Tepat jam dinding menunjukkan pukul 04.00, Freen sudah siap untuk berangkat ke kampus. Menyiapkan segala kebutuhan yang di masukkan ke dalam koper menjadi satu dan satu tas kecil nya yang selalu ia bawa.
Freen sengaja pergi lebih awal agar kedua orang tuanya tidak menampilkan raut wajah yang sedih ketika melihat kepergiannya ataupun mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat Freen menjadi sensitif.
Mulai sekarang, Freen akan tinggal di asrama dengan orang yang tidak ia kenali. Merasa dirinya di buang karena hanya menjadi benalu bagi keluarga nya, seolah-olah ia tidak berguna di hidup kedua orang tuanya.
Melangkahkan kakinya keluar dari rumah kemudian membalikkan tubuhnya, menatap rumah yang ia tempati saat masih kecil hingga saat ini. Rumah dengan sejuta kenangan, kebahagiaan sekaligus kesedihan.
Langkah kakinya terasa begitu berat, seolah enggan untuk meninggalkan rumahnya. Menghelakan nafasnya dan masuk ke dalam mobil, duduk di jok belakang dengan supir yang berada di kursi pengemudi.
Noah Collin Braxton.
Noah adalah seorang supir yang berusia 30 tahun, telah bekerja selama 10 tahun di bawah naungan keluarga Chankimha. Pria yang di angkat oleh Harvey menjadi supir di keluarganya karena terlilit hutang yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
Noah segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal, menuju Nevada University. Ia selalu siap menjalankan tugasnya, bahkan ketika Freen memintanya untuk datang lebih pagi, maka ia akan langsung menuruti perkataan putri Harvey.
Tidak merasa keberatan dengan apapun, Noah menjalani kehidupannya dengan nyaman. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalankan kehidupan normal nya, kehidupan yang diberikan oleh Harvey.
Di perjalanan, Freen memejamkan kedua matanya yang terasa berat. Ia tidak terbiasa bangun pagi, menyebabkan kantuknya mulai menyerangnya. Pikirannya berkecamuk, memikirkan cara menjalani kehidupan di Nevada University.
"Apakah aku akan baik-baik saja?"
"Atau sebaliknya?"
"Aku takut sendirian... meskipun bertingkah seolah aku tidak takut."
"Dengan siapa aku membagi kamar?"
"Aku berharap aku tidur sendiri mungkin itu jauh lebih baik, daripada harus sekamar dengan orang yang tidak ku kenali, tapi sendirian tidak menyenangkan...."
Batinnya terus-menerus bertanya kepada dirinya sendiri, hingga akhirnya ia tertidur dengan pertanyaan yang membuatnya khawatir.
Noah melirik kearah cermin sun visor mobil, melihat Freen tertidur lelap. Menyetel musik santai untuk menemani perjalanan mereka yang terbilang cukup jauh dari rumah majikannya, suasana dalam mobil begitu tenang ditambah jalanan yang masih sepi.
Sekitar 1 jam lebih, Noah memberhentikan mobilnya di depan gerbang. Noah mematikan musiknya kemudian Ia menengok ke belakang, melihat Freen yang masih tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
REQUEST
حركة (أكشن)⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. One day one request || BECKFREEN. Original story by Exterly!