20. Masa Lalu Raven (2)

21 7 2
                                    

"Jadi bagaimana nona Selena? Apakah kita jadi melakukan sumpah darah?"Kata Paman aneh itu sambil menunjukkan pergelangan tangan kirinya. Sebuah tangan kurus yang memiliki jari panjang.

"Tidak. Tidak perlu! Tidak peduli aku percaya atau tidak. Aku menolak untuk melakukan hal-hal aneh seperti itu. Paling tidak sadar diri dong paman! Kalau kau menjadi aku, memangnya mau melakukan hal aneh yang berhubungan dengan darah bersama musuh yang memiliki niat untuk membunuhmu?!"

"Hahahaha! Pintar sekali anda nona. Baiklah, kalau begitu akan aku lanjutkan cerita ku."

"Oke, silahkan. Aku juga sudah lelah!" Kataku sambil menopang dagu.

"Saat kami mempelajari buku itu. Kami mengetahui bahwa banyak sekali anugrah yang buku itu berikan. Salah satunya menjadi seorang dewa!" Katanya dengan nada berlebihan.

"Tetapi untuk menjadi sang dewa, kami harus memiliki kekuatan api hitam! Sayang sekali, tidak ada cara untuk memiliki kekuatan itu. Karena api hitam merupakan sebuah anugerah. Jadi kami menemukan alternatif lain, membuat sang dewa untuk kami kendalikan. Dan itu adalah Raven!"

"Astaga. Kenapa kalian tidak memiliki keinginan untuk mati dengan tenang saja!" Kataku sambil menggeleng sedih.

"Hahaha... Lucu sekali nona!" Katanya dengan nada kesal.

"Samantha Wixx, atau adik tiri Raven, yang merupakan kelemahan tersebar Raven. Aku tidak akan menceritakan apa saja yang Raven lakukan demi adiknya saat menjadi manusia, silahkan nona lihat sendiri. Yang terpenting, adik Raven adalah harapan kami untuk mengendalikan Raven! Tetapi sangat disayangkan, tidak ada cara untuk membangkitkan orang mati, kecuali orang itu sudah melakukan perjanjian."

"Seperti Alder?" Tanyaku.

"Benar nona. Lalu kami menemukan sebuah catatan eksperimen, mencampurkan dua jiwa untuk mendapatkan kekuatan yang luar biasa! Tetapi sang penulis belum berhasil melakukan hingga akhir hayatnya. Jadi kami melanjutkan eksperimen itu. Karena kami juga membutuhkan kekuatan besar untuk mengendalikan Raven, kami tidak mungkin mengendalikan Raven hanya dengan seorang perempuan kecil yang mirip adiknya bukan? Menciptakan kekuatan hebat yang disimpan di tubuh seorang wanita yang mirip dengan Samantha Wixx. Sehingga Raven tidak dapat menghalangi rencana kami, sangat brilian bukan?"

"Iya benar sekali Paman!" Kataku dengan nada bosan. Kurasa paman ini sudah lama menunggu seseorang untuk mendengarkan ceritanya.

"Jadi kami melakukan eksperimen itu selama puluhan tahun. Bahkan hampir ratusan kalau tidak salah? Sudahlah, lupakan. Kami harus mengalami fase hidup dan mati, karena kami sangat lemah. Terkadang saat kami dibangkitkan, ingatan kami hilang separuh. Dan itu sangat merugikan kami dalam melakukan eksperimen."

"Jadi, paman dan teman-teman paman hidup menderita selama ratusan tahun untuk menciptakan sebuah kekuatan yang bahkan belum tentu paman dapatkan?" Tanyaku dengan nada bosan. Kenapa orang-orang sangat rakus.

"JANGAN MENYEPELEKAN MIMPI KAMI!" Gertak Paman sambil menggebrak meja.

"Kamu! Kamu tidak tahu betapa menakjubkan nya kekuatan itu. Betapa hebatnya menjadi sang dewa!"

"Baiklah, baiklah. Maafkan saya Paman." Kataku sedikit takut. Seram juga kalau orang tidak waras mengamuk.

"Saat penciptaan mu, kami harus mengorbankan satu teman kami. Ya, walaupun kami bisa membangkitkan nya nanti. Tetapi dia harus kehilangan seluruh ingatannya terlebih dahulu."

"Oke, lalu?" Kataku tidak sabar karena Paman aneh itu memberi jeda panjang untuk melanjutkan ceritanya.

"Ayahmu."

"APA?!"Teriakku.

"Ayahmu adalah salah satu teman kami yang harus kami hilangkan ingatannya. Karena kami takut jika kamu lahir, yang merupakan anaknya.
Kami takut Ayahmu nantinya akan mengkhianati kami untuk melindungi mu. Jadi kami menghilangkan ingatannya, lalu mempertemukan nya dengan ibumu. Kemudian saat kamu lahir, kami membunuhnya, kemudian membangkitkan nya lagi."

 The Magician's Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang