Chapter 2

221 34 1
                                    


Pesan masuk di hpnya satu pesanan jajngmyeon harus diantarnya. Sudah dua bulan Yoongi harus bekerja sambilan menjadi pengantar makanan di sebuah restoran jajangmyoen di Seoul. Yoongi mengambil sepeda motonya menerobos gerimis melaju ke arah restoran mengambil sebuah paket jajangmyon dan memasukknnya ke dalam kotak pengantaran yang tersemat di jok belakang motornya. Sesampai di alamat tujuan ternyata komplek apartemen yang lumayan bagus. Yoongi naik lift ke lantai 5, memencet bel, seorang pria muda dengan kemeja dan celana kain membukakan pintu memberikan sejumlah uang dan mengambil pesanannya.

Hujan mulai turun, yoongi memacu motornya melaju dalam derasnya hujan. Butir-butir air hujan yang jatuh ke kaca helmnya membuat penglihatannya sedikit terganggu. Ia melihat cahaya dari lampu mobil ketika akan berbelok di persimpangan dan mengerem sepeda motornya. Ban yang bergesekan dengan jalanan yang basah menimbulkan suara decit.

Ciiiit.. BRUK. Yoongi terjatuh tepat di bawah ban mobil putih di depannya. Jalanan licin dan kecepatan sepeda motornya yang tinggi membuat dia tidak dapat mengerem sepeda motornya sengan sempurna. Bahu kirinya membentur ban mobil yang menabraknya. Tetes air hujan membasahi wajahnya. Sejenak Yoongi tidak ingat apa yang terjadi padanya.DIa hanya mendengar suara mobil menjauh meninggalkan dirinya.

"Ugh sakit."Yoongi bangun dari aspal jalanan, membangunkan sepeda motornya yang terlihat menyedihkan dengan baret di bamper dan body samping kirinya, menghidupkan mesin dan kembali ke dorm.

Yoongi membuka pintu dorm tampak sepi, mungkin mereka sudah tidur, jam sudah menujukkan jam 00.30.

"Hyung kau kenapa" Jimin yang baru keluar dari kamar terkejut melihat Yoongi pulang dengan keadaan basah dan muka menahan sakit.

"Aku tadi terjatuh karena jalanan licin"

"Duduk dulu hyung, coba aku lihat luka mu"

"Telapak tangan mu berdarah, aku ambilkan peralatan P3K ya". Jimin bangun dan kembali dengan membawa kotak P3K dan semangkuk air di tangannya. Dia telaten membersihkan luka Yoongi, mengoleskan salep di tangannya.

"Mana lagi yang sakit Hyung?"

"Bahuku sakit" Yoongi membuka bajunya memperlihatkan kulitnya yang putih pucat. Bahu kiri yoongi tampak memar.

"Kau harus ke rumah sakit hyung" jimin bangun, pergi ke dapur, terdengar ia membuka kulkas. Tak lama dia kembali lagi dengan membawa mangkuk es batu dan handuk.

"Coba kau berbaring hyung."Yoongi berbaring di sofa, memiringkan badannya menghadap jimin. Jimin mengompres bahu Yoongi. Perlahan rasa sakit di bahunya sedikit berkurang.

"Aku akan ke rumah sakit besok"

"Aku akan mengantarmu kalau kau mau"

Yoongi menatap wajah jimin yang duduk di sofa yang sama dengan tempatnya sedang berbaring sekarang. Hampir tidak ada jarak di antara mereka, bahkan Yoongi bisa mencium aroma lotion yang digunakan Jimin. Jimin punya telinga kecil, bibir yang penuh, wajah yang tampan sekaligus cantik, kulit leher yang sedikit kecoklatan. Seketika mata mereka beradu tatap. Jimin dengan cepat memalingkan mukanya. Apa Yoongi melihat semburat merah di pipinya? Yoongi tidak yakin karena matanya sudah mengantuk.

"Terima kasih Jiminah"dan Yoongi pun tertidur.

Kamu (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang