9. Rahasia Kotor

23 10 2
                                    

Pria itu berlari ke arah kami. Senyum ceria dan kekanak-kanakan terpasang diwajahnya. Kupikir dia teman manusia Raven, tetapi mood ku langsung buruk saat melihat beruang coklat kecil dibelakang yang berjalan seperti manusia.

"Senang bertemu denganmu! Wahh sudah lama aku tidak mengunjungi kota ini, dan ternyata tidak banyak yang berubah ya!" Kata pria itu panjang lebar.

"Tunggu sebentar! Jadi kamu gadis itu? Gadis campuran yang diburu banyak orang!" Kata pria itu sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke arah wajahku. "Kau tau? Kau jadi perbincangan banyak penguasa kota. Mereka berbicara omong kosong tentang keinginan mereka untuk memakan jiwamu!" Teriaknya kegirangan.

Aku sedikit menyesal hampir berpikir akan ada orang waras disekitar ku. Ternyata dia lebih parah karena sangat berisik dan tidak waras.

"Hentikan. Ayo kita mulai pembicaraan saat sudah sampai dirumah ku." Kata Raven sambil berjalan mendahului.

Kami berjalan hingga sampai di minimarket tempat River menculik ku. Kami masuk ke dalam gang dan berhenti di ujung tembok.

"Shannon tutup matamu dan jangan lepaskan genggaman tanganku. Yah, tidak masalah kalau kau nekat melanggarnya. Kau cuma akan terbangun di hutan terlarang, dimana para myling siap untuk memakan mu dalam hitungan detik." Kata Raven sambil tersenyum. Senyum mengejek.

"Memangnya harus tersenyum seperti itu!" Kataku kesal.

"Hahaha... Cukup seru! Tapi hentikan oke. Hentikan. Ayo kita pergi!" Kata Griffin menengahi kami.

Aku menutup mataku lalu kami mulai berjalan. Aku ingin menghafal jalan yang kami lewati, tetapi terlalu rumit. Tiap beberapa langkah kami selalu berbelok, atau berbalik arah. Membuatku tidak habis pikir akan motivasinya membuat jalan seperti ini.

"Sampai! Buka matamu nona kecil." Bisik Raven tepat ditelinga ku.

Aku membuka mata dan langsung disambut suara pertengkaran dua hewan dari arah belakang ku.

"MIAUWW!" Teriak River sambil membesarkan tubuhnya.

"RAWW!" Beruang kecil itu ikut membesar, dimana gigi-gigi besar dan tajamnya terlihat.

"Hei, hei, hei! Ada apa ini?" Tanya Griffin menengahi itu semua.

"Ungh ungh ungh." Rengek beruang itu dengan suara manja.

"Apa yang dia bilang Griffin?" Tanya Raven serius.

"Hahaha! Pertengkaran kecil. Poe tidak sengaja menendang River saat perjalanan ke rumah ini. Dan River marah karena dirinya hampir terjebak di hutan terlarang." Kata Griffin sambil tertawa kecil.

"Meong meong meong!" Kata River yang membuatku mengernyit. Rasanya aku ingin mengunjungi psikolog.

"River bilang itu sengaja. Dia bilang kejadian ini terjadi beberapa kali setiap kalian berkunjung." Kata Raven terlihat lelah.

"Hahaha... Benarkah?" Kata Griffin terlihat menikmati pertengkaran ini.

"Hentikan. River sudah cukup oke? Mulai besok kau jalan didepanku." Kata Raven sambil memijat keningnya.

Kucing itu mengangguk lalu mengecilkan badannya. Setelah itu River berjalan mendahului kami sambil mengeong-ngeong marah. Raven yang melihat itu hanya menggelengkan kepala lelah. Sedangkan beruang itu berguling-guling senang, dimana pemiliknya tertawa seolah melihat hiburan. Dan aku? Aku cuma berusaha untuk menjaga kewarasanku terhadap semua ini.

Setelah pertengkaran dua hewan itu, kami berkumpul di ruang perpustakaan. Raven duduk berhadapan dengan Griffin, aku duduk disebelah Raven. Suasana canggung yang menyebalkan.

 The Magician's Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang