221, apakah ada aturan dalam menyelesaikan misi?
Tidak ada tuan rumah. Anda bisa melakukan apapun untuk keberhasilan misi.
Aku mengangguk mendengar jawaban dari sistem. Dari cerita yang aku baca, ini hanyalah novel romansa klasik remaja. Di mana protagonis wanita merupakan seorang anak haram yang ditindas oleh keluarganya dan protagonis pria adalah seorang remaja kaya yang tidak pernah merasakan sulitnya hidup. Cukup klasik. Ending dari novel ini juga seperti kisah cinderella yang mana ibu tiri dan kedua saudari jahat mendapatkan pembalasan dari perbuatan mereka.
Tapi, memikirkan akhir dari Natalie dan Ritte. Asyira bukan perempuan lemah lembut yang bisa memaafkan segala perbuatan jahat orang lain. Hanya Dhenise saja yang dengan bodohnya percaya kebaikan wanita itu.
Dalam waktu tiga tahun, aku harus merubah akhir buruk dari Ritte.
Tanpa terasa, aku sudah sampai di Akademi Lily. Akademi yang hanya bisa dimasuki oleh keluarga bangsawan. Di akademi ini, nilai seseorang akan diukur dengan seberapa berpengaruhnya keluarga mereka. Dengan kata lain, ini adalah sekolah untuk para generasi kedua yang kaya.
Ritte cukup berpengaruh di akademi ini. Karena keluarganya merupakan salah satu keluarga paling berpengaruh di kota ini dan juga posisinya sebagai pasangan dari Dhenise, pangeran dari keluarga Brielle. Tidak ada yang berani melawannya. Mereka bahkan berusaha mati-matian untuk mendapat perhatian darinya.
Saat aku tiba di kelas, hanya ada beberapa orang disana. Mereka diam tanpa melihat kearah ku. Aku cukup maklum dengan hal itu karena perilaku Ritte cukup arogan.
221, di mana protagonis prianya?
Aku cukup penasaran dengan pria yang dikejar-kejar oleh Ritte. Seharusnya dia cukup tampan sampai Ritte menjadi buta untuk mendapatkan perhatiannya.
Dia ada dikelasnya tuan rumah. Kelas 3-3. Mendengar jawaban sistem membuatku sadar kalau aku, protagonis pria dan protagonis wanita berbeda kelas. Asyira dan Dhenise berada dikelas yang sama. Itulah mengapa Ritte sangat tidak menyukai Asyira.
Mengingat hal itu membuatku merebahkan kepala di meja. Terlalu malas untuk melihat protagonis pria untuk saat ini. Saat aku memiringkan kepalaku, aku melihat seorang pria tampan dengan garis wajah yang halus. Dia mempunyai mata yang tegas namun masih terlihat penyendiri. Hidung yang lancip dengan bibir merah tipis. Secara keseluruhan, dia sangat sesuai dengan tipe pria yang aku sukai. Pria tampan.
Mungkin pria asing itu merasakan tatapan tajam dariku, aku melihat dia menoleh ke arahku. Wajahnya mirip dengan karakter yang aku mainkan di game otome. Tapi tatapannya cukup tajam. Aku menelungkupkan kepalaku saat sadar aku sudah menatapnya dengan cukup lama. Malu karna ketahuan mengintip orang lain.
221, siapa pria itu?
Salah satu pria protagonis wanita, tuan rumah.
Pria kedua?
Benar.
Kenapa pria setampan itu menjadi pemeran pria kedua?
Karena Adhenis sudah ditetapkan sebagai protagonis pria, tuan rumah.
Bisakah aku mendapatkannya? Biarkan saja Adhenis bersama Asyira.
Misi tuan rumah akan gagal kalau kedua pemeran utama bersama.
Oh benar, misiku adalah untuk memisahkan mereka berdua.
Baiklah, aku akan memikirkan cara untuk memisahkan mereka berdua dulu. Putusku.
***
Maafkan saya. Aku lupa buat update. Jadi lanjutannya malah mendem di laptop. Nanti aku usahain lanjutin ceritanya ya.... bye bye. jangan lupa komen ya sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another (Slow Update)
Fantasy'Ding... Mulai menganalisis cerita. Cerita selesai dianalisis Selamat datang tuan rumah.' 'Tunggu? Apa?' 'Aku ingin kembali...' Hmph... Lupakan, akan aku lakukan dengan caraku sendiri. Ini cerita asli. Bukan terjemahan manapun! Note : *Update gak t...