"Angin yang berhembus kala itu, menghilangkan segala jejak tentangku. Yang tersisa dariku saat ini hanyalah nama yang selalu di sebut."
###
Gadis dengan rambut panjang yang terurai indah tengah berdiri di atas atap sekolahnya. Tidak ada seorangpun yang menyadari hal tersebut. Hingga angin berhembus membawa daun daun kering terbang bersamanya. Bersamaan dengan itu, gadis tersebut tanpa ragu melompat dari tempatnya berdiri. Rambutnya tersibak oleh angin yang berhembus, hingga akhirnya tubuhnya jatuh lemas di atas beton, aliran darah memenuhi area sekitarnya. Teriakan para siswa siswi yang menyaksikan hal tersebut menggelegar. Namun, dari banyaknya orang hanya ada seorang siswa laki-laki yang menghampirinya.
"Natasya!" Laki-laki dengan nametag bertuliskan Stevano memeluk tubuh yang terkulai lemas. Dengan lembut laki-laki tersebut menggoyangkan tubuh dalam pelukannya.
"Tasya!" Suara teriakan seseorang memecah keriuhan, laki-laki tersebut bergegas berlari menghampirinya, dan mengambil tubuh lemas Natasya dari tangan Stevano.
"Tasya! Tasya kenapa lo lakuin ini!? Tas gue serius sayang sama lo! Tolong jangan tinggalin gue!" Air mata laki-laki tersebut tidak terbendung, namun apa boleh buat? Natasya sudah sangat lemas sekarang. Laki-laki dengan nametag bertuliskan Darren tersebut tidak henti-hentinya mengusap dan mengecup lembut dahi Natasya, berharap gadis tersebut segera membuka matanya kembali.
"Lo brengsek! Lo yang buat Natasya kayak gini!" Teriak Stevano pada Darren.
"Gue tau gue brengsek! Andai gue ga mabuk waktu itu, gue nyesel atas apa yang gue lakukan! Gue sayang Tasya, gue sayang banget sama Tasya."
"Cepat panggil ambulans!" Teriak seorang siswa lainnya.
"Lapor polisi!"
"Panggil guru!"
Tanpa mempedulikan sekitarnya, laki-laki tersebut memeluk tubuh gadis di pangkuannya, tidak mempedulikan seragamnya yang berlumuran darah.
Tidak lama, guru datang untuk mengontrol keadaan, diikuti oleh ambulans dan juga polisi yang datang secara bersamaan.
Jasad Natasya dinaikkan ke atas ambulance, garis polisi di pasang di tempat kejadian. Stevan sedang bersama dengan temannya, dan siswa siswi lainnya terus berbisik-bisik tentang apa yang terjadi kepada Natasya siang hari ini.
"Gue yakin, Tasya ga bakal bunuh diri, Sur." Ucap Stevan dengan pandangan kosong.
"Kita gatau apa penyebab kematiannya. Biar polisi yang nyelidikin ini semua."
"Seandainya waktu itu gue ngakuin perasaan sialan ini, Tasya ga mungkin jadian sama cowo brengsek itu kan?! Ini semua pasti ada sangkut pautnya sama dia!"
"Lo ga bisa nyimpulin semuanya sendiri, polisi belum nemuin bukti apapun soal kematian Natasya."
"Polisi ga nemuin apapun? Bahkan ponsel Tasya?"
"Gaada apapun di tempat kejadian, kalau aja ponselnya jatuh, polisi pasti bakal nemuin di sekitaran dia jatuh!"
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kematian Tasya? Lo ga mikir ada yang aneh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life
JugendliteraturHidup? apa arti sebenarnya dari kehidupan? Natasya, gadis muda polos yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri, tidak ada pesan ataupun alasan dalam kematiannya. kematian yang begitu mendadak dan meninggalkan banyak luka untuk teman dan oran...