chap 6

47 3 1
                                    













Setelah bintang pamit dari rumahnya, Rosa memasuki kamar milik putranya. Rosa mengamati wajah anaknya yang sedang tertidur.

Terlihat sekali matanya bengkak dan banyak bekas goresan dan noda darah di keningnya yang sudah mengering.
Kakinya yang di perban dan tangannya yang tergores.
Rosa menangis melihat kondisi gama sekarang.
"Ada apa dengan kamu nak? Kenapa badan kamu banyak bekas lukanya?"
"Kamu habis ngapain? Hiks..."Rosa menangis dengan memegangi tangan gama yang sedang tertidur.

"Maafin mami yang engga bisa jagain kamu!"
"Siapa yang bikin kamu kaya gini?"

"Kamu kenapa nangis sayang?"
Radit baru saja pulang dari kantor dan sudah melihat istrinya menangis di kamar putranya.

"Hiks... Gama.... Dia punya banyak bekas luka Pi!!"

Radit mengecek seluruh tubuh gama, dan benar saja. Sangatlah banyak bekas luka di tubuh anaknya.

"Ini, kenapa gama bisa jadi kaya gini?"tanya Radit khawatir.
Rosa menggelengkan kepalanya.
"Mami juga engga tau pih!!"
"Tadi gama di anterin sama temennya. Namanya bintang."

"Bintang?" Tanya Radit.

"Iya, dia udah bawa gama pulang ke rumah."ucap rosa.

Radit menghela nafas panjang, ini sudah menjadi masalah besar sekarang.
Dia tidak mungkin membiarkan gama memiliki banyak luka seperti ini.

"Nanti papi ke sekolah gama buat cari tau, pasti ada yang engga beres mi"ucap Radit.

Rosa mengangguk setuju dan terus menatap gama yang sedang tertidur.
"Mami juga engga mau gama jadi kaya gini"

"Sudahlah, besok papi akan cari tau semua. Mami jangan khawatir lagi yaa..."Radit menarik pucuk kepala Rosa dan mengelusnya dengan begitu lembut.

"Jangan di pikirin ya mi, kita bakalan lindungi gama."

"Iya..."












...












Pagi hari

Gama bangun pagi dan kepalanya sangat pening. Akibat dari tendangan hanca pada kepalanya, itu membuat kepalanya selalu mudah pusing.

Tok tok tok....

Pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Tanpa mengizinkan masuk orang itu sudah masuk.

"Papi?..."ucap gama kaget.

Radit masuk ke dalam dan mendudukkan dirinya di pinggiran kasur.

Gama terlihat panik, ia mencoba untuk menutup kakinya yang di perban dan beberapa luka pada tangannya.

"Papi tumben ke kamar gama pagi-pagi? Biasanya mami yang datangin gama..."ucap gama.

Entahlah dia tiba-tiba gugup saat berhadapan dengan Radit dengan kondisi seperti ini.

"Kamu kenapa?"tanya Radit to the point.

"Hah? Gama engga kenapa-napa kok!! Papi kenapa tanya kaya gitu?"panik gama.

"Sekali lagi papi tanya, kenapa badan kamu banyak bekas lukanya?"
"Kamu abis berantem atau abis di apain sama orang?"
"Jawab papi dengan jujur!! Jangan coba-coba bohong sama papi."

"Bukan gitu Pi!!!, tapi....."

"Papi tau kapan kamu bohong, kapan kamu jujur!"ucap Radit.

Gama seketika terdiam, papinya ini memang sangat menyeramkan ketika marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANAK MAMI [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang