(Maafkan segala typo dan kesalahan)
*
Hari ini, adalah hari yang kutunggu. Hari seleksi masuk Sekolah Sihir Maeagle yang akan diadakan di halaman istana kerajaan.
Sebenarnya hari ujian masih 3 hari lagi tapi aku akan berangkat sekarang karena jarak desa ke istana cukup jauh, membutuhkan waktu ssehajika jalan sedang lancar tanpa ada gangguan tapi jika sedang tidak beruntung bisa memakai waktu 2 hari atau lebih.
Aku harap keberuntungan ada dipihakku, hanya untuk hari ini saja.
Semua persiapan sudah ku masukkan ke dalam tas, walaupun nantinya tas berserta isinya akan ku jual, agar aku punya uang jika terjadi hal yang tidak kuinginkan, setidaknya untuk persiapan sebelum badai menerjang.
Sebenarnya aku bisa naik kereta cepat yang hanya memakan waktu 3 jam, tapi tiketnya cukup mahal, harga 1 tiket bisa sampai 80 perak setara dengan harga 1kg daging sapi, jadi aku pikir daripada membeli tiket kereta lebih baik untuk beli daging untuk satu Minggu, lagipula jika masih ada alternatif lain yang lebih murah kenapa tidak?
“Apa semua sudah siap, Lily?” tanya Nenek, aku menghentikan sejenak kegiatanku membereskan keperluan perjalananku.
Seharusnya sudah semua, tinggal menunggu gerbang jalur perdagangan desa dibuka, nanti jam 11, lalu menumpang kereta kuda pedagang sampai Desa Gama, lalu berjalan kaki menuju istana.
“Seharusnya sudah semua, bekal untuk sehari atau dua hari,” jawabku sambil mengecek kembali barang bawaan yang akanku bawa.
“Kalau begitu, ayo ke gerbang desa sekarang.” Ajak Nenek. Aku pun mengikuti di belakang Nenek menuju gerbang yang dimaksud.
Hening, selama perjalanan tidak ada yang berbicara; baik aku maupun nenek. Kami memang terbiasa seperti ini, jadi tidak heran atau merasa canggung, karena keduanya lebih suka keheningan. Tapi mungkin di luar aku terlihat diam dan tenang tapi di dalam pikiran, tidak.
Aku memikirkan kejadian kemarin, lebih tepatnya seminggu yang lalu, saat aku ke hutan.
Sebenarnya, aku tidak begitu ingat, yang aku ingat hanya saat aku bertemu Master Kiku dan saat dia mencoba memenggal leherku. Setelah itu, aku tidak ingat apa yang terjadi, kata Nenek, aku tertidur di hutan dan di antara pulang oleh seorang pengembara. Aku yakin yang ditemui Nenek itu Master Kiku tapi dia menyembunyikan identitasnya.
Tapi, daripada itu, aku seperti kehilangan sesuatu, seperti tidak mungkin aku tidur di hutan, walaupun pernah tapi kenapa tidak membangunkan ku? Walaupun aku susah dibangunkan tapi jika itu di luar kamarku, cukup mudah membangunkan ku. Ada yang aneh, sesuatu seperti ini pasti ada hubungannya dengan hilangnya Master Kiku.
Sudah seminggu ini, dia tidak pernah muncul lagi di hutan. Dan yang paling mengejutkan, aku bisa menguasai sihir anginku, seperti aku sudah terbiasa menggunakannya. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi yang pasti ada yang menghapus ingatanku, yang membuatku lupa apa yang terjadi sebelum aku tertidur.
Aku mencurigai Master Kiku, huh, dia memang selalu mencurigakan.
Ting! Ting! Ting!
Suara lonceng tanda gerbang jalur perdagangan akan dibuka, menarikku kembali sadar dari melamun. Aku baru sadar ternyata sudah sampai di gerbang, di sini ada banyak orang yang akan membeli barang-barang dari pedagang desa lain atau menjual hasil panen atau ternaknya, selain itu ada beberapa anak seusiaku, yang mungkin juga akan ikut ujian masuk Sekolah Sihir Maeagle, mereka juga berangkat hari ini?
Sekitar 12 orang termasuk aku yang berangkat menggunakan cara lama, yang lain pasti mengunakan kereta.
Kukira hanya aku yang akan berangkat hari ini, setidaknya aku tidak sendirian, walaupun aku tidak mengenal mereka—walaupun satu desa—mungkin nanti akan ku ajak berkenalan. Semoga saja ada yang mau berteman dengan kutukan, walaupun hanya teman perjalanan.
Aku mengikuti Nenek yang sedang mencari pedangan yang akan ke Desa Gama. Kami sedikit terlambat karena kebanyakan kereta dengan jalur yang sama sudah ada yang menumpang, sisanya berbeda jalur. Aku melihat ke sekeliling dengan mengikuti Nenek yang bertanya pertanyaan yang sama kepada para pedagang yang ditemui.
Gerbang jalur perdagangan desa, terlihat seperti pasar, sangat ramai bahkan pasar yang ada di desa kalah ramai dengan ini. Tidak heran, karena harga yang dijual di sini dengan di pasar lebih murah dan banyak variasinya, di sini juga bisa menjual produk ke para pedagang atau melakukan transaksi dengan saling menukar barang yang harga jualnya sama; barter.
“Permisi, Pak, apa Anda akan pergi ke Desa Gama setelah ini?” tanya Nenek pada salah satu pedagang sayuran yang sedang membereskan barang dagangannya.
“Siapa yang akan menumpang?!” tanyanya balik dengan nada yang seperti membentak.
Aku sedikit terkejut begitu juga Nenek, nada bicaranya sedikit mengejutkan. Tapi mungkin itu memang kebiasaannya berbicara dengan nada tinggi seperti marah tapi sebenarnya hanya ciri khasnya.
Seperti orang Kerajaan Corin, kerajaannya para penyihir api. ‘Atau mungkin Bapaknya dari Kerajaan itu?’
“Saya yang akan menumpang, jika Bapak mengijinkan,” jawabku setenang mungkin mengambil alih pembicaraan, aku tahu Nenek masih menerka-nerka akan meminta bantuan pada orang ini atau mencari yang lain, dikarenakan nada bicaranya yang tinggi.
Nenek takut jika aku kenapa-kenapa saat perjalanan. Sebenarnya aku juga sedikit takut tapi jika melihat jam yang semakin siang tidak mungkin ada kereta kuda yang mau menampung atau orang, lebih baik jangan menyia-nyiakan kesempatan, untuk apa yang terjadi selama perjalanan itu nanti saja dipikirkan.
“Kau?! Apa kau juga akan mengikuti ujian itu, seperti anak di sana?” tanyanya—dengan nada tinggi seperti tadi—sambil menunjuk seorang anak laki-laki yang sudah dulu menaiki kereta kuda. Sepertinya aku punya teman perjalanan, syukurlah kalau begitu, aku tidak sendirian.
Aku mengangguk untuk menjawabnya.
“Heh! Kalau begitu cepat naik, Nak.” Katanya untuk menyuruhku naik, itu artinya aku diijinkan untuk menumpang kereta kudanya.
“Terima kasih, Pak” balasku, aku mengambil beberapa barang yang dibawa Nenek, bersiap untuk naik.
Aku bisa melihat kekhawatiran dimata Nenek. Seperti tidak rela melepaskan dengan orang kasar seperti pedagang itu. Jika Nenek tahu ada orang yang terlihat lembut tapi ternyata pernah hampir membunuhku, apa Nenek akan langsung membakarnya? Kuharap iya.
Aku meraih kedua tangan lembut Nenek lalu menciumnya, tanda aku pamit untuk pergi dalam waktu lama, dan doakan aku bisa mencapai apa yang inginku capai selama ini, “Aku pergi dulu, Nek,” pamit ku, melepaskan tangan Nenek.
“Hati-hati, Lily. Kirimkan surat jika sudah sampai,” pesan Nenek. Pesan yang akan ku lakukan pertama kali saat sampai Kota. Nenek mengelus kepalaku lalu mencium dahiku, tanda Nenek merestui perjalananku, dan mendoakan keselamatan, “Ingatlah kau masih punya rumah untuk pulang.”
Aku menaiki kereta kuda, duduk didepan anak laki-laki yang sepertinya seumuran denganku, duduk di dalam kereta bersamaan dengan barang dagangan yang menumpuk. Harus hati-hati agar tidak merusaknya jika tidak ingin menggantinya.
Tak lama kereta pun berjalan meninggalkan gerbang desa. Aku melihat ke arah Nenek yang masih menatapku dengan air mata yang tersisa, aku melambaikan tanganku dan dibalas oleh Nenek.
Aku baru menurunkan tanganku saat gerbang desa sudah tidak terlihat lagi.
Hening, aku sudah tidak berada di desa lagi. Ini pertama kalinya aku akan pergi jauh, aku yang selama ini hanya pernah ke hutan perbatasan tapi tidak pernah pergi melewati perbatasan desa, sekarang akan pernah ke ibukota tempat istana kerajaan berada.
Sendirian tanpa ada Nenek di sampingku. Rasanya aneh tapi juga berdebar. Aku seperti akan menemukan sesuatu petualangan, padahal aku hanya ingin belajar.
Tapi entah kenapa rasanya sangat bersemangat, walaupun aku tidak ingin terlihat dan terus bersembunyi, seperti tokoh pendamping yang tidak mempunyai peran, tapi kita tidak tahu masa depan akan terjadi seperti apa, mungkin saja tokoh utama tidak akan menjadi yang utama jika ada tokoh pendamping yang lebih bersinar darinya.
‘Aku hanya bisa menunggu keajaiban apa yang ada di Sekolah Sihir Maeagle.’
Tbc
Kritik dan saran sangat diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI 光
FantasySang kunci yang mencari cahaya abadi. Achille hanya seorang anak biasa yang bermimpi untuk masuk Sekolah Sihir Maeagle. Sekolah Sihir terbesar di Kerajaan Benazir. Tapi dia tidak punya sihir, karena tanda sihir yang seharusnya muncul saat dia berusi...