28. Pulau Merah

131 14 0
                                    

Meski awalnya merasa aneh karena unicorn itu memberikan tiga benih bunga hujan bintang, namun kini para tim ekspedisi Cadassi itu sudah bersorak senang karena mereka telah mengumpulkan dua bahan dan tengah dalam perjalanan menuju pulau kedua.

Pagi-pagi sekali mereka berangkat, hingga menjelang sore barulah mereka melihat pucuk pulau kedua. Ada hal genting yang membuat mereka semua panik dengan apa yang mereka lihat.

Dari jauh saja sudah terlihat bagaimana asap mengepul tinggi dari pulau itu, warnanya menyala dengan gemertak api tersulut pada setiap sisi pulau. Pulau itu terbakar.

Mata Jun membulat, dapat dengan jelas ia dengar suara teriakan permintaan tolong dari kera-kera yang menghuni pulau itu ketika kapal mereka mendekat.

"Kita harus bantu memadamkan apinya!" seru Jun yang disetujui anggota lain.

Joshua berdiri di pinggir kapal, bersiap melakukan tindakan. "Tempatkan kapalnya dalam posisi aman, aku akan menciptakan gelombang sampai ke pulau."

"Aku akan membantu." Dokyeom yang mendengar rencana Joshua segera mengajukan diri, ia langsung berubah menjadi sesosok rajawali besar lalu mencengkram pundak Joshua untuk membawa pria itu terbang menjauhi kapal.

Kapal semakin dekat dengan pulau, mereka berhenti pada area laut dangkal dan terjun dari kapal sembari membawa wadah yang bisa menampung air menuju ke pulau.

Jun sibuk memanggili para penghuni pulau untuk membawanya ke tempat aman. Seungkwan mengerahkan tenaganya berusaha membuat api yang sudah membumbung tinggi itu bisa terkendali, sulit sekali karena jumlah kebakarannya begitu besar menimpa satu pulau.

Wonwoo mengemudikan kapal ke arah bagian pulau lain. Tak lama dari arah laut terlihat Dokyeom yang terbang sambil membawa Joshua yang telah menaikkan ketinggian air sehingga membentuk suatu ombak besar yang diarahkan menuju pulau.

Ombak itu menerjang pulau seperti tsunami besar, memang sebagian apinya telah padam namun keadaan pulau juga luluh lantah karena pohon-pohonnya terbawa arus.

Kera-kera penghuni pulau dinaikkan ke atas kapal, beberapa bahkan terjun ke dalam air berusaha menyelamatkan diri.

"Apinya besar sekali," keluh Seungkwan dengan kedua tangan terangkat di udara, mencoba mengendalikan gejolak api yang semakin mengganas.

Yang lain bolak-balik dari pantai masuk ke bagian pulau yang lebih dalam untuk memadamkan api, bahkan tampak tak peduli dengan keselamat diri sendiri dengan langsung menerobos masuk tanpa pengaman yang memadai.

Joshua dan Dokyeom datang dari arah yang berbeda, terdapat sebuah ombak besar lainnya di bawah kaki Joshua yang siap dibawa menuju pulau. Dalam satu hantaman kobaran api pada bagian tenggara pulau padam seketika. Namun, rasanya cara ini juga beresiko karena membuat banyak tanaman hancur karena tekanan air yang begitu kuat.

Joshua menengadah ke langit, sialnya cuaca sekarang panas terik yang semakin membuat sulit proses pemadaman. Orang-orang itu sudah kelelahan tetapi rasanya titik yang berhasil mereka padamkan belum seberapa, api menjalar ke bagian lain di dalam hutan.

"Akh–" Jeonghan tersandung batang pohon ketika berlari membawa air masuk ke dalam hutan, ia jatuh berguling di tanah.

Dengan cepat Myungho menarik tangannya sebelum sebuah pohon besar runtuh, nyaris mengenai mereka. Keduanya berdiri menatap kobaran api yang menyala membakar pohon itu lalu memperhatikan sekeliling, suasananya benar-benar mengerikan.

Seungkwan melompat ke depan mereka untuk memadamkan api yang mengelilingi dua orang itu, ia kemudian terbatuk karena terlalu banyak menghirup asap. Energinya terkuras habis.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang