Bagian 4

0 0 0
                                    

(Maafkan segala typo dan kesalahan)

*


BRUK!

“AARGH!! APA! MANA! KENAPA!!??”

Ceklek! Brak!

“LILY! KAU KENAPA??!!”

Ah—mimpi? Mimpi yang mengerikan, mimpi buruk yang menghilang dan terlupakan, ternyata muncul kepermukaan lagi, lagi dan mungkin akan seterusnya.

Aku—apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan? Ini tidak akan berakhir, tidak akan pernah berakhir.

Dia akan terus datang tanpa bisa dicegah, akan terus datang dengan membawa tawa penderitaan. Selalu tertawa. Ta—

“Lily?” suara paruh Nenek membuyarkan lamunanku.

Aku melamun tanpa kusadari.

Aku berdiri lalu mengalihkan pandanganku saat tak sengaja melihat mata Nenek. Mata yang memancarkan kekhawatiran terlihat menyedihkan.

Aku tak suka tatapan itu. Kata “Aku baik-baik saja” tidak akan berguna karena Nenek akan tahu pada akhirnya dan merasa kecewa.

Aku terlalu banyak mengecewakan, tidak pernah membanggakan selama hidupku.

Hidupku? Kenapa aku hidup? Kenapa aku harus berada di dunia yang tidak menerimaku? Kecuali Nenek dan dia.

Walaupun menyebalkan tapi dia juga yang menemaniku dari dulu. Aku tidak ingin mengakuinya tapi itulah kenyataan.

Aku memejamkan mataku lalu menarik napas panjang lalu membuangnya dengan perlahan. Persiapan untuk menjawab pertanyaan Nenek.

Aku menatap mata Nenek kemudian menarik tangannya dengan lembut, menuntunnya untuk duduk bersama dikasur, aku mengelus tangan berkeriput Nenek—yang terasa sangat hangat dan nyaman—mencoba menenangkannya.

“Aku tidak bisa berkata ‘aku baik-baik saja’ lagi. Akanku katakan sebenarnya,” satu kalimat awal berhasil kukatakan dengan lancar.

Aku memberi jeda sebentar sambil menatap mata Nenek yang sedari tadi diam mendengarkan ku berbicara.

Kurasa memang benar aku harus mengatakannya walaupun sedikit tidak masuk akal—tidak, tidak ini sangat tidak masuk akal—tapi kenyataan kadang tidak masuk akal, bukan?

“Aku bermimpi aneh. Awalnya hanya bermimpi aku berada ditempat gelap tapi lama-lama menjadi mimpi yang tidak beraturan lalu tiba-tiba muncul ro—Uhuk! Ar—!”

“LILY!!”

‘Kenapa??? Apa yang terjadi?? Apa ini mimpi lagi?’

Kenapa aku tiba-tiba batuk berdarah? Walaupun tubuhku lemah aku tidak punya penyakit dalam yang berbahaya.

Dari mana batuk ini berasal? Darah terus keluar saat aku batuk. Tidak berhenti dan ini membuat tenggorokanku terasa tercekik.

Sakit, ini sangat menyakitkan.

Kenapa batuknya tidak mau berhenti?? Apa yang harus kulakukan? Aku menatap Nenek yang terlihat panik dan juga berkata sesuatu tapi aku tidak bisa mendengarnya sama sekali.

‘Kepingan salju di belakang telinga Nenek berwarna hitam. Apa aku akan mati?’

Pandanganku semakin buram tapi kepingan salju itu terlihat jelas; Jika melihat kepingan dibelakang telinga seseorang, itu tandanya kau akan mati.

Mungkin benar aku akan mati.

Mati dengan membawa mimpi yang tidak akan pernah terwujud.

Mungkin tidak akan ada tangisan yang terdengar saat pemakamanku tapi tawa menghina, hanya Nenek yang akan menangis—mungkin—tapi, Nek untuk apa menangisi orang asing sepertiku, bukankah—

HIKARI 光Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang