Min Yoongi mendengar nada dering dari handphone lipatnya, rupanya eomma menelepon
"Yoongi ya bagaimana keadaanmu"
"Aku baik baik saja eomma"
"Apakah pelatihanmu berjalan lancar? Kapan kalian mulai debut?"
"Ya eomma walau jadwal latihan padat tapi aku senang, kami tidak tahu kapan akan mulai debut perusahaan sedang kesulitan keuangan"
"Apa kau tidak ingin mencoba menjadi pegawai negeri seperti anak teman eomma"
"Sekarang sedang ada penerimaan calon pegawai negeri sipil, pulanglah ke Daegu dan mari mencoba tes di sini siapa tahu kau lulus. Kau anak yang cerdas eomma yakin kau lulus"
"Aku ingin mengejar mimpiku menjadi pemusik eomma, walaupun ini tampak mustahil tapi music sudah menjadi bagian dari jiwaku"
"Eomma tidak bisa lagi mengirimkan duit Yoongi-ya, perusahaan tempat appa bekerja mengalami kerugian setahun belakangan, mereka memberhentikan beberapa orang karyawan untuk menekan biaya produksi dan Appamu salah seorang karyawan yang diberhentikan"
"Tidak apa-apa eomma aku akan mencari pekerjaan sambilan di sini, eomma tidak perlu mengkhawatirkan yoongi"
"Makan teratur yoongi-ya, jaga kesehatanmu baik-baik"
Keluarganya hidup pas pasan, apalagi sekarang Appanya tidak bekerja, keuangan keluarga menjadi bertambah sulit. Dulu ibunya diam-diam mengirimkan uang untuk membantu biaya hidup yoongi di Seoul walaupun tidak seberapa tapi sangat membantu memenuhi kebutuhannya selama menjadi trainee. Appa Yoongi menentang keinginannya untuk bermusik, mungkin karena dia tidak yakin bagaimana music bisa memberi makan perut yang lapar. Dia banyak melihat musisi yang harus mengubur mimpinya kemudian bekerja menjadi karyawan perusahaan atau mencari pekerjaan lain karena menjadi musisi tidak bisa memberi kesejahteraan finansial.
Tapi Yoongi sangat jatuh cinta kepada music, dia bertekad akan hidup sebagagai musisi entah itu sebagai idol ataupun produser, ia tidak akan mundur.
Kruuk, perutnya yang lapar menyadarkannya bahwa dia belum makan sedari pagi. Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Dia keluar dari ruang kreatif kantor yang di gunakan oleh staff untuk rapat, atau menulis ide atau sekedar istirahat. Sebentar lagi jadwal latihan dance. Dia menuju ruang praktik dance, walau lapar dia tidak punya duit untuk membeli makanan. Gaji dari mengajari muridnya menulis lagu sudah habis untuk biaya hidup sejak dua hari yang lalu. Yoongi berpikir untuk mencari pekerjaan sambilan lainnya, tentu saja tanpa sepengetahuan agensi.
Yoongi masuk ke studio latihan dance, ruang berukuran 12 x6 M yang dicat berwarna putih dengan banyak lampu di atasnya. Sebenarnya agensi ini hanya mirip sebuah toko dengan sekat yang membagi bangunan tersebut menjadi 5 ruangan,: studio latihan dance, ruang kreatif, ruang music dan rekaman, satu untuk menyimpan perlengkapan baju dan alat panggung serta satunya ruang Bang si –hyuk PD nim.
Sebuah agensi kecil tapi dengan semangat besar yang tidak tahu bagaimana kedepannya bertahan melawan agensi besar yang sudah punya nama dan menghasilkan idol besar.
Di dalam sudah ada taehyung, Jin, j-hope, jungkook dan jimin.
Jin dan jungkook sedang latihan atau mereka sedang bercanda seperti biasanya. Jimin dan J-hope sedang makan cemilan.
"Hyung kemarilah makan" Jimin memanggil
"Makan saja kalian, aku tidak lapar" bohongnya
"Sudahlah ambil jumeokbap ini" serunya sambil menyerahkan nasi yang berbntuk bulat kepada Yoongi"
"Jin hyung membelikannya tadi untuk kita" Jimin juga menyodorkan sebotol air mineral kepada Yoongi. "Kau jarang makan bagaimana kau bisa menari dengan kaki sekecil itu".
"Kaki ku indah tahu, bahkan mereka seperti kaki anggota SNSD" balas Yoongi'
Jimin tertawa sampai matanya menyipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu (Yoonmin)
Fanfiction"Jangan buat aku bingung Hyung, sebenarnya kamu suka aku tidak?" jimin menaikkan intonasinya ia hamper meledak. bertahun-tahun tidak ada kata cinta yang terucap tapi mereka saling terikat satu sama lain. ini cuma imajinasi author yang terinspirasi d...