3. Somber Spring

656 36 9
                                    

"Kau lamar saja dia, Hae."
Suara milik wanita yang paling Donghae sayangi kembali terdengar di kepalanya.

Kata "lamar" itu bahkan meninggalkan gema dalam gua di kepalanya. Gema itu selalu muncul pada malam hari. Waktu dimana Donghae tak lagi melakukan hal-hal berarti. Setiap malam, setiap kali ia mendengar kembali perkataan Eommanya tempo hari yang lalu, secara otomatis otaknya akan menolak. Entah dengan memaksa pria itu kembali duduk di depan meja kerja dan berusaha menulis lirik dan melodi, atau menyumpal telinganya dengan volume maksimal agar kepalanya tak lagi memikirkannya.

Malam ini, Donghae putuskan untuk keluar. Seminggu ini ia tak punya waktu untuk berolahraga sampai rasanya badannya pegal semua. Dan ia rasa jogging malam akan membuatnya lebih baik.

Angin malam yang bertiup menerpa wajah Donghae yang tak tertutup hoodie, membuatnya ingin memejamkan mata. Lembut, angin lembut dengan dingin khas malam yang membuatnya ingin memejamkan mata dan tidur. Tak perlu selimut, musim panas sudah hampir tiba.

Tetapi kemudian sekelebat memori melintas saat Donghae melihat sepasang kekasih yang sedang duduk beristirahat. Sang pria membukakan botol minum untuk pasangannya yang sedang mengelap keringat pria tersebut. Mungkin cliché, namun ia merasa Deja vu.

Donghae sedikit mempercepat larinya sampai pria itu sadar ternyata ia tidak lagi jogging, tetapi sudah berubah menjadi sprint saking cepatnya.

Dengan napas yang terengah ia hentikan langkahnya dan menepi ke sebuah taman dengan rumput hijau yang terhampar empuk. Duduk sambil meluruskan kakinya, pikirannya pun kembali lagi ke percakapannya dengan eommanya dua minggu yang lalu saat ia yang sedikit tidak sehat mengunjungi ibunya.

D-D

"Uri adeul..."

Donghae tidak membalas ibunya, ia hanya memeluk ibunya, menyandarkan kepalanya di bahu wanita hebat yang sangat disayanginya, dan memejamkan matanya. Tidak, dia tidak tidur. Pusing di kepalanya selalu membuatnya seperti itu, bawaannya selalu ingin memejamkan mata.

Beberapa menit berlalu dan Donghae masih tetap pada posisinya. Ibunya tahu benar putranya pasti sedang ada masalah. Kalau tidak, putranya itu pasti sudah mengoceh ke sana ke mari tentang turnya di Jepang, fansnya yang sangat antusias, atau tentang makanan yang disantapnya pagi ini, atau bahkan tentang celana pendek Eunhyuk yang dicurinya karena ia belum sempat laundry cuciannya.

"Donghae-ya, ada apa, hmm? Kau tidak sehat begini kenapa keluar-keluar?"

"Aku mau makan masakan Eomma."

Tak perlu waktu lama, setengah jam kemudian Donghae sudah duduk sambil menyantap sup ayam ginseng buatan ibunya. Sup ayam ginseng adalah makanan terbaik saat ia tak sehat begini.

"Kenapa Hyukjae tadi tidak mampir?" Tanya ibunya sambil melihat Donghae yang makan dengan lahap. Meski ia punya daya tahan tubuh yang tidak begitu baik, untungnya, anak tampannya itu selalu doyan makan kapan pun itu. Dulu saat kecil, setiap bulannya Donghae tidak pernah absen terkena flu, atau demam ringan. Tapi setelah makan sup ayam ginseng buatan ibunya, ia akan langsung sembuh. Dan hal itu masih berlaku sampai sekarang. Jika sedang tidak begitu baik, Donghae pasti akan langsung menghubungi ibunya dan ibunya akan langsung datang dengan sup ayam ginsengnya. Kapan pun itu. Namun tentunya pengecualian jika Donghae sedang berada di luar Korea.

"Dia mau kencan," jawab Donghae dengan mulut penuh nasi. Donghae merasa perutnya yang tak enak sejak bangun pagi tadi dan kepalanya yang pusing mulai baikan. Ibunya memang hebat. Uri eomma jjang!

"Kau kenapa tidak kencan juga?" Cetus ibunya sambil mengaduk teh hijau miliknya.

Pertanyaan itu tidak membuat Donghae tersedak, tenang saja, hanya membuatnya berhenti mengunyah dan meletakkan sumpitnya. Ia tidak langsung menjawab. Donghae meraih segelas air di ujung meja dan meminumnya hingga tandas sebelum kembali membuka mulut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pieces Life of Lee DonghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang