•6°

23 16 5
                                    


"HAPPY READING "

Alfin masih saja penasaran dengan pembicaraan ibu tirinya dan seorang pemuda setelah satu bulan ini.

Iya baru saja selesai mandi, dan sekarang akan berangkat untuk bekerja, melelahkan juga lama lama bekerja, tapi mau bagai mana lagi?

Ya, bukannya ayahnya tidak mengirimkan uang untuknya, namun dia Saja yang terlalu gengsi untuk memakai uang itu,
Nah, gengsi di pertahanin.

Selain mengirimkan uang untuk Alfin, Raden juga mengirimkan uang untuk Bu Ani dan pak galih, itung itung ung untuk Alfin menumpang makan disana.

"Bu, Alfin berangkat kerja dulu ya" pamit Alfin pada bua Ani yang sedang menyapu dihalaman rumahnya.

"Iya, hati hati ya"

Hari ini Alfin tidak makan dirumah, katanya ia akan makan di luar saja, sekalian menghemat waktu untuk sampai kesana.

Soal adiknya Shaqilla, ia kini sudah bisa banyak bicara dan mulai belajar merangkak dengan lututnya. Shaqilla juga tumbuh dengan sehat.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, kini Alfin sudah sampai di tempat kerjanya.
Ah, kebetulan juga ia sampai bersamaan dengan Haikal.

Haikal masih menatap sinis Alfin, dan Alfin hanya menatap tidak peduli pada Haikal. Ini masih pagi, masih ada sekitar 15 menit lagi bengkel dibuka.

"Mending Lo ga usah kerja disini deh," celetuk Haikal tiba-tiba.

"Kenapa coba" gumam Alfin tidak peduli, Alfin melanjutkan langkahnya untuk ke warung makan yang ada di sebelah bengkel.

"Gw serius, mending Lo keluar aja" kata Haikal lagi,

"Gw liat, Lo kayak cari masalah terus sama gw deh, Lo juga ga ada sopan sopannya sama yang lebih tua" kata Alfin yang kini berbalik menatap Haikal.

"Gw cuma kasih peringatan," kata Haikal yang kini berbalik meninggalkan Alfin sendiri disana.

"Apaan sih, gaje banget tuh bocah, sok peringatin lagi, kalo mau gw ga kerja disini kan tinggal ngomong," omel Alfin sendiri disana.

Omong omong soal kemampuan otomotif nya, kini sudah banyak meningkat. Ya, setelah satu bulan lamanya Alfin banyak belajar dan tentunya dengan bantuan Rafi.

□⁠°□⁠°□

Kini saatnya pulang kerja, setelah membereskan semuanya kini Alfin beranjak untuk pulang kerumahnya.

Hari sudah sore, waktu yang indah untuk menikmati pemandangan tenggelam nya penyinar bumi, angin sepoi Sepoi yang tertiup seolah diarahkan,
Pesona sore memang tidak ada lawan.

Cukup melelahkan hari ini, terlebih lagi Haikal yang selalu saja mencari masalah dengannya, untung saja satu bulan lagi ia tidak akan bertemu lagi dengan Haikal, karena masa PKL nya sudah selesai.

Sebelum pulang kerumah, Alfin mampir dulu ke stan penjual martabak, ia merasa sedikit lapar ketika mencium aroma itu.

Sebelum pulang kerumah, Alfin mampir dulu ke stan penjual martabak, ia merasa sedikit lapar ketika mencium aroma itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ahh, jadi ngiler akuuu]

"Bang, martabak rasa coklat dua ya," kata Alfin pada penjualannya.

"Oke bang, ditunggu dulu"

Selesai membeli martabak, kini Alfin langsung pulang, ia sudah sangat lelah, tadi ia memperbaiki dia motor sekaligus.

"Assalamualaikum, bu" salam Alfin memasuki rumah Bu Ani.

"Waalaikum salam," jawab pak galih yang baru saja keluar dari kamar dan bertepatan dengan Alfin.

"Pak, ini Alfin bawain martabak" katanya

□⁠°□⁠°□

"Alfin, bapak mau ngomong serius sama kamu," kata pak galih,

Mereka kini sedang duduk di bangku teras, katanya pak galih mau ngomong penting sama Alfin.

"Iya pak, mau ngomong apa ya?"

"Sebaiknya kamu pulang kerumah ayah kamu nak, tinggal bersama mereka, tidak perlu untuk selamanya kamu membenci mereka, saya tau kamu kecewa, tapi ini bukan jalan yang terbaik nak," kata pak galih.

"Mereka tetap orang tua kamu, terlepas apa yang mereka lakukan," sambung pak galih lagi

"Tapi pak, saya—"

"Alfin, berdamailah dengan keadaan nak, tidak baik jika terlalu lama marah, Shaqilla juga butuh sosok figur ibu nak, walaupun itu ibu tirinya,"

"Pak, tapi Bu ani—"

"Nak, jangan egois,"





[Vote n coment ya man temaann]

[Tolong guys, kasih aku ide]

[Salah ga sih, kalo kita egois?]

[Yang udah bosen cung☝️]

TBC.

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang