Mey dan Bos Liberalnya

4 0 0
                                    

Apa cita-cita terbesar menjadi manusia? Bagi Meydina Salsabila, cita-citanya menjadi yang paling bermanfaat. Harusnya master Islamic Thought and Civilization ini bekerja menjadi dosen di perguruan tinggi Islam jika ingin mewujudkan cita-cita itu. Menyebar ilmunya pada mahasiswa millennial nan hedon. Meneliti fenomena pemikiran menyimpang yang tersebar di Indonesia. Bisa jadi bergabung menjadi peneliti dengan para pemikir terkemuka.

Tapi kenapa Meydina Salsabila berakhir sebagai sekretaris di perusahaan properti? Menembus berbagai macam tes dengan keilmuan yang sama sekali tidak ia pahami. Mendapat jabatan sebagai sekretaris umum. Membutuhkan keterampilan seperti berkorespondensi, mengetik dengan cepat dan akurat, mengoperasikan mesin-mesin kantor, lantas bertahan selama hampir dua tahun di bawah pemimpin muda, lajang, hedon serta memiliki pemikiran modernism alias bebas ini.

Skenario tuhan memang sangat apik. Lebih menegangkan lagi saat Sang Pencipta memberi plot twist bahkan di saat cerita belum dimulai. Ia melihat bosnya sedang bercumbu dengan seorang wanita tepat pada hari pertama bekerja. Memang tidak secara langsung, karena siluet Logan dan wanita siapa pun itu terlihat dari jendela terbesar di ruang kerja. Mereka melakukannya di sofa yang membelakangi pintu. Ah, bukan itu masalahnya.

Apakah tim human capital kemarin tidak berpikir akan mempekerjakan perempuan berjilbab pada seorang pemimpin penganut paham Modernisme serta Liberalisme? Manusia-manusia berpikiran bebas tak mau diatur agama dan mengedepankan nafsu. Bahasa halusnya, apa tim HC ingin Mey membuat pemimpin perusahaan ini taubat?

Sepertinya itu bukan salah satu visi misi sebuah perusahaan property dengan track record membanggakan nan duniawi. Bahkan saat itu, ketika ia masuk untuk memperkenalkan diri di hari pertamanya bekerja, Logan sudah tak mengenakan atasan, membelakanginya, sedangkan wanita-siapapun itu sudah naked, bajunya entah bertebaran kemana. Udara dipenuhi dengan bau percintaan yang menjijikkan. Kira-kira visi misi perusahaan ini akan mengkader para ustad-ustadzah muda gitu?

Sejak kapan hidupnya akan bermula seperti novel-novel dewasa yang tersebar bebas hari ini?

Meydina ingat sekali dua tahun lalu, saat pintu ruangan Logan dibuka, lampu menyala secara otomatis dan Mey sebagai karyawan baru hanya bisa terperangah, secepatnya membalikkan badan.

Boss nya yang sangat tidak tahu diri itu melengos dari balik sofa, memperlihatkan kepalanya.

"Oh kau sudah datang, Welcome Mey, Mey what? Meydina Salsabila is it right?"

Suara serak seorang laki-laki dewasa berhasil membuat sekujur tubuh Mey merinding. Bahkan pemimpinnya itu tahu akan kedatangan seorang tamu alias sekretaris baru dan tetap melakukan hal yang memalukan seperti ini. Mey ingin mengumpat tapi otaknya mencoba untuk berpikir jernih. Pintu yang sudah beberapa langkah lagi tergapai akhirnya ia biarkan.

Baiklah, Mey, calm down, chill, kamu pasti bisa. Berani mulai kamu juga harus berani menjalaninya.

Masih membelakangi, Mey akhirnya buka suara. "Benar, Pak, saya Meydina Salsabila, tepat hari senin tanggal dua belas saya menjadi sekretaris dari direktur utama perusahaan Jefferson Internasional."

Mudah, kan? Tidak peduli dengan tata krama sebagai sekretaris atau apalah. Setidaknya untuk beberapa menit ke depan aku tidak perlu melihat aurat manusia-manusia modernis ini.

"Oke, kamu bisa menggunakan meja yang di sisi kiri. Tapi kalau tidak nyaman, saya menyiapkan sebuah meja khusus di luar, setelah koridor panjang yang baru saja kamu lewati tadi. Bersama dengan Tim Inti. Oh, Abraham pasti sudah menjelaskan itu semua."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Tak Pernah Gagal | Pemikiran #01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang