Apresiasi

4 0 0
                                    

Pagi ini mendung, lebih enak untuk tidur dan bermalas-malasan di rumah. Sayangnya ini hari Rabu, aku harus berangkat sekolah. Jangankan hanya mendung, aku masih ingat tanggal 14 Februari 2014, salah satu gunung di distrik tetangga meletus. Abunya mengenai distrik kami, jalanan gelap tidak terlihat apapun. Saat itu aku masih SD, jarak rumah dari sekolahku bisa ditempuh selama setengah jam, tapi ibu tetap mengantarku berangkat sekolah. Alhasil baru sampai sekolah, kami kembali pulang karena sekolah diliburkan.

Kembali ke masa sekarang, akhirnya aku tiba di sekolah meskipun terlambat setengah jam. Ini bukan kali pertamanya aku terlambat. Aku sudah sering terlambat sejak kelas 10 dan sekarang aku kelas 11. Sialnya, ini pertama kalinya aku kena hukuman. Biasanya aku selalu lolos dari hukuman karena guru piket percaya dengan alasan yang aku buat. Tunggu, apa yang terjadi? guru senior tiba-tina menjadi guru piket, sungguh di luar prediksi. Untungnya hukumanku bukan push up di lapangan seperti anak-anak lain. Aku hanya diminta menyapu rooftop. Astaga, aku baru ingat, hari ini pelajaran fisika. Aku pasti kena hukuman merangkak keliling kelas 3 kali putaran oleh guru fisika.

Benar saja, sampai ruang kelas aku sudah disambut oleh senyum Pak Gi, guru fisika kami yang memiliki kepala botak. Senyumnya seperti menunggu pertunjukan sirkus yang sebentar lagi dimulai. Aku merangkak 3 putaran sendirian di ruang kelas. Di tonton oleh teman-teman dan Pak Gi. Jujur saja itu sangat memalukan.

Selebihnya, untuk hari itu berjalan biasa saja. Satu dua anak masih meledekku karena merangkak keliling kelas. Menirukan aku merangkak sambil menirukan suara kambing. Aku tidak tertarik menanggapinya. Aku lebih tertarik menghabiskan waktu untuk tidur.

Ngomong-ngomong soal Pak Gi, beliau ini memang guru tua dengan metode mengajar ya seperti pada umumnya guru-guru di cerita ibu bapak kalian. Pak Gi tidak mentoleransi anak-anak yang melakukan pelanggaran. Tidak mengerjakan PR, silahkan menyimak pelajaran di luar kelas. Terlambat masuk kelas, silahkan merangkak. Tidur di kelas, silahkan tidur di lapangan. Tertangkap merokok, silahkan merokok 1 dus dalam waktu 1 jam. Nilai di bawah KKM, silahkan kerjakan perbaikan di tengah lapangan. Aku tidak minat mencari masalah dengan Pak Gi. Meskipun fisika membuatku mengantuk, tapi tidur di lapangan tidak terdengar bagus untuk dicoba.

Ada satu hal yang menarik hari ini, pengumuman seleksi olimpiade. Sebenarnya sejak kelas 10 aku sudah mengikutinya, aku ikut seleksi olimpiade ekonomi. Yah bisa ditebak waktu itu aku tidak lolos. Tunggu, jika kalian bingung katanya aku sedang memberontak dengan malas belajar tapi kenapa aku ikut seleksi olimpiade?

Sederhananya karena aku bisa bertemu teman-temanku di Kota lewat olimpiade itu. Mereka tidak perlu tau Sun di Kabupaten seperti apa. Aku hanya peduli Sun di mata teman Kota tetaplah anak yang pandai.

Kali ini, aku akan mengikuti dua bidang seleksi olimpiade. Bidang yang pertama ekonomi dan urutan kedua kebumian. Aku memilih ekonomi bukan tanpa alasan, meskipun aku dari kelas MIPA tapi aku masuk lintas jurusan ekonomi. Sebenarnya itu bukan pilihanku, pilihan bapak yang mengatakan ekonomi akan berguna untuk hidupku kedepannya. 

Seleksi olimpiade di SMAN 1 Kabupaten cukup ketat, hampir seluruh siswa kelas 10 dan 11 tertarik mengikutinya. Sedangkan pada setiap bidang hanya 5 anak yang akan lolos. 5 anak ini nantinya akan mendapat bimbingan intensif untuk mewakili sekolah ke ajang olimpiade nasional.

Berdasarkan informasi dari ketua kelas tadi, seleksi akan diadakan hari Senin. Artinya masih ada 5 hari lagi untuk persiapan seleksi. Teman-temanku sudah mulai sibuk mencari buku di perpustakaan untuk bahan belajar. Sebagian sudah ke kopsis untuk mencetak latihan soal. Bagaimana dengan aku? Aku tidak pernah suka terlihat berambisi di depan orang lain. Jadi, aku melakukannya dengan tenang dan pasti. Aku mencari bahan belajar di internet sambil meletakkan kepala di meja. Mungkin mereka kira aku hanya bermain hp dan tidak minat dengan berita seleksi olimpiade.

Matahari MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang