" dia yang datang tanpa ku minta yang beusaha untuk menciptakan senyum dalam cinta yang sempat menghilang dalam rasa trauma "
Khais al chaidri
Hujan masih terus mengguyur bumi, angin nampak tak ingin bersahabat. Berkali- kali aku berusaha untuk menulis sajak puisi dalam lembar buku uasang ku yang sudah lama ku gunakan untuk teman ceritaku. Hingga tiba tiba aku teringat denga eorang gadis yang medekatiku kala itu aku masih berfikir apa alasan nya dia mendekatiku. Namun dalam pikirku terus bertarung dalam rasa traumaku, trauma yang tercipta karna seorangyang terlalu aku cintai diwaktu itu, ternyata benar yah kata orang orang dimana mereka berkata jika kamu mencintai seorang Perempuan begitu dalam maka dia akan menyakiti begitu hebat,
" huff sampai kapan aku trus seperti ini "
Dialog ku dengan diri sendiri, ku tatap segelas kopi yang sudah lama ku seduh tak lagi ada asap kecil diatasnya. Sesak banget yah jujur kali ini aku masih sakit saat aku mengingat nama yang dulu ku jaga indah dalam doaku kini malah membuatku sakit sampai aku bingung bagaimana aku harus menceritakan nya
Serasa gk cocok baget yah buat siapa siapa", ku usap mukaku dengan kedua tangan sambal mencoba untuk menenang kapikiran ku . " apa mungkin harus membuka hati agar aku bisa melupakan dia"ucapku dalam hati. Namun lagi lagi aku mencoba untuk menepis pikiran ku tapi akutak memiliki pilihan dan aku tak punyacara lain untuk bagaimana aku harus melupakan nya bahkan sampai saat ini akumsih menangis kala aku bercirta tentang Namanya ah... ada apa dengan diriku.Hebat banget yah lukanya sampai saat ini aku masih belum bisa membuka hati untuk orang lain.
bagaimana mungkin wajah seindah senja memebri luka sedalam samudra, lagi lagi aku mencoa untuk mengutarakan rasa sakit yang selama ini aku pendam berusaha untuk sembuh dan berdamai dengan waktu.
meskipu aku sudh mencoba untuk merasa cocok dengan orang lain. Ku hembuskan nafasku sekali lagi berusaha untuk menulis cerita luka itu dalam buku using ku namun sekali lagi aku gagal aku tak bisa menceritakan menceritakan luka itu. Ingin aku berteriak namun ah semua seolah sudah percuma tapi sakit itu semakin meknyiksaku
" is udah malam tidur gih besok ada jadwal kan untuk kepesantren " ibu ku menghamipiriku dengan tatapa sendu dan senyum yang hangat. Aku tersyum sambal menganggukan kepalaku dan segera menutup buku ku
" masih teringat dia yah " tangan ku berhenti saat ibu bertanya tentang hal itu aku mencoba untuk terus tersenyum
" enggak kok bu udah yuk bu masuk, dingin diluar " ucapku seraya menuntun lengan ibu untuk masuk kedalam rumah.
" is ibu paham perasaan kamu is, coba jujur sama ibu ceritakan apa yang kamu rasakan is "
"nggak bu khais gapapa, khais Cuma mau doa ibu dan ridho ibu untuk khais " ucapku utuk meyakinkan ibu tapi jujur aku ingin menangis.ibu tampak diam namun kau yakin ibu paham apa yang aku rasakan.
" jangan lupa sholat malamnya yah is " pesan ibu sebelum masuk kedalam kamarnya
Ku balas dengan senyum dan anggukan kepala setelah itu aku Kembali ke teras depan untuk mengambil buku dan segelas kopiku yang sengaja ku tinggal. Aku Kembali kekamar dan membuka buku ku yang berusaha ku tulos sajak ku yang sempat terpotong tadi. Sesekali aku meminum kopi ku yang kutaruh disampingku, pandanganku menerawang malam yang Nampak sunyi dalam pikiranku terus bertarung dengan rasa traumaku
Jam menunjukan pukul 00:00 aku menutup buku ku dan merebahkan tubuhku dikasur kamarku. Pikiran ku semakin kalut dikala aku mengingat usia ibu semkin tua dan tinggal aku yang belom menikah
Aku anak terakhir dari 5 bersaudara da semua kakaku telah menikah dan sudah memiliki anak.
" ya allah " ucapku sambil mehembuskan nafasku berusaha menenangkan pikiran ku dan perlahan mataku terpejam
tepat jam 03:00 aku terbangun dari tidurku karna alaram yang selalu aku nyalakn untuk mengingatkan aku untuk sholat malam. perlahan aku membasuh wajahku dengan air wudhu berharap semua rasa sesak ku ikut mengalir oleh basuhan air wudhu.seelah selesai aku kembali ke kamar ku dan bershiap untuk melaksanakan sholat tahajud serta mengamalkan semua ijazah yang di berikan oleh abah, entah mengapa aku teringat akan sebuah kenangan yang sellau ku lakukan kala aku melihat senja diaman aku sering melukiskan indah wajahnya
tak berselang lama azan subuh berkumandang aku bergegas untuk pergi kemasjid yang berada di dalam pondok pesantren al huda tempatku untuk mengajar. terlihat beberapa santri berhamburan untuk mellaksanakan sholat subuh
" usatd khais " aku pun menoleh ke arah sumber suara yang tak lain adalah agam putra pertama pemilik pondok pesantren al huda
" iya gus ada apa "
" aku medapatkan undangan kejakarta nanti siang akumau kamu ikut menenmaniku nanti"
" oh iiya gus baik nanti aku akan siap siap kalok boleh tau jam berapa kita bisa berangkt "
" mungkin setelah jam 10 an setelah selesai mengajar di jam pertama"
" oh iya gus siap " ucap ku dengan penuh rasa takdim
" oh ya is kemarin farzan bilang kalok kamu mau beraangkat ke kairo untuk melanjutkan study kamu "
" iya gus niatnya seperti itu "
" kapan berangkatnya"
" masi belum tau gus lagian aku kesana juga sama gus farzan dan fathan "
"loh jadi kalian bertiga dong"
" iya gus "
" wah jadi saya ngajar sendiri dog jahat kalian ninggali aku sendiri "
"lah kan gus agam juga sudh lulus dari sana kan "
" heheheh iya juga si "
" nah itu sekrng gantian kita yangakan kesana " ucap ku sambil tertawa kecil
" hmm iya deh semoga lancar yah semangt"
" siap..." balas ku dengan diiringi senyum
kini aku telah berada di depan kelas 1 mts salafiyah aku rapalkan doa yang selalu ku ucapkan kala aku akan masuk kedalam kelas . setelah selesai aku segegra masuk kealam kelas dan memulai pelajaran, aku membacakan kitab ta'lim muta'alim tentang bab kewajiban dalam belajar. semua santri sedang fokus dengan kitab nya masing masing.setelah ku bacakan maknani dalam kitab tersebut aku pun perlahan menjelaskan semua yang telah aku bacakan
" selain kita menuntut ilmu tentang ilmu agama kita juga di wajibkan untuk menuntut ilmu tenang ilmu hal nah apa si yang di maksut tentang ilmu hal " terangku
"maksut dalam ilmu hal itu apa ustad" tanya dari salah satu murid yang berada di bangku paling belakang
" nah pertanyaan bagus apa si yang di maksut oleh ilmu hal dalam kitab ini, jadi ilmu hal adalah sebuah ilmu yang sering kita lakukan setiap hari misalkan tentang ilmu akhlak dan ilmu fikih. seperti yang di jelaskan dalam hadis tersebut وأفضل العلم علم الحال، وأفضل العمل حفظ الحال،dalam hadis ini di terangkan ilmu yang paling utama adalah ilmu hal, dan amal yang paling utama adalah menjaga hal (hal yang merupakan kewajiban sehari sehari seperti menghindari penyia penyiaan harta )" jelas ku
semua santri terlihat memahami apa yang telah aku jelaskan aku pun melanjutkan penjelasan yang sempat terpotong tak terasa jam belajar kala itu telah berakhir,
"jika tidak ada pertanyaan lagi saya tutup perlajaran kali ini semoga ilmu bermafaat bagi kita semua wallahu a'lam bishowab wasalamuallaikum warroh matullohi wabbarokatuh"
akupunbergegas untuk menemui gus agam yang berada di dalem, nama lengkap beliau adalah langit agam bagaskara putra pertama pemilik pondok pesantren yang kini ia tempati untuk mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
sujud cinta di masjid baitul hamdi
Teen Fictionkhais tidak pernah menyangka dia akan di pertemukan dengan sosok gadis yang penuh trauma selama hidupnya sedangkan khais sendiri memiliki rasa trauma akan sebuah hubungan terjadi di masa lalunya. khais yang terkenal akan ketampanannya dan segudang i...