1; Tersiksa

2.3K 134 42
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ah.. luka cambuk lagi

Bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Fourth terbangun dalam keadaan penuh lebam-lebam disekujur tubuhnya. Kondisi mental yang terus-menerus terkikis oleh keadaan, Fourth tidak pernah absen untuk menangis. Batinnya di uji habis-habisan sampai rasa sesak di dada bukanlah suatu kejadian yang perlu dikhawatirkan.

Lelehan air mata mengalir membasahi pipi merahnya yang merona. Waktu dini hari seharusnya semua orang tengah terlelap, berbeda dengan dirinya yang justru saat ini menangis merengkuh dirinya sendiri. Memeluk jiwa rapuh diantara kegelapan malam.

Tubuhnya memang sakit, namun mental dan batinnya lebih rusak daripada itu.

Fourth meringis sedih menatap tubuhnya yang dipenuhi lebam-lebam kebiruan. "Apa dia melakukan itu setiap malam?" Monolog Fourth pada diri sendiri.

Fourth menatap langit-langit kamar, matanya penuh dengan puing-puing harapan yang hancur. Suara hening malam memberinya ruang untuk merenung tentang kehidupan yang penuh luka dan rahasia gelap alpha-nya."Aku tidak bisa tidur nyenyak..."  Seiring berjalannya waktu,perasaanya semakin resah, seperti dikhianati disertai kecemasan.

Pandangan Fourth semakin kabur, netra coklat hazelnya terasa dipenuhi oleh kehangatan yang terbakar. Seiring berlalunya waktu, tubuhnya semakin rapuh, seperti ranting kering yang rentan pecah. Inner wolf-nya, yang seharusnya penuh kekuatan dan keganasan, kini meraung-raung dalam kepedihan, seperti harmoni yang terdistorsi dari kesakitan yang dalam. Diantara gelapnya malam, kelemahan fisik dan kehancuran batin saling menyatu, menciptakan simfoni penderitaan yang tak terucapkan.

"Bahkan saat aku belum melihat wajahnya saja dia sudah menyiksa mental dan batinku habis-habisan, bagaimana jika aku sudah bertemu dengannya?" Isakan Fourth semakin menjadi-jadi. Membayangkan kehidupan masa depannya tatkala bersama sang alpha saja membuat hatinya semakin tak siap bertemu sosok itu.

"...Moon goddess"

"Kuatkan hati Fourth.."

★ ⋆ ★

Di pagi yang masih diselimuti embun, Fourth turun perlahan ke lantai bawah. Tubuhnya terbungkus dalam pakaian panjang,mencoba menutupi seni luka biru yang menghiasi kulitnya.

Saat sampai di lantai bawah, Fourth bertemu dengan orangtuanya. Senyum simpul menghiasi wajah mereka saat melihat anggota termuda diantara mereka menyusuri ruangan. Kakak-kakaknya, Milk pansa dan Joong archen juga ikut tersenyum manis mendengar langkah-langkah lembut sang bungsu yang turun dari lantai atas.

"Pagi omega cantik," Sapa kakak tertua diantara tiga bersaudara itu.

Fourth mendengus kesal. Kakaknya itu selalu saja memanggil dirinya cantik. Bukankah itu terbalik?

[BL] Fucking alpha!-Geminifourth story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang