"Seandainya" Sebuah kata yang sering terucap tanpa rasa tetapi sering dirasakan oleh hati dan tidak terlihat oleh mata
-PuanTahun 2023
Hari ini usia ku sudah 25 tahun, angka yang Sangat amat sulit bagi seorang wanita..
Kata yang menjadi alasan setiap orang menanyakan hal yang tidak sepatutnya mereka ketahui..
Tapi lagi lagi.. wanita hanya bisa tersenyum menanggapi segala bentuk gempuran peluru yang yang tak terlihat itu.."Kapan nikah? Udah ada calonnya belum? Kamu terlalu pemilih sih! Udah tua loh, gak iri sama teman-teman kamu yang sudah nikah? Bahkan udah ada yang punya anak tiga loh!"
Yap, bahkan bagi beberapa orang, Sangat mudah mengklaim hal tersebut sebagai lelucuan, dan bahkan tak jarang bagi mereka menertawakan dengan lantang dan kencang..
Tanpa malu dan berdosa, mereka bahkan membiasakan kata tersebut dalam kehidupan mereka..____🤍____
Bismillah, mari kita mulai pagi ini dengan segala semangat positif dan senuyuman indah terpancar bagai kehidupan yang menunggu matahari menyinari🌞
"Mah, Havy berangkat kerja dulu ya mah, muachh.. Assalamu'alaikum" ujar ku yang datang dengan terburu-terburu, bergegas menyiapkan barang-barang yang sudah ku siapkan, mengenakan jaket dan helm, karena pagi ini sudah sangat terlambat.
Ku liat jam tangan ku yang sudah menunjukkan pukul 07.00, "Astagfirullah, udah telat"
07.50
"Hufttt.. Macet banget tadi di jalan guys" bisik ku kepada teman-teman ku yang sudah siap rapih tertata berdiri dengan tegap di depan murid-murid, sedangkan aku hanya tersenyum simpul memahan malu karena kebodohan ku yang datang terlambat, bahkan bisa dikatakan tinggal 10 menit lagi upacara usai di laksanakan.Setelah usai upacara_
"Bu Havy udah sarapan bu? Tadi pagi macet banget ya bu di jalan?" Ujar guru senior yang mencoba menegur ku dengan sedikit intonasi lembut dan tatapan tajam.Gleg.. susah payah ku menelan ludah ku sendiri melihat guru tersebut. " Hehe iya bu, Maaf ya bu saya kesiangan bu" ku memberanikan diri dengan senyum manis dan badan yang sedikit membungkuk dan tangan yang saling menyatu mengutaran permohonan maaf ku.
"Saya harap di pekan ketiga ketelatan ibu satu bulan ini, hari ini adalah hari terkakhir telat ya bu, saya harapkan kerjasamanya untuk kedepannya agar lebih baik ya bu, kerena kita seorang guru, yang harus memberikan contoh terbaik untuk anak-anak bu, terima kasih". Ujar wakil kepala sekolah dengan lantang, tegas dan penuh penekanan menatap ku.
"Ba.. Baik bu, akan saya usahakan bu" ujarku dengan suara bergetar mengingat banyak kesalahan yang ku buat bulan ini di tempat kerja ku, dan aku pun bingung dengan diri ku sendiri, kenapa akhir-akhir ini pekerjaan yang ku lakukan banyak yang tidak sesuai dengan yang kufikirkan.
Teman ku datang dengan dua gelas di tangannya mendekat memberikan kopi dan sentuhan penenang untukku. "Udah vy, Bu kom mah emang suka begitu, jangan terlalu di pikirkan"