Musim panas tidak selalu menyenangkan dan penuh semangat. Terik yang luar biasa menyengat membuat sulit bernapas. Bisa-bisa pingsan karena cuaca yang bersuhu tinggi. Jadi, harus pastikan tubuh mendapatkan cairan yang sesuai. Jangan berada di luar terlalu lama. Pastikan menggunakan produk kesehatan kulit saat keluar agar kulit tidak terbakar.
Begitu kata pembawa acara cantik di program laporan cuaca. "Ada kemungkinan suhu hari ini mencapai 35° yang mana menjadikan hari ini adalah hari terpanas di Okinawa. Suhu ini dapat bertahan selama semingg--"
"Baby shark do do do. Baby shark do do do~"
BUGH
"Awww-- Mitsu!!! Itu sakit!!!" keluh Yamato setelah mendapatkan jitakan kekuatan penuh dari Mitsuki. Si kacamata bersungut-sungut.
Sebagai respon rajukan Yamato, sekali lagi Mitsuki menjitak si surai hijau tua. Mengabaikan rengekan Yamato yang makin mengencang, Mitsuki merebut remot TV dari tangan Yamato. Segera mengembalikan saluran TV ke acara sebelumnya. Sayangnya laporan cuaca sudah bergeser ke wilayah lain. Sekali lagi Mitsuki memukul kepala Yamato. Kali ini dengan remote.
"Lihat apa yang kau perbuat. Informasi itu penting. Hari ini jadi hari terpanas dan kita harus tetap keluar untuk bekerja. Bahaya kalau menggampangkan berita penting seperti ini. Bagaimana kalau anak-anak sakit karena panas?" omel Mitsuki.
Yamato mengerucutkan bibirnya, tapi masih bergumam maaf. Mitsuki membuang napas jengkel kemudian membuka ponselnya. "Waktunya sarapan. Ossan bangunkan anak-anak,"
"Baik~"
---//---
"Sou-chan, mana puding dinginnya~~~ panas~~" rengek Tamaki sambil menjatuhkan kepalanya di atas meja makan.
"Mitsukiiiiii~~~ aku ingin kembali ke kamar. Di sini panas~~~" Nagi ikut merengek. Berasal dari tanah bersalju membuatnya mudah kepanasan. Mitsuki mengipasinya pelan.
Tsumugi gugup meminum es teh miliknya. Dia sempat melihat laporan cuaca dan memang benar hari ini akan sangat panas. Bahkan belum masuk siang, udara sudah cukup untuk membuat berkeringat. Hari ini mereka punya jadwal yang cukup padat, Tsumugi harus sangat memperhatikan mereka.
"Manajer, berapa lama perjalanan ke studio?" Iori bertanya tenang. Tsumugi buru-buru mengecek ponselnya, "15 menit dari hotel."
"Lumayan." gumam Iori sambil melirik ke arah Riku yang tampak biasa saja. Gemas meminum jus stroberinya. Iori memperhatikan wajah dan kondisi Riku. Tidak ada masalah. Apa si surai merah tidak terganggu dengan panas hari ini? Bagaimana dengan penyakitnya? Tidak ada tanda tanda kambuh. Mungkin belum 'ya?
Merasa diperhatikan, Riku berhenti dari tingkah menggemaskannya. Menatap Iori yang masih diam memandanginya, "Kenapa?" tanya Riku bingung setelah Iori tetap menatapnya tanpa mengucapkan apapun.
"Nanase-san, bagaimana kondisimu?" Iori balik bertanya. Riku mengacungkan jempolnya. "Tidak ada masalah!"
Mata Iori memicing curiga, tapi Riku tidak berbohong. Wajahnya cerah seperti biasa. Sangat berbeda dengan Nagi dan Tamaki yang sudah uring-uringan. "Kalau kau merasa ada sesuatu yang salah katakan padaku," kata Iori pada akhirnya.
Riku mengangguk. Kembali pada kegiatan menggemaskannya menghabiskan jus stroberi miliknya. Yamato mengacak rambut Riku. "Hari ini Riku dalam kondisi baik. Jangan paksakan dirimu oke?"
Riku mengangguk lagi.
"Rikkun, beri tahu aku kenapa Rikkun tidak kepanasan!!" rengek Tamaki menatap Riku penuh harap.
Kegiatan Riku kembali berhenti. Setelah berpikir sebentar dia menjawab dengan nada riang. "Minum jus! Jus ini dingin dan enak. Tamaki habiskan jusmu,"
"Hmm, benarkah?" respon Tamaki datar, dari tadi dia memang hanya mengeluh tanpa menyentuh jus buah miliknya. Masih dengan gestur malas, Tamaki mengikuti saran Riku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Note [IDOLiSH7 Fanfiction : NATSU☆Shiyouze!] (END)
FanficPada jaman dulu manusia dan Roh yang memiliki kemampuan khusus dapat hidup berdampingan. Meski begitu banyak hal terjadi yang membuat sebagain besar Roh harus kembali ke dunia asal mereka. Selebihnya memilih tinggal karena kebanyakan mereka jatuh ha...