• INTRO° [prolog] √

72 35 20
                                    

Hai man-teman, aku dini. Kalian boleh panggil aku dini atau apapun senyaman kalian 🤗

Aku ga tau cerita ini bagus atau ngga, tapi aku harap ini bisa menghibur..

Okay, Enjoy reading my story,

|

|

"HAPPY READING"

|
-°•°-

•|•
---

"Gw pulang duluan ya reja," pamit Alfin.

"Ouh iya, hati hati ya!," teriak reja karena alfin Sudah sedikit menjauh,

Alfin Yang mendengar teriakan dari reja hanya mengangkat tinggi-tinggi jempol nya.

Alfin Aditiya, dia adalah anak piatu yang penurut dan kuat, walau kadang mentalnya sempat goyah, tapi ia cukup kuat untuk menghadapinya, kadang juga ia sempat lelah, ingin sekali dia mengakhiri hidupnya, namun lagi dan lagi gagal.

Ketika ia ingin melakukannya, ia selalu saja teringat dengan pesan terakhir bundanya, teringat akan neneknya yang menunggu dirumah dan juga teringat dengan adiknya yang masih kecil.
Jika ia pergi lalu siapa yang akan merawat neneknya? Siapa yang akan merawat adiknya? Jika bukan dia lalu siapa lagi? Itu yang selalu dia ingat.

Jangan tanyakan ayahnya, ayahnya sudah pergi dengan wanita lain, memulai hidup baru mereka, 1 Minggu sebelum kepergian sang ibunda. bahkan sudah 2 tahun ini mereka tidak lagi bertukar kabar, bahkan bertelepon saja tidak.

Umurnya masih sangat muda, sekitar 21 tahun, bukan seperti teman temannya yang lain, ia lebih memilih untuk tidak kuliah seperti teman-temannya, ia lebih memilih bekerja untuk menghidupi nenek dan adik kecilnya, ayahnya sudah tidak lagi ikut andil dalam hal ini.

Diumur saat ini, Alfin harus mati Matian membanting tulang untuk hidup ke depannya.

Neneknya sudah tua dan sakit sakitan di rumah, adiknya juga masih sangat kecil, sekitar 2 tahun,

Satu fakta, ibundanya pergi ketika masih 8 bulan mengandung adiknya, karena itulah adiknya atau lebih sering lagi dipanggil Shaqilla Amerta terpaksa lahir ketika belum waktunya.

'Hidupnya menyedihkan, hidupnya terlalu sulit untuk anak muda seperti dia' itu yang orang orang katakan.

"Nenek," panggilannya yang baru saja memasuki rumah, dia baru pulang dari kerja part time nya,

"Ini Alfin Beliin obat nenek sama susunya adek," sambungnya lagi.

Alfin Masuk ke dalam kamar neneknya. Dapat ia lihat adiknya Shaqilla yang tertidur pulas dan neneknya yang sedang mengelus kepala Shaqilla.

"Nenek udah makan?" Tanya Alfin,

"Nenek sudah, kamu?" Tanya nenek dengan suara parau nya.

Alfin Hanya mengangguk lemah, ia lelah, ia rindu bundanya...
Boleh kah dia menangis? Bolehkah laki laki menangis?

Nenek terbatuk pelan, kemudian ia duduk dengan dibantu oleh Alfin, Nenek menarik nafas pelan, kemudian berucap,

"Kamu jagain adek kamu ya, sampe dia besar, sampe dia bisa jalan dan bisa bicara," ucap nenek pelan,

"Nenek mau kemana..?" Tanya Alfin dengan berlinang air mata, perasaannya tidak enak, sepertinya akan ada suatu hal yang terjadi.

"Nenek ga kemana mana, nenek cuma pesan sama kamu, jagain adek kamu ya," ucap nenek menenangkan Alfin terlihat khawatir.

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang