Rintik hujan mulai membasahi bumi dan seisinya, langit yang tadinya nampak cerah sekarang berubah menjadi gelap gulita, kilatan petir terlihat jelas dari balik awan hitam yang menggumpal. Soya Kurokawa memandangi air yang menetes dari atas genteng melalui jendela kelas yang sudah berembun.
Pelajaran matematika tidak akan pernah ada jam kosong walaupun cuaca tidak mendukung. Guru tengah sibuk menjelaskan materi tentang bangun datar. Ada murid yang mendengarkan ada juga yang tidak, salah satunya adalah Soya.
Matanya mengarah ke papan tulis, tetapi pikirannya ada di Hinata. Murid kelas sebelah. Sejak pertemuan singkat tiga hari yang lalu, Soya jadi sering memikirkan tentangnya, bukan sekedar memikirkan. Kadang saat jam istirahat Soya akan mondar-mandir di depan lorong kelas 5-A hanya untuk melihat Hinata sekilas dari balik jendela. Ingin sekali Soya mengajak Hinata berkenalan dan berteman, namun ia masih ragu dan sedikit malu.
Tidak terasa bel istirahat berdering. Soya langsung bergegas menuju kelas 5-A. Hari ini ia berniat untuk menaklukkan rasa ragunya. Ia harus berteman dengan Hinata mulai sekarang.
Dengan percaya diri dan penuh tekad, Soya masuk ke dalam kelas.
Semua sorot mata tertuju padanya, ah kaki Soya lemas seketika. Jantungnya berdegup kencang seolah akan keluar dari dalam saat maniknya dan manik Hinata bertemu.
Soya berusaha untuk tidak salah tingkah, ia menahan senyum dan mulai melangkahkan kakinya menuju meja Hinata.
"Aku Soya Kurokawa" Tangannya terulur
Namun Hinata menatapnya dengan tatapan kebingungan. Soya menarik kembali uluran tangannya saat Hinata mengabaikannya.
Sungguh memalukan!
Tolong hilangkan Soya Kurokawa sekarang!
"Kau yang waktu itu kan?" Saat Hinata berbicara Soya hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Aku sering melihatmu mondar mandir didepan lorong kelasku. Apa kamu memata-matai ku? "
"T-tidak! Aku tidak! Aku hanya.. Aku hanya lewat saja" Gagap Soya
"Lalu kenapa kamu tiba-tiba datang dengan memperkenalkan diri?"
"Aku ingin berteman denganmu"
Hinata terkejut saat kalimat 'ingin berteman' keluar dari mulut lelaki bernama Soya ini. Baru pertama kali ada anak laki-laki yang meminta untuk berteman dengannya. Karena semua anak laki-laki di kelasnya menjauhi dirinya, Hinata tidak tahu apa sebabnya.
"Kamu tidak salah ingin berteman dengan orang 'aneh' sepertiku?"
Soya menggelengkan kepalanya cepat-cepat "aku sungguh-sungguh!"
Tanpa sadar, Hinata tersenyum kepada Soya.
Senyuman Hinata begitu cantik dan indah seperti Yori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster: The Love that Never Died
RomanceSoya Kurokawa terus menerus mengalami mimpi aneh, dimana di mimpinya itu dia selalu berada di tempat yang sama di sebuah gerbong kereta yang telah usang. Dia tidak sendiri, dia bersama dengan seorang anak laki-laki bernama Yori. Namun anehnya Yori d...