Hari kedua, pukul 07.00.
Mahasiswa-mahasiswi kembali berkumpul di lapangan dengan memakai seragam olahraga kampus, sedangkan BEM memakai seragam kampus biasa dengan almamater.
"Weh, bukannya lu bilang ngga bawa apa-apa? Kok tiba-tiba pakai baju olahraga."
Tanya Nam yang di angguki oleh Toey. Memang benar Freen tidak membawa apa-apa, sehingga membuat kedua temannya bertanya-tanya tentang pakaian yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
Nam dan Toey berniat meminjamkan seragam olahraga mereka namun Freen menolak karena ia tau bahwa Nam dan Toey hanya memiliki 1 seragam olahraga kampus Nevada yang memiliki Name tag di bagian dada kiri saku baju mereka masing-masing.
Jika Nam atau Toey meminjamkan seragam mereka, Freen merasa tidak enak. Sempat berpikir jika Toey dan Nam akan di hukum karena tidak memakai seragam olahraga, lagipula Freen tidak berniat mengikuti olahraga karena ia tidak menyukai kegiatan fisik yang berat.
"Di pinjemin."
"Hah? Sama siapa?"
"BEM."
Perkataan Freen membuat Nam dan Toey membulatkan mulut mereka seraya menggangukkan kepala sebagai pertanda mengerti. Nam dan Toey sempat heran ketika Freen di pinjamkan seragam olahraga sedangkan mahasiswa-mahasiswi hanya memiliki 1 seragam saja dan terlihat semua hadir memakai seragam secara serempak.
Tapi ketika Freen berkata jika salah satu 'BEM' yang meminjamkan seragamnya, maka membuat pertanyaan mereka terjawab. Karena BEM tidak memakai seragam olahraga, jadi terlihat wajar jika BEM meminjamkan Freen seragamnya. Meskipun Nam dan Toey tidak mengetahui siapa yang meminjamkan seragam tersebut karena name tag tertutup.
"Freen, lu pakai parfum apa?"
"Ganti parfum ya lu?"
Freen hanya mengacungkan jempolnya, membuat Nam bingung. Toey menyenggol lengan Nam yang langsung mengikuti lirikan mata Toey. Kedua temannya langsung mengerti, menyadari para BEM berkumpul satu persatu sesuai dengan posisi mereka.
Mata Freen melirik kearah Becky yang sedang berjalan di paling belakang BEM lainnya, terlihat ia sedang merapikan pakaiannya. Ketika Becky mendongak menatap kedepan, ia sempat melirik kearah Freen karena merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya. Namun Freen dengan cepat mengalihkan pandangannya.
"Mungkin perasaan ku saja?"
Batin Becky bertanya-tanya sambil memasuki posisi tempatnya. Beberapa kali ia menghembuskan nafasnya, memikirkan benda miliknya yang tertinggal di kamar 666. Meskipun besok adalah hari terakhir mereka di pulau tapi tetap saja Becky merasa khawatir jika tidak membawa benda tersebut.
"Saya akan menjelaskan beberapa aturan. Pertama, kalian akan melakukan pemanasan terlebih dahulu kemudian kalian akan di beri waktu istirahat 5 menit, setelah itu kalian akan bertanding basket. Setiap tim memiliki 5 orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan, kalian di bebaskan memilih tim sendiri."
Freen langsung menengok kearah Nam dan Toey yang tidak jauh berbeda dari Freen. Melihat ekspresi wajah Freen yang memelas, membuat Nam mengejeknya karena ia tau bahwa Freen tidak mahir dalam kegiatan tentang berolahraga.
"Tenang aja, lu jadi pemain cadangan aja nanti kalo emang udah bener-bener darurat, mau ngga mau lu harus main."
Ucap Toey membuat Freen langsung menggangukkan kepalanya senang. Nam menyuruh Freen duduk di pinggir lapangan, dengan senang hati ia menurutinya.
Freen memang tidak mahir berolahraga tapi bukan berarti ia benar-benar tidak bisa bermain. Sewaktu SMP ia pernah melakukan tanding basket walaupun hanya sebentar saja karena staminanya tidak mampu mengikuti permainan yang mengandalkan kekuatan individu, sehingga membuat tubuhnya bekerja dengan keras lebih dari biasanya.
"Sial, mengingatnya aja buat gua malu."
Batin Freen berucap sambil membayangkan kejadian sewaktu ia bertanding, yang dimana berakhir menerima kekalahan serta mendapatkan bonus di rawat di UKS karena hidungnya mimisan akibat bola yang mendarat tepat di wajahnya.
Lamunan-lamunan perlahan buyar ketika melihat Toey dan Nam yang kembali sambil membawa 4 orang lainnya. Luxsulax, Davikah, Mind dan Earn, tertulis di name tag seragam mereka masing-masing adalah nama panggilan atau singkatan nama mereka. Yang menjadi pemain inti adalah Lux, Mind, Nam, Toey dan Davikah. Sedangkan pemain cadangan adalah Freen dan Earn.
"Gila... tinggi banget!"
Batin Freen berucap sambil melongo menatap tim nya sendiri. Nam memperkenalkan satu persatu anggota tim mereka, terutama Freen karena name tag nya tertutupi sehingga orang-orang yang baru ia temui tidak mengetahui namanya.
Freen sedikit takjub dengan Toey dan Nam yang merekrut pemain, meskipun ia merasa yakin bahwa Toey jago dalam bermain basket. Freen dan Earn memberikan semangat kepada mereka karena Freen mempunyai niatan untuk tidak bermain sepanjang permainan, jadi Freen tidak ingin mereka celaka.
Earn tidak berbicara kepada Freen, ia hanya berteriak mensupport tim nya karena Nam tadi memberitahunya tentang Freen untuk berhati-hati. Freen sama sekali tidak mengenali lawan tim mereka, yang jelas Freen yakin jika tim mereka menang di pertandingan pertama ini karena terlihat bahwa tim mereka lebih unggul.
Matanya memperhatikan setiap gerak-gerik tim lain yang sedang bertanding juga, melihat tim lain yang tidak kalah keren. Tapi matanya memicing ketika melihat tim yang sedang bertanding dengan tim lain melakukan kecurangan seperti sengaja melakukan gerakan menyikut serta mendorong lawan tim sehingga membuat lawannya kewalahan serta kesakitan yang menyebabkan stamina mereka berkurang.
Freen merasakan firasat jika mereka akan bertanding dengan tim itu meskipun ia sebenarnya sangat tidak ingin bertanding tapi feeling nya terlalu kuat sehingga ia merasa khawatir.
Ada satu hal yang membuat Freen tidak fokus melihat tim itu lagi, ia melihat Becky yang sedang duduk mengawasi setiap pertandingan. Meskipun sebenarnya Freen hanya melihat Becky sedang menatap dengan tatapan kosong, lebih tepatnya seperti seseorang yang sedang melamun.
Mengenakan seragam kampus dengan wajah yang tidak menampilkan ekspresi apapun. Memakai kacamata serta rambut yang ia ikat. Kemeja putih dan dasi bergaris dengan blazer gelap yang menampilkan lencana simbol dan nametag.
"Cantik ya."
Puji Earn tiba-tiba membuat Freen tersentak. Menggangukkan kepalanya untuk menjawab perkataan Earn, Freen seolah terciduk sudah diam-diam mencuri pandang ke Becky.
"Lu suka sama dia?"
"Huh? Siapa?"
"Ketua BEM."
Freen langsung menggelengkan kepalanya secara refleks, melihat ekspresi wajah Earn yang terlihat seperti meragukannya.
"Menang!"
Teriak Nam, membuat mereka berdua menengok kearah tim nya yang sedang mendekati mereka. Pertandingan pertama selesai di menangkan tim mereka, yang di beri nama Tim 'FNLTEMD', singkatan dari inisial mereka semua.
Mereka terlihat bersemangat dan tidak sabar untuk bertanding lagi. Freen hanya tersenyum, ikut merasakan kebahagiaan mereka mengalahkan lawannya. Freen masih memikirkan perkataan Earn, ia masih belum merasa yakin dengan perasaannya sendiri.
Tapi melihat Earn yang terlihat biasa saja ketika bertanya seperti itu, terasa seolah normal menyukai sosok Becky. Tidak ada yang bisa menolak pesonanya, lelaki banyak menggilainya bahkan para gadis pun tidak jarang ingin memilikinya. Freen tau betul tenang itu, sangat sering ia mendengar bisikan-bisikan berisikan tentang Becky.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
REQUEST
Action⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. One day one request || BECKFREEN. Original story by Exterly!