3

44 1 0
                                    

Pukul 19:30 malam, renjun baru terbangun dari tidur nya

"Oh astaga, aku melupakan makan malamku" Renjun menundukkan kepalanya, entah mengapa ia sangat lapar kali ini, bisa bisa saja ia mendatangi koki istana lalu langsung memerintahkannya untuk membuatkannya makan malam, tapi ia pastinya akan bertemu dengan sang ayah bukan? Rasanya malas sekali

Tiba tiba ada seseorang yang langsung membuka pintu , membuat renjun berteriak karena terkejut

"Hei heii?? Kenapa kau terkejut? " Guanlin menatapnya sambil membawa piring yang berisi makanan

"Aku kira kau hantu, kau mengejutkan ku, seharusnya kau ketuk dulu dasar kesatria menyebalkan"renjun mencibik guanlin, tatapannya beralih ke makanan yang dibawa sahabatnya itu

" Untuk apa aku mengetuk pintu kamarku sendiri? " Guanlin menyerengit bingung, bukan salahnya kan?

"Ah lupakan, itu untukku kan? Terimakasihh kau memang sahabat terbaikku"renjun langsung berdiri lalu mengambil alih makanan yang guanlin pegang

Renjun lalu duduk kemudian memakan makanannya, ia melupakan tata krama seorang pangeran saat bersama guanlin

" Huft, padahal itu makan malamku, tapi melihatnya makan dengan lahap membuat ku senang"guanlin berbicara dalam hati, ia duduk disamping sahabatnya itu lalu mengusap usap rambutnya

"Makanlah yang banyak"guanlin tersenyum tipis dibalas senyuman lebar dari renjun

"Aku takutt berpisah denganmu guanlin" Renjun menoleh dengan pipi yang masih berisi makanan

"Habiskan dulu makananmu pendek, baru bicara" Guanlin terkekeh pelan, dibalas tatapan tajam dari renjun, sebenarnya ia juga tak mau berpisah dari renjun, tapi ia tau bahwa ia hanyalah teman baginya

"APA KAU BILANG? PENDEK? BERANINYA KAUU LAII"renjun langsung memukuli tubuh guanlin dengan brutal, tapi hanya dibalas tawaan oleh guanlin, rasanya seperti dipukul angin, ia pernah merasakan yang lebih sakit daripada in

" Kakakk buka pintunya, aku tahu kau ada disini "terdengar suara jaemin dari depan pintu, guanlin beranjak kemudian membuka kan pintu untuk pangeran jaemin

Guanlin menunduk, apakah jaemin mengadu ke ayah yuta jikalau renjun ada bersama nya? Entahlah

"Kakakk, oh astagaa, ayah sangat marah saat kau tidak ada di meja makan tadi" Jaemin mempoutkan bibirnya, ia tahu alasan renjun memilih tidak mengikuti makan malam di istana

Renjun tersenyum tipis lalu mengusap usap rambut adiknya itu "aku baik baik saja jaemin a , aku hanya butuh waktu untuk memikirkan ini"

Jaemin terdiam, tadi ia sempat tak setuju dengan rencana ayahnya, ia juga bilang bahwa ia yang akan menggantikan kakaknya, tapi? Ayah yuta langsung membentak nya, membuat jaemin takut lalu langsung berlari kesini

Jaemin selalu dibawa ke pertemuan manapun, jadi ia mengerti wajah pangeran jeno yang akan di jodohkan kakaknya, jika ia mengajak kakaknya untuk pertemuan, maka ayahnya akan menjawab "tidak jaemin, kakakmu harus belajar"

Renjun menatap adiknya, ia mengelus pipi tembam jaemin

"Aku akan disini beberapa waktu, kau kembali lah ke istana"renjun berbicara dengan nada lembut, jaemin mengangguk, sebelum ia pergi ia memeluk erat kakaknya itu

"Baiklah, kesatria lai tolong jaga kakakku" Ucap jaemin sebelum pergi dari kamar guanlin

"Tentu saja yang mulia" Guanlin menegakkan badannya, membiarkan renjun menatapnya dengan tawa yang ia tahan

"Seharusnya kau melihat wajahmu alin aa~ , ah bisakah kau mengusap kepalaku? Aku ingin tidur sekarang" Renjun dengan cepat membaringkan tubuhnya di ranjang , ia menepuk kasur mengisyaratkan guanlin untuk duduk disana

Guanlin mengangguk, ia langsung duduk dan mengusap rambut renjun, hal itu sering ia lakukan saat kecil bersama renjun tentunya.

"selamat malam renjunnie a" renjun tersenyum, ia selalu suka nama panggilan masa kecilnya dipanggil oleh orang yang paling ia sayangi

"selamat malam alin a" renjun langsung menutup matanya, menikmati elusan dari sahabatnya

Guanlin sebenarnya mencintai sang pangeran, lebih dari apapun, namun kasta mereka berbeda kan?



                       .                     .



Pagi pun datang, renjun menggeliat dari tidurnya ia mengerjapkan matanya, melihat sahabatnya tidur nyenyak di sofa , ia tersenyum

renjun pergi ke kamar mandi, membasuh wajahnya kemudian mendekati guanlin untuk membangunkan nya

"Alin aaa, ayo bangun" Renjun mengusap usap kepala guanlin dengan pelan, namun guanlin tidak kunjung membuka kan matanya

Karena renjun kesal ia langsung berdiri , menghentakkan kakinya kemudian berteriak

"ALIN A TOLONG AKU, AKU DIBAWA IBLIS, AYAHH BUNDAA TOLONG AKUU" Teriakan renjun terdengar jelas hingga keluar ruangan, guanlin membulatkan matanya, ia langsung mengambil pedangnya, menodongkan pedangnya dengan cepat

renjun tertawa, itu cara yang ampuh untuk membangunkan temannya kan? guanlin menghela nafas , meletakkan pedangnya lalu duduk diatas sofa

"maafkan akuu , kau tidak bangun, makanya aku berteriak"renjun duduk di sebelah guanlin , mengusap usap kepalanya dengan lembut

"Tap-" Sebelum guanlin menyelesaikan ucapannya terdengar ketukan pintu yang keras, disusul dengan teriakan dari penjaga lainnya

dengan segera guanlin membuka pintunya, membiarkan rambutnya yang acak acakan dan nyawanya yang belum terkumpul

disana terlihat 10 penjaga dan raja yuta menatapnya dengan tajam, guanlin menelan ludahnya

"Dimana anakku? Salah satu penjaga mendengarnya berteriak" Renjun mengayunkan pedangnya tepat di samping leher guanlin

Renjun berjalan dengan pelan , menatap semua orang dengan takut takut

"Aku baik baik saja, tadi aku hanya membangunkan kesatria guanlin, tapi dia tidak bangun makanya aku berteriak"renjun mencoba memberikan penjelasan, bahwa itu hanya akal akalan dia saja

Seluruh penjaga dan raja yuta merasa lega, dengan sigap raja yuta memerintah penjaga untuk pergi

"Jadi kau tidur disini? " Raja yuta menatap anak pertamanya dengan tatapan datar

Renjun mengangguk, ia benci tatapan datar. Entah dari siapapun itu.

"iya, aku hanya ingin" Renjun mendorong guanlin lalu pergi dari sana, mungkin ia akan mengunci dirinya sendiri dikamar, begitulah.

"Jangan terlalu dekat dengan pangeran renjun kesatria lai, dia akan ku jodohkan dengan seorang pangeran." Raja yuta menatap guanlin dengan tajam, guanlin segera menunduk

"Baik yang mulia, maafkan saya"

"Jika kau bukan anak dari lai daniel dan sahabat anak pertamaku mungkin kau sudah ku buang dari lama." Raja yuta langsung beranjak dari sama, membiarkan guanlin yang terdiam kaku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WOURITUS [GUANREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang