Rencana Bunda

132 43 91
                                    

Malam harinya, Safana menghubungi sahabatnya, Lily, untuk memintanya menginap malam ini. Karena ia merasa kesepian, terlebih lagi ia malas keluar karena manusia menyebalkan, alias sahabat kakaknya itu masih menginap sampai besok malam.

"Safana: Halo, Assalamualaikum, Ly. Kamu nggak sibuk kan?
Lily: Wa'alaikumussalam, enggak. Kenapa, emang ada apa?
Safana: Kamu nginep malam ini aja, Ly. Bisa nggak? Aku lagi nggak ada temen nih.
Lily: Emangnya, Bunda dan kak Adit ke mana?
Safana: Ada sih, tapi pokoknya kamu kesini aja. Nanti aku ceritain semuanya.
Lily: Yaudah deh, aku berangkat."

Setelah berbicara di telepon, Safana pun menunggu dengan antusias kedatangan sahabatnya, Lily. Beberapa saat kemudian, pintu rumah Safana terbuka dan Lily muncul dengan senyuman cerah di wajahnya.

"Assalamualaikum, Safana."

"Wa'alaikumussalam, Ly. Alhamdulillah, kamu cepat banget datangnya. Masuk yuk!"

Lily pun masuk ke dalam rumah Safana dan mereka bertemu dengan Bunda yang sedang duduk di ruang tamu dengan kak Adit dan temannya.

"Loh ada Lily," sapa Bunda melihat Lily yang baru datang dengan Safana.

"Eh iya Bun, kata Safana dia nggak ada temen," kata Lily sambil tersenyum.

Setelah pamit dengan Bunda, Safana langsung menarik tangan Lily menuju ke kamar, dan sampai di sana mereka langsung menceritakan kejadian saat ia bertemu dengan teman menyebalkan kakaknya itu.

"Wkwkw haha, sumpah perut gue sakit Sa denger cerita lo," kata Lily dengan wajah memerah karena tertawa.

"Ih, kok ketawa sih, aku manggil kamu buat denger cerita aku ya bukan ketawa," ucap Safana.

"Iya iya, aduh nggak bisa berhenti lagi, bentar gue tarik nafas dulu biar nggak ketawa," setelah berhenti ketawa Lily kemudian dia melanjutkan ucapannya lagi.
"Jadi lo kemarin dijemput kak Adit buat ke bandara jemput temennya?"

Safana lantas mengangguk mendengar pernyataan sahabatnya itu.

"Eh btw tapi ganteng juga sih, itu KTP belum diambil, di bawa kabur baru tau rasa, siapa tau dipake buat Pinjol haha."

Pecah sudah tawa nya Lily menggema di kamar Safana, sahabatnya itu bukannya memberi solusi, bagaimana caranya memberikan pelajaran kepada teman kakaknya malah semakin membuatnya kesal huh.

Malam pun berlanjut dengan keceriaan dan kehangatan. Safana dan Lily menghabiskan waktu bersama, bercerita, tertawa, dan saling memberikan semangat.

"Eh Sa, haus nih ada air nggak?" tanya Lily saat mereka sedang asyik bercerita.

"Nggak ada, aku ambilin di dapur sebentar," ucap Safana sambil membuka pintu kamar dan turun ke dapur.

Safana turun ke dapur untuk mengambil air minum bagi Lily, yang merasa haus. Namun, ketika ia melewati ruang tamu, ia terkejut melihat seseorang yang sedang tertidur di depan televisi. Awalnya, Safana mengira orang itu adalah kakaknya, Adit, yang sering tertidur di depan televisi setelah lelah bekerja!

Tangan Safana terulur, menyentuh rambut pria itu, dan dia terkejut saat menyadari bahwa orang itu bukan kakaknya. Setelah Safana menyadari bahwa orang itu bukan kakaknya, dia merasa terkejut. Dia segera menarik tangannya kembali, dan segera pergi, namun langkahnya berhenti kala mendengar suara.

