Mentari mulai datang menyinari sela sela jendela kamar Nara. Cahaya silau dari jendela mengganggu kenyamanan tidurnya. Ia terbangun dengan keusikan matahari pagi yang menyapa.
Dengan cepat Nara bangkit dari kasur berwarna biru kesayangannya. Ekspresi kesal sangat nampak pada mimik wajahnya.
Harapannya untuk bangun siang tidak jadi, karena teringat bahwa hari ini ia harus pergi bersekolah. Langkah demi langkah, Nara meninggalkan kamarnya dan bergegas kekamar mandi. Nara takut hari ini ia akan kesiangan lagi.
Nara Atlantica namanya. Perempuan yang mempunyai paras cantik, si pencinta laut dan hujan. Kebetulan juga Nara tinggal di pinggir laut bersama Ibu. Ayahnya pergi entah kemana meninggalkan keluarga dan tanggung jawabnya begitu saja. Umur Nara baru beranjak 17 tahun. Statusnya sekarang masih menjadi pelajar. Perempuan yang tidak sedikitpun memikirkan percintaan. Karena baginya cinta itu hanyalah ilusi semata.
Seperti biasa, hari ini Nara pergi sekolah dengan menggunakan transportasi umum, yaitu Bus. Naik bus untuk pergi sekolah adalah suatu hal yang Nara sukai. Karena dari jendela bus, Nara bisa melihat pemandangan Laut serta matahari yang muncul dengan indah dari timur sana. Setiap harinya, ia selalu memotret pemandangan di pagi hari yang indah itu dari jendela bus.
Pada pukul 6 pagi, Nara sudah sampai di penurunan halte bus. Sekitar 50 meter lagi, Nara harus berjalan kaki menuju tempat sekolahnya berada.
Melewati jembatan jembatan kecil, dengan pemandangan sungai yang indah serta bersih. Nara menyukainya, itu berarti warga setempat menjaga keasrian sungai.
Bersenandung ria Nara menuju ke sekolahnya. Lebih dari 5 menit, Ia sudah sampai. Menatap gerbang dan sesekali menyapa satpam yang berjaga di depan gerbang. "Syukurlah ternyata aku tidak terlambat" batinnya.
"Nara!" Seperti sosok memanggil Nara dari kejauhan. Ia menengok ke arah sumber suara.
"Selamat pagi putri laut" panggilnya dengan senyum manis serta menepuk pelan pundak Nara. Putri Laut sudah menjadi julukan khas untuk Nara. Orang terdekat Nara, memanggilnya seperti itu. Karna Nara bermimpi ingin menjadi Putri Lautan."Rupanya kau, Sheina. Selamat pagi juga Shei" senyum manis terukir di wajah cantiknya.
Sheina Lataqhuisna, sahabat dekat Nara dan kebetulan mereka satu kelas. Tiba tiba Sheina merangkul Nara dan berkata "Ayo masuk kelas, kebetulan aku membawa roti banyak, kita sarapan bersama"
"Tepat sekali, aku pun belum sarapan. Kau tau saja apa yang aku inginkan." Jawab Nara penuh semangat. Jujur saja, saat tadi di rumah Nara tak sempat ber sarapan terlebih dahulu. Untungnya Sheina membawa makanan. Dan mereka pun berjalan bersama ke kelas. Terkadang canda tawa mereka lontarkan.
°°°
Saat ini cuaca menjadi hujan, membuat suhu menjadi lebih dingin di dalam kelas dari biasanya. Hujan saat ini seakan mengajak Nara untuk terlelap dalam tidurnya. Nara tertidur diatas meja dengan tenang. Entah sedang bermimpi apa ia sekarang.
Tiba tiba saja cipratan air dingin membasahi wajah Nara. Kejahilan Sheina membuat tidur Nara terusik. Nara tidur dalam kelas karena tidak ada guru masuk untuk memulai pelajaran.
Seharusnya jam ini adalah jam pelajaran fisika. Tetapi gurunya sedang sakit. Sedikit membuat hati kecil Nara senang. Fisika salah satu pelajaran yang paling Nara tak sukai. Menebak soal soal fisika terlalu sulit dan rumit bagi Nara.
Nara mendongakkan kepalanya keatas, serta menatap Sheina dengan tajam, seakan ia akan mengamuk kepada sohibnya itu. Sebab mengganggu ketenangan tidur Nara dengan menyipratkan air pada wajahnya. Nara menundukan kepala di meja lagi. Dan menutup mata rapat rapat. Sungguh ia sangat mengantuk hari ini.
Dengan menggoyang goyangkan tubuh Nara, Sheina berkata "Hei hei hei, mengapa kau tertidur lagi? Ayolah bangun, aku ingin mengajakmu ke kantin. Karena ada menu baru di sana, coba lihat ini" Sheina menyodorkan handphonenya tepat pada wajah Nara, yang menunjukkan foto menu terbaru di kantin sekolah. Tak ada respon darinya, seakan Nara tak peduli, ia memilih untuk tetap tidur.
"Oh ayolah Ra, selain hobi merenung, kau ini hobi tidur juga ya, apa tak bosan?" Sheina terus berbicara, rasanya kuping Nara ingin berteriak, dia sangatlah berisik. Ayolah Shei, Nara hanya ingin tidur.
"Eh, apa kau tau Ra? Di Kelas 12A ada murid pindahan. Ya Tuhan, dia sangatlah tampan, kau harus melihatnya!" Informasi seperti itu tidak akan menarik perhatian Nara. Ia tetap tidak peduli apa apa saja yang Sheina bicarakan.
"Menurutmu itu hal penting?" Jawabnya dengan ketus.
"Penting!"
"Tetapi aku tidak peduli" Sheina semakin lama semakin jengkel terhadap jawaban Nara."Kau tidak penasaran dengan nama anak baru itu? Dengar dengar namanya sedikit unik."
"Tidak. Sudahlah sana, aku ingin tidur. Kau sangat menggangguku" Nara lagi lagi membuat Sheina berdumal dalam diam. Mengusir sohibnya secara terang terangan."Kalau ku kasih tau namanya, kau pasti akan penasaran dengannya"
"Sungguh aku tidak perdu-" belum saja Nara melanjutkan perkataannya, dengan tiba tiba Sheina memotong pembicaraan."Namanya Alaut Anantara" bisik Sheina.
°°°
tbc guyss~~-votee yawww nnti ak kecup muahh
rinn
KAMU SEDANG MEMBACA
Nara dan Lautnya || Choi Soobin [HIATUS]
Fantasi"Eh, apa kau tau Ra? Di kelas 12A ada murid pindahan. Ya Tuhan, dia sangatlah tampan, kau harus melihatnya!" "Menurut mu itu penting?" Jawabnya dengan ketus "Penting!" "Tetapi aku tidak peduli!" "Kau tidak penasaran dengan nama anak baru itu? Denga...