46. Pengakuan

1.4K 167 20
                                    

Hi guys
Makasiiih buat kalian yang masih nungguin cerita gak jelas ini.

Happy reading 💚

❤❤

Hari-hari yang dilalui Airi rasanya makin berat. Bayak fikiran yang mengganggu kepalanya, hatinya resah, Airi rasa ia gagal moveon?

Jadi untuk menghalau fikiran menggangu itu, Airi menyempatkan diri mengajak Jio bermain di taman bermain dekat tempat tinggal Jio.

Jio dan Airi bisa dibilang sangat dekat, mereka sering bermain bersama karena Jio sering kali dititipkan kepada Airi kala papahnya pergi mengurus pekerjaan bersama sang abang.

"Kakak apa boleh Jio bermain dengan mereka?" Tanya Jio sembari jarinya meunjuk pada anak-anak yang sedang bermain bersama

"Boleh dong sayang" Jawab Airi

"Terimakasih" Jio sopan

Jio langsung berlari menghampiri anak-anak yang sedang bermain bersama dan Airi pun menyusul.

Airi disana mengawasi Jio dan sesekali ikut bermain juga bersama anak-anak yang lain.

Dirasa sudah capek mengikuti permainan anak-anak yang super aktif itu, Airi memilih istirahat dan duduk di sebuah bangku yang tak jauh jaraknya dengan Jio bermain.

Sedangkan disisi lain taman bermain yang Airi dan Jio datangi, Ada Nathan yang sedang hunting foto.

Nathan mencari objek-objek yang bagus untuk ia potret, tepat saat lensa kameranya mengarah pada sebuah bangku yang diduduki oleh seseorang,

"Riri" Gumam Nathan

"Itu bener Riri?" Tanyanya pada diri sendiri

Nathan hendak memanggil Airi tapi tak jadi karena ia takut jika nanti ia memanggil Airi, Airi akan pergi kabur darinya.

Nathan sudah sadar kalau Airi menjauhinya.

Dan dengan begitu Nathan pun akhirnya memilih untuk menghampiri Airi secara langsung.

"Riri" Panggil Nathan

Yang dipanggil pun mengengok. Dan berapa terkejutnya Airi kala melihat Nathan dihadapannya.

"Na-nathan?"

"Riri" Panggil lagi Nathan

"Lo ngapain ada disini? Lo lagi sama bian ya? Waah kebetulan banget gue juga lagi sama anaknya temen bang Ahren, tuh anaknya lagi main. Kalau Bian dimana?" Airi mencoba untuk tak gugup

"Gue mau ngomong sama lo Ri" Nathan tak memperdulikan omongan Airi tadi, raut wajahnya serius sekali ketika menyampaikan ucapannya tadi

"O-oh yaudah ngomong aja?"

"Gak disini, ayo ikut gue" Ajak Nathan

"Gue lagi jagain anak orang, mending ngomong disini aja Nath" Sebenarnya Airi tak mau berlama-lama dengan Nathan

"Gak bisa, ayo ikut gue sebentar" Paksa Nathan

"Eh bentar jangan tarik-tarik gini, gue mau bilang Jio dulu"
...

Airi dibawa Nathan ketempat yang lumayan sepi. Entah Airi tak tau Nathan akan membicarakan apa.

"Kenapa sih harus pergi segala? Ngomong ditaman kan bisa" Kesal Airi

Sekali lagi, Nathan tak perduli dengan omongan Airi itu.

"Lo kenapa ngehindarin gue?" Tanya Nathan

Airi kaget dengan pertanyaan Nathan.

"Gue enggak?" Airi mengelak

"Lo iya"

"Enggak"

"Iya, lo ngehindarin gue Airi, gue hubungin gak bisa-bisa, chat gue gak pernah lo bales, gue samper ke kelas lo nggak ada, gue kerumah lo juga gak ada. Itu namanya apa kalau gak ngehindar!!" Ucap Nathan emosi

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang