Promise You
A Jaedo Fanfiction
Disclaimer all of themselves.
BxB / MxM, Mpreg, Age gap (Jaehyun older than Doyoung)
.
.
.
Sebias sinar mulai menyerbu masuk ke retina hitamnya. Ten mengeliat risau. Saat tubuh itu meregangkan otot-ototnya, Ten meringis merasakan pegal dan letih. Seingatnya, kemarin dia tidak melakukan aktivitas ekstra yang mampu membuat tubuhnya remuk redam hingga merasa letih dan lemas seperti ini.
Tapi..... tunggu!!
Ten baru menyadari kalau tubuhnya juga merasakan udara dingin. Segera, kelopak matanya yang sedari tadi enggan terbuka, terbelalak menatap sekitar.
Deg!
Mata kucing itu melebar menatap seseorang yang terlelap disampingnya. Apalagi saat menyadari kalau mereka sama-sama tak mengenakan pakaian dibalik selimut putih itu.
Ten meneguk salivanya gugup. Segala macam pikiran buruk terlintas dibenaknya. Mungkinkah mereka melakukan 'itu' semalam? Tapi, bukankah mereka sama-sama pihak 'bawah'? Maldo andwae!!
Ten dengan gugup segera beranjak memungut pakaian yang paling dekat dengannya dan segera mengenakan asal kemeja kebesaran itu. Dengan langkah tertatih namun tetap hati-hati dan tak bersuara, diseretnya kaki jenjangnya menuju kamar mandi.
Ten termangu menatap tubuhnya setelah kemeja kebesaran tadi ia tanggalkan. Bercak merah di sekitar leher maupun belikatnya seakan mengolok tubuh indahnya. Tangan lentiknya menyusuri tanda-tanda itu dengan rasa miris.
Menyesal? Terlambat. Semua sudah terjadi.
Helaan nafas panjang dia hembuskan sebelum berjalan ke bathtub dan mulai membersihkan diri.
Suara pintu kamar mandi terbuka menyentak lamunan Taeyong yang berdiri menatap jauh ke luar jendela. Tubuhnya hanya dibalut bathrobe putih menoleh menatap Ten yang berdiri terpaku di tengah pintu kamar mandi. Jelas rasa canggung itu langsung menyeruak. Bingung harus bagaimana menyikapi situasi seperti ini. Taeyong juga hampir tak percaya. Tapi bercak darah di sprei dan pangkal batangnya tak bisa disangkal lagi.
"Kau sudah selesai? Aku sudah memesankan kita sarapan. Dan itu (menunjuk sebuah paperbag di atas ranjang yang telah ditanggalkan sprei dan selimutnya), kau bisa memakainya. Aku akan mandi dulu." Dengan rasa gugup yang dia coba kendalikan, Taeyong menjalan menuju kamar mandi sementara Ten secara implusif langsung beranjak menjauh dari depan kamar mandi. Begitu Taeyong menutup pintu kamar mandi, Ten segera meraih paperbag yang ditunjuk Taeyong tadi.
.
.
.
Doyoung tersenyum menatap kedua orang hebat di depannya. Kedua orang pemilik perusahan besar itu sedang berunding kerjasama. Doyoung turut senang karena presentasinya bersama Jaehyun berhasil menarik minat Mr. Edward untuk melakukan investasi pada projek terbaru perusahaan mereka. Apalagi penawaran yang diberikan cukup besar, tentu pencapaian ini sangat memuaskan.
Jaehyun dan Doyoung ikut berdiri saat Mr. Edward pamit. Kedua CEO itu berjabat tangan. "Thank you, Sir. See you in Korea."
Pertemuan itu berakhir tapi Jaehyun masih memasang senyumnya. Mereka keluar restoran. Doyoung dengan setia melangkah di samping Jaehyun. Eskalator turun yang mereka naiki cukup lenggang hingga sampai diujung dan menginjak lantai bawahnya. Jika di lantai sebelumnya sangat lenggang dan private karena banyak kios makanan besar dan berkonsep VIP maka berbanding terbalik dengan di lantai bawahnya ini yang adalah mall dan playground. Karena letak retoran ini berada di salah satu gedung pusat perbelanjaan besar di pusat kota, menjadikan gedung ini termasuk pusat perbelanjaan yang terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise You [Jaedo]
FanfictionSemula semuanya baik-baik saja. Jaehyun begitu mencintai sang istri, Taeyong. Pernikahan mereka begitu harmonis selama 5 tahun ini meski tanpa hadirnya seorang anak. Tapi sejak Doyoung datang, Jaehyun mulai goyah. Keinginannya memiliki keluarga yang...