Chapter 4

255 21 0
                                    


"Jadi kau," ucap Wonwoo dengan suara parau, menyadari identitas pelaku ketika ia melihat wajah pria paruh baya berpakaian gelap. Pria itu terkejut menyadari bahwa Wonwoo sebenarnya bukan seorang gadis, dan dalam usaha putus asa, mencoba untuk melarikan diri.

Namun, sebelum pelaku bisa mencapai jarak yang cukup, Wonwoo dengan cepat melancarkan tendangan, membuatnya terjatuh di tanah. Pelaku terdorong oleh kekuatan Wonwoo yang tidak terduga. Namun, kemarahan pelaku tidak tergoyahkan, dan dengan gesit, ia menarik pisau dari pinggangnya.

Dengan pisau yang bersinar di tangan pelaku, kegelapan malam menjadi semakin mencekam. Pelaku menyerang dengan cepat, dan dengan gerakan yang tajam, menyambar paha terbuka Wonwoo. Wonwoo tidak bisa menahan teriakan kesakitan ketika pisau itu menyentuh kulitnya.

Di sisi lain, Mingyu mendengar teriakan Wonwoo dan suara bising pertarungan. Hatinya berdebar kencang saat ia berlari menuju lokasi, memahami bahwa waktu menjadi kritis. Ketika dia sampai, dia melihat Wonwoo berjuang melawan pelaku yang bersenjatakan pisau.

Mingyu, tanpa ragu-ragu, melancarkan tendangan tajam ke arah pelaku dari belakang. Tendangan itu membuat pelaku terhuyung-huyung, memberi Wonwoo kesempatan untuk bergerak menjauh. Mingyu dengan cepat berdiri di antara Wonwoo dan pelaku, siap untuk melindungi rekannya.

"Jangan bergerak!" bentak Mingyu kepada pelaku, matanya berkilat dalam ketegasan. Pelaku yang terdesak menyadari bahwa dia berada dalam situasi yang sulit.

Tim NCI di markas mendengar pergesekan dalam pertarungan dan merasa lega karena Mingyu telah tiba di waktu yang tepat. Seungcheol dan Jeonghan memberikan arahan untuk menangkap pelaku dengan selamat.

Pelaku, meskipun terpojok, tetap berusaha untuk melarikan diri. Dengan cepat, Mingyu mengambil tindakan dan berhasil menahan pelaku sebelum dapat mengancam Wonwoo lebih lanjut.

Wonwoo, yang masih merasakan nyeri di pahanya, duduk di tanah dan menghela nafas lega. Mingyu, dengan keteguhan dan perasaan pelindung, tetap berdiri di antara Wonwoo dan pelaku, memastikan keselamatan rekan setimnya.

Pelaku akhirnya berhasil ditangkap setelah pertarungan sengit dengan Mingyu. Sekitar tempat kejadian, cahaya sorot lampu polisi memenuhi area, menciptakan pemandangan yang terang benderang. Suara sirine ambulans dan mobil polisi memenuhi udara, menciptakan kegaduhan yang kontras dengan ketegangan sebelumnya.

Tim NCI dan polisi setempat segera mengamankan area, memastikan bahwa tidak ada ancaman tambahan. Pelaku yang berhasil ditangkap ditempatkan di dalam truk polisi, diawasi ketat oleh petugas berpakaian seragam. Ambulans tiba untuk memberikan pertolongan pertama kepada Wonwoo, yang telah terluka parah selama pertarungan.

Sementara itu, Mingyu, setelah menyelesaikan pertarungan dengan pelaku, segera bergegas menuju ambulance tempat Wonwoo berada. Hati Mingyu berdebar cepat, cemas dan khawatir akan kondisi rekannya. Dia memandang sekelilingnya yang dipenuhi dengan aktivitas polisi dan paramedis, tetapi fokusnya hanya tertuju pada Wonwoo.

Wonwoo, yang terbaring di dalam ambulance, terlihat pucat. Rok yang dikenakannya robek, dan bekas luka dari pisau pelaku terlihat jelas di paha yang lembut. Mingyu merasa ketidaknyamanan dan kecemasan melanda dirinya saat melihat Wonwoo dalam keadaan seperti itu.

"Sial," bisik Mingyu, tangannya tanpa sadar meraih tangannya yang tidak terluka. Dia merasa bersyukur bahwa pertarungan itu berakhir dan pelaku berhasil ditangkap, tetapi perasaan cemas menghantuinya saat melihat Wonwoo yang terluka.

Petugas paramedis sibuk memberikan perawatan darurat kepada Wonwoo, mencoba untuk menghentikan pendarahan dan memberikan bantuan medis yang diperlukan. Mingyu berdiri di samping ambulance, menunggu dengan penuh kegelisahan. Setiap detik terasa seperti berjam-jam, dan Mingyu tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

PROFILER'S SIMPHONY [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang