BAB 2

19 3 0
                                    


Kilatan petir tampak sambung menyambung menghiasi kota seperti melihat perang antara pasukan awan. Tampak indah namun terdapat kengerian saat melihatnya. Ditambah dengan awan gelap yang menutupi bintang-bintang yang ingin menampakkan diri.

Gedung-gedung pencakar langit yang sudah rata dengan tanah, hanya tersisa puing-puing reruntuhan yang tersebar disepanjang kota. Kobaran api sisa dari ledakan masih terlihat menyala di berbagai sudut. Banyak mayat yang bergeletakan, ada yang hanya tersisa beberapa bagian tubuh ada juga yang seperti daging sehabis digiling. Tidak ada bentuknya lagi. Siapa saja pasti akan mengeluarkan isi perutnya bila melihat pemandangan yang mengerikan ini.

Diatas tumpukan reruntuhan terlihat seorang wanita yang sedang berhadapan dengan sekelompok orang. Rambut hitam nya yang terurai terbang mengikuti hembusan angin dari belakang sehingga menutupi wajahnya. Tubuhnya yang ditutupi jubah berwarna hitam sehingga menambah kesan menyeramkan seperti dewi kematian.

Seseorang dari kumpulan lawannya, mungkin pemimpin dari kelompok itu, terlihat meyerukan sesuatu sehingga orang-orang dibelakangnya berlarian menyerang wanita yang seperti dewi kematian. Pertarungan pun pecah antara individu dan kelompok. Tidak, ini bukan pertarungan, ini… pembantaian.

'Curse of darkness'

Sebuah lingkaran sihir berdiameter cukup besar tercipta di langit yang gelap. Tak lama setelah itu siluet berwarna hitam keluar dari lingkaran sihir menghantam orang-orang yang berada di bawahnya.

‘Booms’

Ledakan besar terjadi, sebuah lubang yang sangat besar tercipta akibat ledakan itu, tidak ada yang selamat dari sekelompok orang tadi.

Wanita itu berdiri tidak jauh dari lubang besar yang dia ciptakan. Tidak ada senyuman ataupun penyesalan yang terlihat di wajah cantiknya. Hanya sebuah tatapan datar tanpa ekspresi.

Tidak jauh dari area pertarungan, seorang pemuda berdiri dengan kaki bergetar hebat. Lalu terduduk lemas, tidak mampu menopang berat tubuhnya. Belum pernah sepanjang hidupnya menyaksikan pembantaian yang begitu kejam di depan matanya.

Wanita tadi menyadari keberadan pemuda itu. Ia menoleh, sebuah senyuman manis terlihat jelas dari kejauhan. Ia mengangkat tangan nya mengarahkan ke pemuda yang sedang bersembunyi, senyum manis nya lalu memudar dan berkata, “semuanya sudah berakhir.”

‘Swooosh’

Siluet berwarna hitam keluar dari tangan wanita itu.

‘Booms’

***

Ruangan bernuansa putih dengan aroma obat-obatan yang khas, terlihat seorang pemuda yang terbaring diatas tempat tidur pasien. Tubuh pemuda itu penuh dengan keringat, mata nya yang semula terpejam terbuka lebar. Nafas nya menderu hebat. Pikirannya kosong sesaat hingga beberapa rasa sakit di tubuhnya sampai ke otaknya.

"Sialan! Kenapa itu terus menghantuiku?"

Mimpi serupa terus saja membayangi Ray. Tidak mengerti, apakah mimpi itu sebuah pertanda baik atau buruk. Ray hanya berharap ucapan penenang seperti ‘mimpi hanya bunga tidur’. Jujur saja Ray sangat berharap seperti itu.

Ray menatap langit-langit ruangan yang di tempatinya. Melihat ke sekeliling ruangan, lalu teringat kejadian saat dirinya tertabrak mobil ketika dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya.

"Ding! Sistem sudah mendapatkan tuan."

Sebuah layar status berwarna biru tiba-tiba melayang didepan wajah nya.

‘’Hah? Apa ini?’’ Ray bingung. Tentu saja. Berpikir apakah dirinya sedang berkhayal atau belum sepenuhnya sadar setelah kecelakaan? Bagaimana mungkin sebuah tampilan yang biasanya ia lihat di game tiba-tiba melayang didepan wajah nya? Aneh.

The World End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang