027

7 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

27

Jena berlari memasuki perkarangan rumah sakit dimana saat ini keluarga nya berada di dalam di salah satu kamar di rumah sakit yang mereka datangi , ia tidak mempedulikan orang orang yang dia lewati ada juga yang tak sengaja ia tabrak membuat mereka menoleh dengan tidak suka terhadap Jena karena berjalan dengan arah yang tidak baik.

Jena tidak mempedulikan itu yang ada di benakknya saat ini hanya lani lani dan lani.

Lama berlari akhirnya Jena sampai masuk kedalam rumah sakit itu.

Ia memasuki rumah sakit itu dan langsung menghampiri staff yang bertugas di rumah sakit saat ini.

" lani antika sriwijaya " ucapnya dengan nada suara yang bergetar.

" bentar ya bu " ucap staf yang berpakaian layaknya suster itu.

Ia sedang mencari kamar berapa dari nama yang di sebutkan oleh Jena padanya.

" melati 03 di lantai tiga ya bu " ucap nya sopan.

Tanpa berterimakasih Jena langsung lari pergi ke lantai tiga.

Dia tidak peduli dengan rasa sakit pada kakinya yang mungkin sekarang sudah membengkak akibat terlalu lama berjalan dan berlari tanpa henti.

Setelah Jena sampai pada lantai tiga matanya mencari-cari di mana keberadaan keluarga nya saat ini.

Dari kejauhan dapat ia lihat kedua orang tuanya yang duduk di kursi luar ruangan dimana sang papa saat ini memeluk tubuh mamanya dengan erat, tampak tubuh keduanya bergetar Jena yakin saat ini mereka sedang menangis.

Jena menoleh kan pandangannya pada juan, pria itu terduduk di lantai sambil menangis, cowok itu tampak hancur sangat hancur siapa pun dapat mengetahui nya jika melihat kondisi juan saat ini.

Jena tidak sanggup berjalan lagi, lebih tepat nya Jena tidak mau menemui papa dan mamanya, Jena takut ia takut jika lani benar-benar pergi untuk selamanya dia takut jika kabar kematian itu benar adanya .

Jena tidak siap untuk mendengarkan nya .

Jena menggigit bibir nya kuat, menahan rasa sesak di dadanya, mengedipkan beberapa kali kelopak matanya agar air matanya tidak jatuh.

Rasa percaya nya kini menghilang setelah melihat kehancuran pada kedua orangtuanya serta juan di depan sana yang menangisi kenyataan yang pahit ini, Jena benar benar masih tidak percaya jika ini semua benar terjadi.

" jen " panggil ravin

" aku gak mau kesana " ucap Jena takut. "aku gak mau kesana vin, aku gak mau " ucapnya takut .

Tangis yang sedari tadi ia tahan kini pecah Jena tidak kuat lagi menahan nya dia menangis mengeluarkan semua, dia menangis sambil menatap ravin berkali-kali ia menggeleng kepalanya mengatakan jika ini semua tidak benar.

" gak mungkin lani pergi kan vin " ucapnya di sela-sela tangis nya.

Ravin menarik Jena kedalam dekapan nya berusaha memenangkan perempuan itu.

Ravin terikut menangis dia bahkan bisa merasakan rasa sakit itu, ketika melihat Jena seperti saat ini.

" kita kesana ya " ajak ravin dengan lembut.

Tanpa menjawab Jena mengikuti langkah kaki ravin yang membawa nya berjalan menuju tempat papa dan mamanya berada.

Mamanya menoleh pada Jena dan ravin dengan cepat ia berdiri berlari menuju Jena lalu memeluk anak gadisnya itu dengan erat.

Mereka berdua menangis histeri merasa tidak Terima akan apa yang sudah terjadi pada lani.

" ini gak benar kan ma " Jena menangis didalam pelukan mamanya.

Tidak menjawab mamanya hanya menangis dan terus menangis di dalam pelukan Jena.

***

dokter keluar dari ruangan lani setelah memeriksa jenazahnya lani,

Mereka yang awalnya tadi duduk seketika berdiri saat melihat dokter keluar dari ruangan lani.

" jenazah sudah bisa di bawa pulang, bayinya akan tinggal untuk beberapa hari di sini untuk pemeriksaan " ucap dokter itu

" kami turut berduka, saya permisi " ucapnya lalu pergi.

Selepas kepergian dokter itu Jena langsung masuk kedalam tanpa meminta ijin.

Ia ingin melihat lani dia ingin memastikan jika lani memang benar-benar telah pergi untuk selamanya, tangis nya semakin pecah kala melihat keadaan lani yang begitu parah dengan wajah yang penuh darah karena kecelakan yang di alami, wajah perempuan itu di penuhi oleh darah serta tangan dan kakinya di penuhi goresan luka yang begitu dalam.

" kak........ , maafin aku kak, kak lan.... Bangun....... Aku minta maaf kak, aku mohon " . Kena benar-benar menyesal.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang