(Maafkan segala typo dan kesalahan)
*
“…., Lily”
Sayup-sayup aku mendengar suara Nenek, tidak begitu jelas apa yang Nenek ucapkan, mungkin karena masih sakit jadi pendengaranku juga jadi kurang baik. Aku membuka mataku perlahan. Gelap.
Aku sudah membuka mataku tapi aku tidak bisa bisa melihat apapun karena tidak ada cahaya di sini. Ini bukan kamarku. Aku tidak terbangun di kamar tapi di tempat asing yang gelap.
‘Di mana ini?’
Tempat yang sangat gelap. Aku tidak bisa melihat apapun hanya ada kegelapan. Rasanya seperti dikegelapan yang paling dalam di antara kegelapan yang paling dalam. Mungkin seperti ini tempatnya yang ada dicerita turun temurun itu. Kisah tentang kegelapan dunia, Nenek selalu menceritakannya padaku sebelum tidur dulu. Aku benci gelap tapi aku suka berada di tempat gelap.
Aku mulai berjalan sesekali meraba-raba sekitarku. Siapa tahu ada tombol untuk menyalakan lampu atau setidaknya sedikit cahaya? Kedengarannya sia-sia tapi jika diam saja juga tidak ada gunanya. Aku harus mulai bergerak. Setidaknya ada usaha untuk hasilnya nanti saja.
Bruk!
“Argh! Apa itu?!” jeritku kesakitan.
Aku tersandung sesuatu sampai terjatuh. Karena di sini gelap jadi aku tidak tahu benda apa yang membuatku tersandung. Tapi benda itu keras seperti batu, kemungkinan itu batu atau semacamnya. Di mana aku sebenarnya? Kenapa ada batu di sini? Sudahlah, tak usah dipikirkan lagi, lanjutkan berjalan dan mencari tombol cahaya. Di mana kau tombol.
“Hihi….”
Aku berhenti sejenak setelah mendengar suara tawa kecil. Seperti suara lonceng. Aku menajamkan pendengaranku, mencoba mendengar lebih jelas lagi suara tawa tadi. Rasanya aku pernah mendengarnya tapi aku tidak tahu benar atau tidak.
“Hihihi….”
Itu dia! Di belakangku. Tidak! Terdengarnya sangat dekat dariku. Suara tawa itu sangat dekat seperti tepat di samping telinga kiriku. Aku mencoba fokus lagi mendengar suara tawa itu, mengira-ngira di mana suara tawa itu berada.
“Ily”
Huh? Apa itu tadi? Kenapa seperti ada suara lain di kepalaku? Apa itu hanya halusinasiku? Terlalu lama terjebak di tempat gelap, membuatku hampir stres? Sebentar lagi aku mungkin bisa gila.
“Ily!”
Buff!
“HEE!! Apa ini!?” untuk kesekian kalinya aku berteriak lagi.
Padalah aku jarang berteriak walaupun sedang terkejut dan memilih untuk diam lalu mengumpat dalam hati, tapi kali ini tidak. Mungkin jika kalian ada di sini dan melihatnya secara langsung, kalian pasti juga akan berteriak karena terkejut dan tidak akan percaya. Sama sepertiku aku juga tidak percaya apa yang kulihat.
Dia. Siapa? Tidak, tapi apa ini? Cahaya?
Setelah tadi aku mendengar suara yang ada di kepalaku yang—sepertinya—memanggilku, tiba-tiba muncul sebuah cahaya? Bukan seperti gumpalan api yang terbang. Api biru. Tiba-tiba muncul sebuah gumpalan api biru di depan wajahku dan sedikit lagi hidungku akan terbakar.Aku tidak tahu dari mana munculnya gumpalan itu tapi sepertinya suara tawa dan suara yang ada di kepalaku berasal dari gumpalan api biru ini.
‘Apa jangan-jangan gumpalan api biru ini adalah….’
Jika gumpalan ini, hanya gumpalan api biasa, tidak mungkin bisa bersuara seperti tadi, dan juga tidak mungkin berwarna biru. Pasti akan berwarna seperti api pada umumnya. Jadi kemungkinan gumpalan api biru itu adalah….
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI 光
FantasySang kunci yang mencari cahaya abadi. Achille hanya seorang anak biasa yang bermimpi untuk masuk Sekolah Sihir Maeagle. Sekolah Sihir terbesar di Kerajaan Benazir. Tapi dia tidak punya sihir, karena tanda sihir yang seharusnya muncul saat dia berusi...