01

474 13 7
                                    

"Arta kalian ditakdirkan untuk bertujuh jadi tataplah bertujuh meskipun kalian melewati arus laut yang begitu deras,Tanaman yang penuh duri bahkan tebing yang begitu tinggi intinya jika sudah bertujuh tetaplah bertujuh karna kalian adalah Tujuh Jiwa dalam Tujuh raga"

~Tujuh Jiwa~

01

"Mas Arta, Mas Arta".Teriak seorang laki-laki yang memiliki rambut seperti landak yang kini sedang berlari ke arah seseorang pria yang duduk di sofa sambil menikmati secangkir teh

"Iyah ada apa Abian". Tanya Arta kepada sang Adik yang keliatan nya wajah nya sedikit cemberut

"Mas Arta, Azka sama Mas Arzan gangguin Abian". Ucap Pria itu yang ternyata bernama Abian , Abian Kesal karna dirinya diganggu oleh Saudara nya yang seumuran dan satu Abang nya Yang hanya berbeda 1 Tahun dengannya

"kedua pria yang dipanggil Azka dan Arzan pun lalu bergegas berlari ke arah Arta sambil menggelengkan kepala mereka"

"Mas Arta kita ngk gangguin Abian kok kita cuma ngasih kasih sayang sama dia aja". Ucap Azka yang lalu di anggukan oleh Arzan

"bener tuh kita cuma ngunyel-ngunyel dia doang kok mas Arta". Sahut Arzan yang lalu membuat Arta hanya bisa geleng-geleng kepala

"Astaga kalian ini yah udah gede masih aja ribut bukannya Mas Arta udah bilang yah kalau jangan sering berantem entar kalau udah punya kehidupan masing-masing dan udah ngk sama lagi kalian bakalan susah buat ketemu jadi selagi masih bisa ketemu buat lah kenangan yang lebih baik". Ucap Mas Arta yang membuat ketiga adiknya itu diam

"Iyah Mas Arta maafin kita yah kalau kita nakal".Ucap Azka yang menundukan kepala nya

"Jangan minta maaf kalau kamu ngk ngelakuin kesalahan yaudah daripada kita ribut mending kita sarapan bareng, sih Mbak Ranti udah bikinin kita sarapan tuh".Ucap Arta yang lalu di anggukan oleh ketiga adiknya itu

"ouh jadi gitu yahh Mas, Mas cuma ngajakin mereka bertiga sarapan sedangkan kami bertiga ngk diajak buat sarapan".Ucap Sang pria berbadan jangkung yang menuruni tangga dan lalu tersenyum kepada Arta

"Arta pun tersenyum dan mereka pun tertawa bersama"

"udah-udah daripada bercandaan terus mending langsung sarapan aja entar makanannya keburu dingin".Ucap Sang Abang tertua bernama Arjuna yang lalu membimbing para adik-adiknya menuju meja makan

" Mereka bertujuh pun menikmati pagi hari mereka dengan sarapan bersama dengan canda tawa yang terdengar"

"Mas Arta jangan nikah yahh entar kalau masu Arta nikah pasti Mas Arta bakal lebih sayang ke istri nya ketimbang kita-kita"
.Ucap Azka yang menautkan bibirnya

"Hahahaha meskipun mas Arta udah punya istri bahkan punya anak sekalipun atau punya cucu Mas Arta tetep bakal menyayangi kalian melebihi apapun karna kalian itu adalah keluarga Mas satu-satunya".Ucap Arta yang membuat mereka bereenam tersenyum

"Mas Arjuna juga bakal tetep menyayangi kalian melebihi apapun yang ada didunia ini".Ucap Arjuna yang membuat keenam adik-adiknya tersenyum

"Mas Arta sama Mas Arjuna cepet-cepet nikah nya biar Abian ngk bisa ngadu lagi kalau digangguin".Ucap Arzan yang membuat kelima saudara nya itu tertawa yang membuat Abian lalu kesel

"Mas Arta lihat tuh Mas Arzan suka banget jailin aku".ucap Abian yang cemberut

"Sabar-sabar yah Mas Abian aku juga gitu kok tapi bedanya aku digangguin ama Mas Ardian".ucap Aqil pada Abian

" Ardian yang lagi minum pun langsung keselek disaat namanya disebut "

Loh kok Mas Dian sih Mas Arta kan Juga suka jailin kamu. Ucap Ardian sambil nunjuk kearah Arta

tapi yang lebih sering kan Mas Dian masa pas aku tidur malah dikasih garem terus dimasukin kedalam mulut aku. Ucap Afzal yang juga cemberut

yah siapa suruh alarm ngk dimatiin kan berisik. Ucap Ardian yang nyegir yang membuat saudara nya yang lain tertawa

"Namun tawa mereka terhenti disaat tiba-tiba saja Arta batuk dan wajah yang tadinya bahagia berubah menjadi cemas bagaimana tidak cemas Arta ini sering sakit-sakitan jadi wajar saja para saudaranya khawatir akan kesehatan nya"

"Mas Arta kenapa? Mas Arta mau Azka bawain obat". Ucap Azka yang cemas dengan keadaan Sang Kakak

"Ngk usah Azka Mas ngk kenapa-napa kok Mas cuma batuk aja dan kalian ngk usah khawatir sama Mas".Ucap Arta yang tersenyum dan berusaha menenangkan Para saudara nya

"Ta kalau kenapa-napa tuh bilang jangan apa-apa dipendem inget kita disini semua saudara dan kita juga berhak mendengarkan dan merasakan apa yang kamu rasakan jadi kamu jangan terlalu menutupi semua kesedihan, semua kekecewaan bahkan semua yang terjadi sama kamu inget kita ini takdirkan bertujuh dan tetap akan bertujuh jadi kita harus saling menguatkan satu sama lain". Ucap Arjuna yang membuat Arta tersenyum dan hampir meneteskan airmata

"Iyah Mas Arta kita bakal selalu ada buat Mas Arta dikala Mas Arta sedih maupun seneng".Balas Abian dan Juga Afzal yang secara bersama-sama mengatakan hal itu dengan serentak

"Mas Arta inget kata Ayah kalau jika udah bertujuh maka tetaplah bertujuh karna kita Tujuh jiwa dalam tujuh raga". Sahut Azka, Arzan dan juga Ardian secara bersamaan


" Arta pun lalu menatap satu-persatu keenam saudara nya itu dan mulai menatap gelang yang ia kenakan yang dimana gelang itu adalah pemberian Sang Ayah yang kini sudah tiada"

"Arta pun lalu mengigat ucapan Sang Ayah sebelum beliau tiada"

"Arta inget pesen Ayah ,kamu adalah kakak kedua dari adik-adik mu dan kamu harus menjaga Keenam saudara mu dan satu hal lagi Jika kalian ditakdirkan bertujuh maka Tetaplah bertujuh karna kalian adalah tujuh jiwa didalam Tujuh Raga , tidak peduli seberapa jauh kalian melangkah, tak peduli seberapa Tinggi tebing yang kalian daki dan seberapa dalam laut yang kalian selam kalian bertujuh akan selalu bersama karna Tujuh tetaplah Tujuh dan tak akan berkurang".

"Arta pun lalu tersenyum kepada saudara-saudara nya itu dan mulai berdiri dan diikuti oleh saudara-saudara nya"

"Tujuh jiwa Dalam Tujuh Raga". Ucap Arta yang lalu mengajukan tangan yang lalu diikuti oleh saudara-saudara nya







~Tujuh Jiwa dalam Tujuh Raga~













TO BE CONTINUED

VOTE
COMMENT
SHARE

••••••••
↓↓↓
WATTPAD:@Ryo Yoshimura
IG:@ryo_yoshimura_official
TIK TOK:@ryo_yoshimura
TWEET:@ryo_yoshimura

THANK YOU












Tujuh Jiwa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang