chapter 04

252 42 5
                                    

1.diantar.

~~~
Kini afan dan devi tengah berada di parkiran.

"Terimakasih fan telah mengantar saya sampai parkiran."ucap devi.

"Sama sama,semoga abangmu segera sembuh."ucap afan.

"Aminn,makasih,kalo gitu saya permisi dulu."ucap devi,dan dibalas anggukan oleh afan,lalu devi masuk kedalam mobilnya dan menyetaternya namun mobilnya tidak bisa menyala.

"Aduhhhh gimana nih pake ga nyala segala."gerutu devi,dan dia masih tetap berusaha menyalakannya.

Afan yang memperhatikan mobil devi tidak melaju laju pun segera mengetuk kaca mobil devi untuk bertanya.

Devi pun membuka kaca mobilnya.

"Ada yang salah sama mobil kamu?."tanya afan.

"Aku juga ga tau,tapi bensinnya masih isi kok."ucap devi.

"Eummm gimana kalo saya anterin kamu buat nyari iparmu."tawar afan.

"Nggak usah fan,aku takut ngerepotin."ucap devi.

"Tapi sekarang kakak iparmu harus tau gimana keadaan abangmu."ucap afan.

Devi berpikir sejenak.

*Iya juga ya*batinnya

"Eummm tapi ga ngerepotin kan?."tanyanya memastikan.

"Ngga kok,ayo."ucap afan,devi pun keluar dari mobilnya dan menaiki mobil afan.

Diperjalanan.

"Kita nyari iparmu kemana Dev?."tanya afan.

"Ketaman kota,katanya mom kak senja ada disana."ucap devi,lalu dibalas anggukan oleh afan.

***
Akhirnya mereka sampai di taman kota dan yeah,benar saja senja berada disana ia sedang bermain dengan Ica(Riska).

"Kak senja."panggil devi,dan segeralah senja menoleh.

"Eh devi,katanya lagi meeting kok ada disini?."tanya senja.

"Itu kak,emmhh bang arya kecelakaan."ucap devi.

"A-apa mas Arya kecelakaan."panik senja.

"Iya kak,aku dapet kabar dari mom."ucap devi.

"Aku harus kesana,tapi Riska gimana?."tanya senja.

"Riska biar aku aja yang jagain, sekarang yang harus kakak pentingin adalah bang arya."ucap devi.

"Kakak bawa supir kan?."tanya devi.

"Iya,kakak bawa supir,tapi kamu gapapa jagain Riska sendiri?,kakak agak khawatir dev."ucap senja,lalu menoleh ke laki laki yang berdiri disamping adiknya itu.

"Gapapa ko-"ucap devi terpotong.

"Kamu pacar adik saya kan,kakak minta tolong ya jagain adik adik kakak,kakak mohon."ucap senja kepada afan.

"Eh kak tapi dia-"ucap devi.

"Iya kak saya bakal jagain devi kok."ucap afan.

"Makasih ya saya tinggal dulu,Dev kakak pergi dulu."ucap senja lalu segera pergi tanpa membiarkan devi menjawabnya dulu.

"Fan maafin kakak gw ya."ucap devi.

"Gapapa kok."ucap afan.

"Kalo lo mau pulang pulang aja."ucap devi.

*Astaghfirullah kok elo gw*batin devi

"Maaf fan maksudnya kamu,tadi keceplosan,maaf banget."ucap devi sembari membungkuk bungkukan badannya.

"Iya gapapa kok,Lo gw aja,gw juga udah biasa."ucap afan.

"Beneran?."tanya devi.

"Iy-."ucap afan terpotong karena mendengar Riska menangis dari arah play ground,lalu segeralah Devi dan afan menghampirinya.

Devi segera menggendong Riska.

"Yaampun Ica kenapa nangis?."tanya devi.

"Alonn ica Alonn alonn aaa alonnn."ucap Riska.

"Aduhhh kamu ngomong apa syng?,kakak ngga ngerti."ucap devi.

Riska kembali menangis.

"Eh eh aduhh."ucap devi.

"Sini biar gw aja yang gendong."ucap afan,lalu gendongan Ica diambil alih oleh afan.

"Halo ica,kenalin nama abang,Abang afan."ucap afan.

"Alonnnn aaaaa alonnn."ucap Riska sembari menunjuk penjual balon dan afan pun menghampiri penjual balonnya.

"Ica mau balon?."tanya afan,dan Riska pun mengangguk.

"Bang beli balonnya satu yang gambar Doraemon."ucap afan dan tiba-tiba devi menyusul.

"Huh ternyata Ica mau balon bilang dong."ucap devi.

"Dia bayi dev."ucap afan.

"Den balonnya jadi?."tanya penjual balon.

"Jadi,bang."ucap afan,lalu ia pun mengambil balonnya.

"Ini balon buat Ica."ucap afan sembari menyerahkan balonnya kepada Ica.

"Berapa bang?."tanya afan.

"Dua puluh ribu den."ucap penjual balon,dan afan menjulurkan uang sebesar lima puluh ribu namun ditepis oleh Devi.

"Ehhh,udah biar gw aja yang bayar."ucap devi.

"Gausah,biar gw aja."ucap afan,dan devi pun mengangguk.

***

Gimana?,asik atau baper?
Aneh?atau ga nyambung?
Lanjut atau stop?
Tergantung vote kalian sih!
Vote yah biar lanjutt teruss!
See u,maaf banyak typo 🙏🏻

AKU DAN HATIMU[DEFAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang