KEEMPAT.

1.9K 100 0
                                    


"Baik, mari kita mulai permainannya." Ethan

"Gunting batu kertas!" Ucap Ethan dan Benjamin bersamaan.

Terlihat tangan Benjamin yang menunjukkan bentuk gunting, sedangkan tangan Ethan yang berbentuk kertas. Benjamin yang melihat itu pun sedikit senang, ia menang dan akan memberi Ethan hukuman.

Oh, jelas tidak. Benjamin tidak memberinya hukuman, namun melontarkan sebuah pertanyaan sederhana yang langsung bisa dijawab oleh Ethan.

"Aku tidak akan memberimu hukuman, tapi, bisakah aku tau namamu?" Benjamin

"Hm, namaku Ethan, lebih tepatnya Lee Ethan."

"Hm.. Sepertinya aku tidak asing dengan dirimu. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Ya, kita pernah bertemu sebelumnya disalah satu swalayan. Saat itu aku sedang dikejar-kejar oleh polisi, kau berhasil menyelamatkan ku saat kau tak sengaja mengandung salah satu kaki polisi dan menunda mereka sejenak. Aku sangat berterimakasih dari situ, aku tau itu ketidak sengajaan, tapi itu sangat menguntungkanku, maka dari itulah aku tertarik kepadamu, aku mencari seluruh informasi yang berhubungan denganmu, sampai pada akhirnya aku berada dititik sekarang." Ethan

"Jadi? Kau buronan yang dikejar-kejar polisi itu, huh? Kau kah itu Lee Ethan?" Benjamin

"Ya, benar, itu aku." Ethan

"Sial, seandainya saja waktu itu aku tidak melangkahkan kakiku untuk pergi, pasti polisi itu tidak tersandung dan menunda pengejaran, sial." Benjamin

"Jika begitu aku tidak akan bisa menikahimu dan menghamilimu dong, sayang?" Ethan

"Mengapa kau sangat ingin sekali jika aku menikah denganmu dan memiliki anak darimu, kenapa?" Benjamin

"Aku merasa tidak cocok dengan orang lain, tapi aku merasa cocok denganmu, maka dari itu aku nekat menculikmu, merubah rencana, dan strategi. Uang 110jt pun juga ku biarkan. Yang terpenting aku bersamamu, Benjamin." Ethan

"Wow.. Oke.. Baiklah." Ucap Benjamin dengan rasa tak percayanya.

Dia disukai oleh seorang psikopat gila? Bagaimana kehidupannya dimasa yang akan mendatang? Apakah Ethan juga bisa menjadi ayah yang baik buat anak-anaknya nanti? Ah, sudahlah. Simpan saja dulu pertanyaan dan lihat hasilnya nanti, ucap batin Benjamin.

Benjamin merasa lapar dan mengelus perutnya, lalu dia memandang Ethan.

"Kenapa? Kau lapar?" Ethan

Benjamin hanya membalasnya menggunakan anggukan kepala.

"Baiklah, ikut aku kedapur dan duduk dimeja makan, akan kubuatkan makanan spesial untukmu. Omong-omong, kau suka makanan apa?" Ethan

"Em.. Terimakasih sebelumnya, aku tidak menyangka kau bisa berubah drastis seperti ini, padahal kemarin kau melukai ku habis habisan. Aku sangat menyukai nasi goreng, bisa kah kau membuatnya?" Benjamin

"Jangan salah, sayang. Nanti aku akan bermain denganmu lagi ketika aku merasa jenuh, aku akan mengacak-acak lubang sempitmu menggunakan penis besarku. Mengerti, jalan kecil?" Ethan

"Uh... Ya." Ucap Benjamin yang terlihat kasar dan ingin menangis, ternyata Ethan masih sama, Benjamin kira dengan mewujudkan permintaan Ethan, kepribadiannya akan berubah menjadi lebih baik dan lembut kepadanya, namun perkiraannya salah.

Tapi, Ethan pagi ini bersikap baik kepadanya? Apakah Ethan memiliki dua kepribadian yang berbeda, huh? Ah, sudahlah, makan saja dulu, baru memikirkan hal ini. Ucap Benjamin dalam hati sembari memerhatikan Ethan yang sedang memasak.

"Nasi goreng spesial sudah jadi, silahkan disantap, sayang." Ethan

"Hm, baiklah. Tidak kau campur yang macam-macam kan?" Benjamin

"Tentu saja tidak, tidak usah khawatir berlebihan, aku juga ada rasa peduli dan kasian denganmu." Ethan

"Oh, kukira kau sudah memiliki perasaan." Benjamin

"Kalau aku tidak memiliki perasaan mungkin kepala kau sudah ku penggal saat aku pertama kali menculikmu, sekarang tidak usah banyak bicara dan makan makanan, agar kau lebih berisi." Ethan

"Jadi maksudmu sekarang aku tidak berisi? Aku kurus?" Benjamin

"Ya, tampaknya begitu, tapi aku hanya bercanda, jangan marah." Ethan

Benjamin memutar bola matanya dengan malas dan memakan nasi goreng buatan Ethan itu. Menyantapnya dengan lahap, ternyata psikopat gila ini jago memasak juga, ucap batin Benjamin.

Benjamin pun mulai menghabiskan nasi goreng itu, sedangkan Ethan hanya memerhatikan Benjamin yang sedang makan dihadapannya, melihat bibir tebal itu mengunyah makanan dengan lahap dan melihat pipi yang menggembung saat mengunyah makanan. Menggemaskan.

"Ahk, aku sudah kenyang, terimakasih makanannya. Em, omong-omong kau tidak makan?" Benjamin

"Sama-sama, sayang. Tidak, melihatmu saja sudah kenyang rasanya, jadi tidak perlu makan lagi." Ucap Ethan sambil tertawa

"Ah, berhenti mengeluarkan candaan seperti itu!" Benjamin

"Kenapa begitu, hm? Kau tidak suka? Atau kau menyukainya? Apa kau malu saat ku gombali begitu?" Ethan

"Ah, sudahlah! Aku ingin menonton TV, apakah boleh?" Benjamin

Ethan menyanggupi permintaan Benjamin dan meraih tangannya untuk mengarahkannya keruang TV. Ethan menyalakan TV dan membuka berita, terlihat sudah banyak yang mencari keberadaan Benjamin, namun Ethan tak menghiraukannya.

"Hei, semuanya sudah mulai mencariku.. Bagaimana jika kita ditemukan? Bagaimana jika kau ditangkap?" Benjamin

"Kenapa kau sangat khawatir denganku? Memangnya kenapa jika aku ditangkap?" Ethan

"Bukankah kau bilang kau ingin menikahiku dan mempunyai anak bersamaku? Kau lupa itu, huh?" Benjamin

"Jadi kau benar-benar menyetujuinya?" Ethan

"Ya, aku menyetujuinya. Aku juga sudah bosan berada dilingkungan itu, semuanya palsu, aku benar benar muak." Benjamin

"Apa? Kenapa? Ceritakan semuanya kepadaku. Jangan sungkan untuk cerita, karna mulai sekarang aku adalah calon suamimu, calon ayah dari anak-anakmu." Ethan

"Ugh, berhenti mengeluarkan candaan seperti itu! Aku mudah bersalah tingkah jika kau terus mengeluarkannya, Ethan!" Benjamin

"Biar, kau lucu saat sedang salah tingkah. Lanjut ke yang tadi, ada apa dengan lingkunganmu? Mengapa semuanya kau bilang palsu? Hm?" Ethan

Apakah yang diceritakan Benjamin kepada Ethan? Kita lanjut di chap berikutnya.

BERLANJUT...

Cinta Sang Penjahat. [ HEEHOON ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang