3

199 19 3
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, sean yang merupakan spesialis dokter bedah, kini tengah sibuk dengan operasi besarnya. Sudah hampir 5 jam berlalu dan operasi itu belum juga selesai, bahkan anggota timnya mulai kewalahan dengan keadaan.

Jika saja ini bukan profesi yang melibatkan nyawa, sudah pasti mereka minggat dari sana saat itu juga. Tapi berbeda dengan yang lainnya, sean yang memimpin jalannya operasi masih tetap tenang dengan tugasnya, bermain jeroan manusia yang terbaring di meja operasinya.

Sesekali asistennya akan mengelap keringat yang membasahi dahi pria tinggi itu dengan kapas, dan memberikan apapun yang di pintanya.

"Gunting!" Suster itupun memberikannya dengan cekatan.

Sean kemudian mengeluarkan usus kecil dari sana yang sudah terpotong, kemudian langsung di letakkan di wadah stainless khusus yang di sodorkan oleh asistennya.

"Jarum dan benang!"

Mendengar hal itu semua orang di sana mendesah lega. Karna itu berarti operasinya sudah hampir selesai dan tinggal melakukan prosedur terakhir. Beruntungnya kali ini pasien yang mereka tangani cukup setabil dan operasi berjalan lancar tanpa hambatan.

Setelah selesai melakukan tugasnya sean pun, keluar dari ruangan operasi dan menyerahkan sisanya pada anggota timnya.

Diluar sean langsung di sambut beberapa orang yang sudah menunggunya.

"Bagaimana keadaannya putri saya dok!"

"Operasinya berjalan dengan lancar"

Sanak keluarga pasien yang menunggu diluar mendesah lega dan berterimakasih pada dokter tampan itu. Sean mengangguk singkat, sebagai tanggapan sebelum pergi dari sana.

Sean berganti pakaian di ruangan sterilisasi, setelahnya ia pergi ke ruang kerjanya. Untuk mengerjakan tugasnya yang lain.

Setibanya di ruang kerjanya, sean langsung merebahkan tubuh lelahnya di kursi kebesarannya dengan mata terpejam. Sungguh dia sangat lelah, tapi ia juga tak berani mengeluh, karena ini memang sudah menjadi tugasnya sebagai seorang dokter.

Setelah dirasa cukup, sean pun mengambil beberapa berkas di meja kerjanya, dan pergi sembari membaca lembar demi lembar kata dalam berkas yang ia bawa.

Saat berada di lorong, sean yang terlalu fokus membaca berkas tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang.

Bughh

"Akh! Aduhh sakit!"eluhnya.

Sean sedikit terkejut, walau begitu tidak banyak perubahan dalam ekspresi nya yang setenang air danau, karna rasa bersalahnya ia pun mengulurkan tangannya untuk membantu orang yang masih terduduk di lantai, sembari  memegangi bokongnya. Tapi entah kenapa sean merasa familiar dengan sosok itu, sepertinya dia pernah melihatnya.

Tapi bahkan orang itu terlalu sibuk mengaduh dan mengutuk orang yang membuat pantat nya mencium lantai dengan mesra, hingga mengabaikan sebuah tangan yang terulur di hadapannya, menggantung di udara.

"Maaf aku tidak sengaja" karna terus di abaikan, sean akhirnya mensejajarkan dirinya dengan orang yang di tabraknya.

"Hei! kalau jalan itu- pake mata" cicitnya di akhir, karna dia itu cukup tertegun dengan sosok di hadapannya.

"Kau!" Pekiknya tak percaya. Sedangkan sean masih diam, dengan poker face nya.

"Yak! Sean ge kau itu ya... Hahh tidak berubah sedikit pun" Ucap orang itu menggeleng tak percaya.

"Sedang apa jie di sini?" Tanya Sean setelah membantu kakak sepupunya itu bangun.

Orang itu ternyata merupakan kakak sepupunya, ziyi. Dia berkuliah di Korea utara, sudah lebih dari 10 tahun sejak mereka terakhir bertemu. Tidak banyak perubahan dari perwujudan dari kakaknya itu, masih tetap cantik dan sexy.

Perfect Doctor with Naughty PatientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang