Happy Reading..
Pagi ini pukul 06.00, Langga sudah rapi dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin dan terkekeh miris, melihat hidupnya yang selalu dipermainkan oleh semesta.
"Kenapa mereka kembali di saat gue udah mulai ngelupain mereka?" monolognya di depan kaca.
"Gue juga udah lupa sama wajah-wajah mereka semua. Miris banget jadi gue."
"Gue gak mau balik, lagipula mereka juga yang ngebuang gue, dan sekarang apa? Mereka minta gue balik lagi? Berasa barang gue kalau gini mah," ucapnya terkekeh pelan.
"Kalau gue bilang Tuhan itu gak adil, dosa gak ya kira-kira?" lanjutnya. Ia pun menggelengkan kepalanya untuk menghalau pemikiran absurdnya ini.
"Maaf Tuhan, Langga cuma bercanda kok," ucapnya cepat. Langga melirik jam yang berada di kamarnya. Terlihat pukul 06.30, lantas segera ia mengambil tasnya dan turun ke bawah untuk sarapan.
Setelah sampai di anak tangga terakhir, Langga berhenti sejenak dan bisa melihat adik-adiknya tampak menjadi pendiam, begitu juga ibu panti yang terlihat seperti sedang menghayal. Sungguh Langga tidak suka suasana seperti ini.
Sejak kejadian tadi malam, kini panti terasa berbeda. Padahal Langga sudah bersikap seolah seperti biasa saja dan tidak ada kejadian apa-apa. Menarik napas sejenak, ia melanjutkan langkahnya.
"Pagii semua," sapa Langga dengan senyuman manis yang bertengger apik di wajahnya.
"Pagii nak/pagi bang," jawab mereka serempak.
Langga pun berjalan menuju ibu panti, kali ini ia ingin duduk di samping ibu panti. Mereka semua pun memulai acara sarapan. Sarapan kali ini terasa berbeda sekali.
Langga mulai memakan sarapannya, tidak terlalu memikirkan perkataan ibu panti semalam. Setelah selesai, mereka bersiap untuk pergi. Sebelum berangkat, mereka menghampiri ibu panti satu per satu untuk menyalami tangannya dan mengucapkan salam perpisahan.
"kami berangkat dulu, Buk. Assalamu'alaikum," pamit Langga.
"Waalaikumsalam."balas Rahayu dengan tersenyum hangat.
Setelah itu, mereka pun meninggalkan panti dengan langkah ringan, siap menghadapi hari.Mereka pun berjalan bersama-sama. Biasanya, perjalanan mereka selalu diisi dengan suara Dito yang bercanda dan kejahilan Faisal. Namun kali ini, suasana terasa sangat berbeda.
Langga terbenam dalam pikirannya, memikirkan kemungkinan jika keluarga-nya benar-benar mengambilnya kembali dan dia harus meninggalkan panti. Apakah mereka semua akan lebih kacau dari ini?
Tiba-tiba terdengar suara dehem yang membuat semua orang menoleh ke arah Langga, dan Langga pun tersenyum kikuk.
"Hehehe, kok diem-diem aja sih dari tadi?" tanya Langga.
"Lagi puasa ngomong," jawab Dito santai.
"Emang ada?" tanya Langga penasaran.
"Ada," jawab Dito, membuat Langga tercengang.
"Serah kalian deh," kata Langga, sambil mengangkat kedua tangannya tanda menyerah untuk mencari topik lain dengan adik-adiknya.
Setelahnya, hanya terdengar deruman motor dan mobil yang melintas. Kini, ia sudah selesai mengantarkan semua adik-adiknya dengan selamat ke sekolah mereka, dan saatnya kini ia berjalan menuju sekolahnya.
Langga berjalan dengan sesekali bersenandung kecil dan juga menyapa warga sekitar yang ia kenal. Saat ini, Langga sudah sampai di gerbang sekolahnya.
"Pagi, nak Langga," sapa Pak Jo, satpam sekolahnya, dengan ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA(Hiatus)
Teen Fiction[Brothership not BL] Erlangga Rahandika Bratajaya nama yang cukup indah tapi tidak seindah hidupnya. Ia lahir tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya dan juga keluarganya. Hanya karena kesalahan yang dirinya sendiri pun tidak tau ia jadi dibeda-be...