¹. Im Shi-Seon

149 17 10
                                    


┉ˏ͛ ༝̩̩̥͙ ⑅͚˚ [¹] ⑅͚˚ ͛༝̩̩̥͙ ˎ┉

"Hah! Produk limbah untuk para sampah masyarakat. Sesuatu yang memuakkan tentang produk yang tidak pantas untuk mereka gunakan."

‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵

A/n : w malas mulai dari flashback, jadi yang udah baca chapter yang w unpub anggap aja ya ga ada sementara. Btw cek buku sebelah- disana w nulis real-time, draf dll disana semua, kalo udh bagus menurut w baru w pindahkan kesini. M̶a̶a̶p̶i̶n̶ ̶y̶a̶ ̶p̶e̶n̶u̶l̶i̶s̶n̶y̶a̶ ̶m̶a̶l̶e̶s̶n̶y̶a̶ ̶k̶e̶b̶a̶n̶g̶e̶t̶a̶n̶

[Happy Reading]



"Dasar bajingan, Apa ini?! Apakah ini semacam lelucon? Kenapa obat ini lebih sedikit, huh?! Aku sudah membayar mahal hanya untuk ditipu?!" Suara melengking frustasi bergema memenuhi ruangan saat pria di depanmu melotot seakan bola matanya akan keluar kapan saja. Wajah memerah seperti lampu lalu lintas yang hampir tidak pernah dipedulikan oleh Park Jong-Gun saat berkendara kecuali bersama Soojung.

Kamu menggelengkan kepala pada pemikiran itu, tetap membungkukan badan untuk menunjukkan penyesalan, dan membiarkan Im Shi-Seon menenangkan pria yang terbakar ini. "Pelanggan yang terhormat, kami sangat menyesal mendengarnya. Tampaknya terdapat kekeliruan dari pihak pengirim. Kami-"

"Kami apa? Kalian bersekongkol, kan?! Mencari cara agar kalian bisa menyedot semua uangku seperti para brengsek yang tidak tau diuntung!" Pria itu memotong Shi-Seon, menyerbu dan meraih kerahnya, berusaha mengangkatnya di udara, hanya untuk menemukan dia gagal karena rekanmu lebih tinggi darinya (kamu seketika merasakan second hand embarrassment).

Menyerah dengan usahanya mengintimidasi, dia menunjuk-nunjuk dua kardus penuh berisi kumpulan bubuk halus yang terbungkus dan tersusun rapi di permukaan.

Jujur saja, kamu tidak mengerti definisi pria ini dari kata sedikit, apakah obat didalam paket diberikan lebih sedikit yang seharusnya? Kamu tidak tahu, pekerjaan ini sekedar mengantar dan menutup mata dengan apapun yang berkaitan dengan paket yang diantar, lagipula dia bukan pelanggan yang biasa kamu temui, jadi saat ini kamu hanya bisa bergantung pada rekanmu untuk penjelasan lebih lanjut nanti.

Namun rekan pengirimanmu tampak tidak terganggu, mungkin dia sudah berada pada tahap persetan-orang-ini, memutar dengan mata jengkel sambil membiarkan kata-kata frustasi pria yang lebih pendek masuk di telinga sebelah kanan dan keluar di sebelah kiri. Sesekali dia memberikan permohonan maaf yang tidak terdengar tulus.

Kau mengantisipasi bahwa kemarahan pria itu akan mereda setelah beberapa menit, memungkinkan percakapan yang lebih produktif. Namun, alih-alih menghilang, kemarahannya malah meningkat, dan keluhan yang tidak terkait pun mengalir keluar. Jari-jari Im Shi-Seon mulai mengepal.

𝐀𝐧𝐨𝐦𝐢𝐞 || Lookism x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang