Jari jemarinya tiada henti untuk membuat kertas origami menjadi berbagai bentuk. Lipatan demi lipatan kertas origami mulai terbentuk se'ekor burung, hati, bunga, dan masih banyak lagi. Suasana terasa begitu sunyi dan damai, cuacanya sejuk oleh angin yang menerpa wajahnya. Aliran musik menjadi satu-satunya suara yang mereka dengar.
Soya dan Hinata tengah menikmati waktu libur sekolah dengan membuat origami di tepi sungai. Kemarin setelah pulang sekolah, Soya mengajak Hinata untuk bermain bersama. Namun Hinata bilang dia sibuk, dan hanya punya waktu luang dihari libur saja. Jadi dengan terpaksa dan berat hati Soya menunggu selama dua hari.
Dan pagi tadi, Soya bergegas menuju ke rumah Hinata menggunakan sepeda miliknya. Jarak rumah mereka cukup jauh, jadilah mereka berdua bermain di dekat rumah Hinata.
Kertas origami yang mereka buat sudah cukup banyak, Hinata menghela nafasnya panjang "Aku lelah"
"Baiklah, kita berhenti saja, lagipula ini sudah cukup" Soya mengumpulkan origami itu menjadi satu di sebuah kotak.
"Mau diapakan kertas-kertas itu?"
Soya menunduk lesuh "Tidak tahu, tidak ada gerbong kereta"
Hinata memiringkan kepalanya.
"Gerbong kereta itu sangat jauh"
"Maksudmu?"
"Kau tidak lihat?, kita tinggal di kota yang baru. Stasiun kereta berada jauh dari sini"
Ah Soya mengerti. Hinata pikir gerbong kereta yang dimaksudkan adalah kereta yang masih beroperasi. Bodoh, kenapa Soya mengira bahwa Hinata tau 'gerbong kereta' yang ia maksud.
Origami ditangannya seperti bongkahan kecil sebuah perasaan deja vu untuk Soya. Kenapa ia mengajak Hinata untuk membuat origami?
Kenapa ia ingin mengulang kembali masa lalunya?
Tunggu...
Mengulang masa lalu?
Kapan?
Kapan Soya pernah membuat origami dengan Hinata?
Dengan Hinata atau dengan Yori?
Tiba-tiba saja kepalanya terasa pening, telinganya berdenging sangat kencang. Soya Kurokawa memejamkan matanya, kilasan memori yang sangat cepat dapat ia lihat.
Kepalanya sakit! Sakit sekali!
Hinata yang melihat temannya meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya langsung memegang pundaknya.
"Soya kau kenapa?"
"Sakit! Yori... Kepalaku sakit sekali" Air matanya perlahan menetes.
Hinata sangat panik, dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Ini Soya, minumlah dulu"
Perlahan maniknya terbuka, Soya menatap botol air didepannya. Bukannya meminum air didalam botol, Soya malah melanjutkan tangisannya dan berbicara sambil sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster: The Love that Never Died
RomanceSoya Kurokawa terus menerus mengalami mimpi aneh, dimana di mimpinya itu dia selalu berada di tempat yang sama di sebuah gerbong kereta yang telah usang. Dia tidak sendiri, dia bersama dengan seorang anak laki-laki bernama Yori. Namun anehnya Yori d...