"Tau hukumnya menyentuh seseorang yang bukan mahram itu hukumnya apa, nona Safana hania umaeza?" ucap orang itu.

Ya betul sekali, orang itu adalah Rayhan, sahabat Adit kakaknya Safana. Awalnya, ia ingin mengambil air di dapur, akan tetapi ia tertidur di sofa depan televisi, matanya baru saja terpejam hingga ia merasakan sebuah tangan mengusap lembut kepalanya, hingga ia terbangun.

"Eh, tapi... tapi aku nggak sengaja, beneran tapi aku kira yang tidur kak Adit," ucap Safana gugup, sungguh ia ingin menghilang saja saat itu juga.

"Sudahlah, kembali ke kamarmu, jangan sampai terjadi fitnah, karena kita hanya berdua di sini dan di sini lumayan gelap, jangan sampai ada yang berpikir macam-macam karena kita bisa saja dinikahkan. Ah, dan jangan lupakan KTP-mu, masih ada dengan ku," ucap Reyhan dengan tatapan mengejek.

"Ih, awas aja besok!" ucap Safana sambil menghentak-hentakan kakinya menuju kamar.

"Lucu juga, Astagfirullahalazim," ucap Reyhan menggelengkan kepalanya tersenyum.
~~~~~~~~~
Keesokan paginya, semua keluarga berkumpul untuk makan siang. Di sana juga ada Lily dan Reyhan yang masih tinggal di rumah Safana.

"Safa, rencananya Bunda akan berangkat umroh minggu depan. Jadi, Bunda dan Kak Adit berencana menitipkan kamu sementara dengan Reyhan selama Bunda pergi umrah," ucap Bunda.

"Ukhuk, Bunda apa-apaan sih? Kan aku bisa tinggal dengan Kak Adit di sini, lagian udah biasa juga," ucap Safana kesal mendengar ucapan sang Bunda.

Kini semua mata memandang ke arah Safana, melihat bagaimana reaksi gadis itu.

"Adek, masalahnya Kak Adit juga bakalan pergi karena ada urusan di luar kota selama sebulan. Mau ya, dek? Kali ini aja, nanti kamu bakalan tinggal di pesantren milik orang tuanya Reyhan. Mau ya, bukannya kamu udah pernah ke sana?" ucap Adit meyakinkan Safana.

"Emang, nggak ngerepotin Kak Rey," ucap Safana kecil, tapi masih bisa didengar oleh semua orang di sana.

"Insyaallah tidak, saya sudah beritahu Umi dan Umi mengizinkan, malah sangat senang. Jadi, insyaallah kamu akan berangkat lusa dengan saya," ucap Reyhan kepada Safana, sedikit menoleh kepada gadis itu lalu kembali menundukkan pandangannya.

"Lah, kok lusa sih, bukannya Bunda berangkatnya masih minggu depan?" ucap Safana tidak terima.

"Biar kamu lama di sana sayang, lagian juga kan kamu udah libur kuliahnya jadi bisa dong. Bunda harap kamu di sana banyak belajar mandiri dan dapat ilmu agama," ucap Bunda menenangkan gadis itu. Ditariknya Safana ke dalam pelukannya. Sejujurnya, ia juga berat meninggalkan anak gadis satu-satunya itu, tapi ya bagaimana lagi, ini juga untuk kebaikan Safana.

"Hiks, Safana bakalan kangen sama Bunda," ucap gadis itu menangis.

"Tenang Sa, aku juga ikut deh mondok kalau kamu mondok," ucap Lily.

"Boleh kan, ustadz" ucap Lily menoleh kepada Reyhan.

"Insyaallah bisa," ucap Reyhan.

~Bersambung~
Yey aku update lagi , setelah sekian lama ya gais , keasyikan libur jadi lupa hehe.
Maaf ya gais ,semoga kalian suka , jangan lupa pencet tombol bintang and komen 🥰🥰🥰 Love sekebon.

Takdir Cinta SafanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang