"Pokoknya mami gamau tau, kamu harus masuk ke Arandelle tahun ini. Titik. Dan papi tolong gausah ngebelain Rachel lagi, mami udah ngasih dia kesempatan 1 tahun untuk berubah, tapi apa hasilnya? Dia bertambah nakal. Dalam satu tahun dia menghabiskan waktu di 5 sekolah. Kamu itu Rachel niat sekolah buat belajar atau travelling?" Claudia melotot tajam kearah putri kesayangannya yang menunduk dan memainkan garpu dipiringnya.
Dua-duanya sih mi. Batinnya tak berani menyuarakan dengan suara lantang takut jiwa macan maminya ini akan semakin keluar. Ia melirik memohon pertolongan kearah Ferdi. Namun Ferdi malah mengeluarkan bendera putih yang berarti mereka sudah kalah.
Clara Clarissa Rachellya, putri tunggal keluarga Ferdinand. Semenjak 5 tahun kepergian Elvan Raditya Ferdinand, ia sudah menjadi pewaris utama saham Ferdinand dan Claudia Group. Namanya sengaja tidak disebarkan sebagai putri dari dua orang yang terkenal ini, orang tuanya tidak ingin kejadian 5 tahun lalu kembali menimpa keluarganya. Bahkan nama belakang Rachel pun tidak ditambah nama Ferdinand.
Rachel tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Memang gen dari keluarganya yang sempurna, ia memiliki postur tubuh yang tinggi, body goals, kulit putih bersinar, hidup mancung, bibir tipis, rambut lurus hitam kecoklatan yang mengkilap, mata besar, dan satu yang paling penting dia anak baik meski nakal nya diluar nalar.
Menjalani kehidupan 5 tahun yang berat membuatnya menjadi gadis yang sangat nakal. Kepergian Elvan membuatnya selalu merasa bahwa kejadian itu adalah sebuah mimpi. 4 tahun lalu ia harus hidup dalam bayang-bayang Elvan, bahkan tidurnya tak pernah nyenyak. Namun 1 tahun terakhir ini ia sudah bisa sedikit melupakan kejadian histeris itu. Rachel sekarang sudah dewasa. Ia sudah sekolah menengah atas kelas 11 semester pertama, setelah menghabiskan kelas 10 nya di 5 sekolah yang berbeda.
"Mami please, Rachel gamau sekolah di Arandelle, Rachel ga suka mi." Rengek Rachel. "Satu kesempatan lagi ya mi!" Ucapnya memelas.
Arandelle, merupakan sekolah milik keluarga Claudia. Sekolah terfavorit dijakarta ini adalah sekolah dengan kapasitas siswa yang pintar dan dari kalangan keluarga elit. Fasilitas disana berbeda dari sekolah pada umumnya karena harus membayar setiap aspek apapun disana. Bahkan untuk meja dan kursi saja harus mengeluarkan uang. Namun itu tidak diherankan, karena Arandelle bekerjasama dengan sekolah diluar negeri. Bahkan mereka juga sering mengirimkan student exchange ke luar negeri.
Rachel tidak mau sekolah disana karena malas jika setiap pergerakannya bisa diawasi oleh Claudia dan Ferdi. Ia ingin bebas melakukan kenakalan.
"Mi, pi, Rachel itu ga pinter kaya bang Elvan. Takutnya Rachel cuma malu-maluin mami papi nantinya." Sekelebat alasan mulai muncul dikepala Rachel.
"Papi ga nuntut kamu buat pinter, papi sama mami mau kamu sekolah udah itu aja sayang." Jawab Ferdi lembut.
"Sesuai kesepakatan yang telah lalu, mulai besok, kamu mulai sekolah di Arandelle. Semua fasilitas kamu mami sita. Sekolah diantar jempur supir. Semua bisa kembali lagi kalau kamu jadi anak yang baik dan rajin." Claudia meletakkan kunci mobil, dan semua kartu kredit yang dimiliki Rachel. Itu semua punya Rachel.
Rachel membelalakkan matanya. Gercep juga maminya ini pikir Rachel.
"Masuk ke Arandelle Rachel jadi kismin ya mi." Ringisnya kesal.
"Miskin sayang bukan kismin." Koreksi Ferdi yang disertai tawa Claudia, dan mba ayu yang sedang di meja pantry. Hanya tante Wenda yang membisu.
***
Cahaya matahari menerangi kamar Rachel melalui celah jendela, menandai dimulainya pagi yang tenang. Dua minggu masa liburan telah terlewatkan dan berarti hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Arandelle akan menyambutnya hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeda diantara kita
Teen FictionSiapa sangka waktu yang dijedakan semesta menyimpan begitu banyak teka-teki. Ibarat puzzle yang kehilangan satu kepingan, maka tidak akan terbentuk gambar yang sempurna. Begitu pula dengan hidup Clara Clarissa Rachellya, gadis yang tumbuh dalam kelu...