.


Tinggalin jejak.
Jangan lupa vote and comment okeii❤

ALEZAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang