WHO IS HE?

20 3 2
                                    

Ruangan UKS begitu dingin, membuat Nara yang sedang terbaring tiba-tiba membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa pusing, sebab saat membuka mata langsung disapa oleh cahaya terang dari lampu UKS.

Ia mendudukan dirinya dibrankar, melihat sekeliling ruangan. Menatap bingung, sedang dimana ia saat ini. Kemudian Nara menyadari bahwa dirinya berada didalam UKS.

"Kenapa aku berada disini?" Tanyanya bingung. Ia mengingat ingat kembali kejadian apa yang menimpanya sampai Nara berbaring di UKS.

Tak lama dari itu, Nara ingat bahwa dirinya tadi pingsan sesaat bola basket menghampiri wajah Nara Dan hidung nya berlumuran darah. Lalu tiba-tiba suatu pertanyaan terbesit di pikiran Nara. Sebab siapa yang menghantarkan Nara ke ruang UKS?

Kenop pintu itu bergerak dan terbuka lebar. Memperlihatkan seseorang ingin masuk kedalam ruangan UKS. Nara melihat siapa seseorang yang ingin masuk kedalam ruangan ini. Dokter sekolah? Atau siapa? Nara terkejut ketika seseorang itu masuk sepenuhnya kedalam ruangan. Serta pintu itu tertutup dengan rapat.

"Siapa kau?!" Bentak Nara.
Bagaimana tidak terkejut kalau yang masuk kedalam ruangan itu adalah anak laki laki.

"Maaf. Aku yang menjaga mu disini. Aku hanya ingin memeriksa kondisimu" jawab anak laki laki itu dengan senyum manisnya.

Penjelasan itu sedikit membuat Nara bernafas lega. Ia pikir orang jahat yang akan masuk kedalam ruangan UKS ini.

Lalu laki laki itu menghampiri Nara menanyakan kondisi Nara saat ini.

"Bagaimana? Kau sudah mendingan?"

Nara tak menjawab, melainkan ia memperhatikan wajah lelaki itu di hadapannya dengan seksama. Ia merasa wajah lelaki itu tampak tak asing. Karena tak ada respon, lelaki itu melambaikan tangannya tepat pada wajah Nara. Berhasil membuyarkan lamunan Nara.

"Sedikit pusing saja." Ujar Nara.

"Aku minta maaf. Kau pingsan karena ku. Tadi tidak sengaja melempar bola ke arah mu."
Ternyata yang membuat Nara pingsan hingga mimisan itu ulahnya. Ia memasang wajah khawatir dan bersalah pada Nara.

"Rupanya kau, lalu yang membawaku kesini kau juga?" Tanya Nara.

"Iya Tuan putri.....ehh..maaf maksudku, iya aku yang membawamu ke UKS" balasnya kaku.

Nara dibuat bingung olehnya, sebab ia berkata tuan putri? Tuan putri siapa yang ia maksud? Gelagatnya sangat aneh saat Nara pandangi.

Suasana kembali hening tidak ada lagi percakapan. Lalu Nara memecahkan keheningan diantara mereka berdua

"Kau yang kemarin menolongku itu kan? Mengembalikan handphone ku di halte bus?" Tanya Nara pada lelaki itu. Sebab ia merasa bahwa dirinya seperti mengenal wajah lelaki di hadapannya.

"Ah....iya itu aku" Ucap lelaki itu tak lupa dengan senyum manisnya.

Nara benar, orang yang ada di depannya seperti tak asing, seperti pernah bertemu sebelumnya. Dan ternyata lelaki yang menolongnya waktu itu bersekolah disini juga.

"Dugaan ku benar. Lagi lagi kau menolongku. Terimakasih untuk waktu itu dan terimakasih untuk hari ini." Ucap Nara.

"Tidak perlu berterimakasih sudah seharusnya aku menolongmu." Ada perasaan aneh saat Nara mendengarnya. Seperti lelaki itu sedang mengucapkan suatu pernyataan yang harus dilakukan. Tapi entahlah mungkin itu hanya perasaan Nara saja.

"Alaut! Ayo ke lapangan, sebentar lagi kita akan tanding"

Apa? tunggu, Alaut katanya? Dia memanggil siapa? Nara terkejut saat seseorang dari bilik pintu itu memanggil nama 'Alaut' siapa yang dimaksud Alaut itu? Pertanyaan pertanyan itu menumpuk pada pikiran Nara. Apa lelaki yang di hadapan nya ini bernama Alaut Anantara seperti yang Sheina katakan pada waktu itu? Entahlah. Kepala Nara rasanya pusing sekarang. Ia diam membeku.

"Sepertinya aku harus keluar, kau tidak apa apa ku tinggal disini?" Lelaki itu bertanya.

"Kau Alaut Anantara?" Nara balik bertanya dengan mimik wajah bingung. Ia terlanjur penasaran.

"Cepatlah, kita akan terlambat nanti!" Lagi lagi pemuda yang memakai baju basket itu memanggil.

Ia terlihat cemas akan terlambat saat pertandingan nanti. Memang benar, hari ini ada pertandingan bola basket antar kelas, mungkin ia menjadi salah satu anggota pemain basket itu.

"Iya sebentar lah dulu"

"Sudah ya. Aku akan keluar. Jika kau sudah membaik, masuk kelas saja, oke?" Ucap Alaut sambil menepuk pelan pucuk kepala Nara. Perlakuannya itu sontak membuat Nara salah tingkah. Tanpa berkata apapun lagi, Alaut melangkah pergi meninggalkan Nara di ruang UKS. Suara bunyi dari pintu terdengar saat Alaut menutup pintunya.


°°°

Pertandingan itu sudah selesai ketika 1 jam berlalu. Alaut menyeka keringatnya sembari jalan menuju sisi lapangan.

Banyak orang mensorakan dirinya. Karena pertandingan hari ini dimenangkan oleh regunya. Tak heran jika menang, ia bahkan pernah menjuarai satu bola basket tingkat nasional. Selain tampan, Alaut sangat tinggi, sekitar 185 cm mungkin? karena itulah ia memilih menjadi pemain bola basket.

Tiba tiba saja seseorang entah dari mana datang menghampiri Alaut, memberikan botol air minum padanya.

Seseorang itu Nara. Alaut menerima botol air minum itu dengan senang hati. Alaut membuka botol air itu dengan cepat ia meneguk meminumnya.

Tak lama kemudian Nara membuka percakapan antara dirinya dengan Alaut.

"Itu air minum aku kasih sebagai bentuk tanda terimakasihku dan selamat untuk regu mu karena menang hari ini." Katanya sembari tersenyum singkat.

"Ah begitu ya, terimakasih" jawab Alaut dengan senyuman.

"Apa tadi kau menonton pertandinganku?" Alaut bertanya, tapi yang ditanya hanya diam tak merespon. Ia menyadari bahwa dirinya sejak tadi diperhatikan oleh Nara.

"Namamu benar Alaut Anantara?"

Lagi lagi Nara menanyakan hal yang sama pada saat di ruang UKS juga. Memastikan apakah lelaki yang di hadapan nya itu bernama Alaut atau Nara yang tadi memang salah dengar.

"hmm iya betul, namaku Alaut Anantara" Alaut memperkenalkan diri. Sontak Nara mendengarnya begitu terkejut. Memang benar dia.

"Kau murid pindahan?" Nara bertanya

"Iya, kenapa?" Balasnya

"Sejak kapan?"

"Sejak....2 minggu lalu"

"Kau kelas apa?"

"Kelas 12A, memangnya ada apa?"

"Kau tinggal dima..... ah kenapa aku terkesan seperti mewawancarai orang. Sudah lah lupakan" ucap Nara.

Langkahnya pergi meninggalkan Alaut yang diam membeku disana. Sesekali Alaut tersenyum gemas pada tingkah Nara. Alaut menatap belakang punggung perempuan itu dari kejauhan sana, Nara pun menghilang dari pandangannya.

"Bagaimanapun caranya, aku harus membawa dia kepada Ratuza"

°°°

tbc guysss

penasaran ga si, cwo ini tuh siapa?
klo penasaran follow, komen and vote yaww biar ak semangat buat lanjutin xixixi
arigatouu readerss

rinn

Nara dan Lautnya || Choi Soobin [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang