Mas Rokhim

2.7K 88 8
                                    

Gak kerasa udah satu setengah bulan gue 'nguli' di GAYa Living. Kulit gue yang awalnya putih mulus merona lama-lama mulai gosong gegara sering motoran panas-panasan dan terpapar debu proyek.

Dan selama satu setengah bulan itu juga gue belum ada 'progres' sama sekali. Progres yang gue maksud bukan terkait ke pekerjaan ya. Kalo untuk kerjaan sejauh ini gue makin bisa ngikutin polanya.

Sejauh ini gue masih cuma bisa ngeliatin tubuh kurus berotot Pendi, tubuh kekar hot dan wajah ganteng Ko David, dan perut-perut sixpack Mas Rokhim beserta 2 ekor anak buahnya. Kalo Michael? Hmmm ... Dia cute dan hot sebenernya. Tapi, entah kenapa gue belom sreg sama tuh orang.

Rasa hati mah pengen banget gue modusin salah satu di antara mereka, atau kalo bisa sih semuanya. Tapi ternyata, semua itu gak semudah yang ada di bokep-bokep.

Yang sejauh ini bisa gue lakuin cuma memandangi mereka, merekam mereka di otak, atau sesekali dengan kamera handphone, lantas menjadikannya sebagai bacolan gue. Beberapa kali gue juga masih mimpi basah dengan Pendi. Heran gue.

Dengan tinggal di kost juga sebenernya memungkinkan gue untuk ngebawa cowok-cowok grindr dengan mudahnya. Terlebih lagi kost gue termasuk bebas dan penjaganya pun cuek-cuek aja. Tapi gak tau kenapa gue mendadak alim di sini. Kayak ada rasa takut aja gitu untuk ngundang random stranger masuk ke kamar gue.

Atau ...

Gue ajak aja Pendi main ke kost. Hehehe pikran nakal mendadak muncul di benak gue. Baiklah, gue akan coba rencanakan untuk bawa Pendi ke kamar.

***

Pagi itu seperti biasa gue datang paling pertama di GAYa Living. Kedua ding, setelah Pendi. Tapi kali ini, Pendi langsung cabut lagi ke rumah Ko David. Jadilah gue sendirian di kantor.

Btw, Ko David dan Pendi semakin kesini semakin terlihat mencurigakan. Setelah kedengaran suara erangan pagi itu, beberapa waktu Ko David terlihat gelisah dan kayak orang ngambek. Tapi, di saat Ko David seperti itu, Pendi pasti juga terlihat kayak orang galau.

Hal tersebut pun sering jadi bahan gosip gue dengan Nisa.

"Dulu-dulu mah, Ko David enggak pernah kayak begitu. Kenapa ya?" Bincang gue dengan Nisa saat jam istirahat beberapa waktu lalu.

"Perasaan dari dulu Ko Dave gitu-gitu aja." Sambar Michael dengan ekspresi datar.

Gue dan Nisa auto hening.

"Lagian mau Ko Dave kayak gimana juga gak ngaruh kan ke kehidupan kalian?" Sambung Michael sambil berlalu meninggalkan pantry.

Gue dan Nisa saling lempar pandangan.

"Aneh njir!" Umpat gue.

Sumpah, Michael Si Sepupu atau keponakan Ko David itu emang aneh sejak hari pertama kerja. Seolah dia bikin benteng untuk mengeksklusifkan diri dari gue, Nisa, dan Pendi.

Wajahnya selalu datar dan kecut, udah kayak Squidward. Tapi biar gimanapun juga, dia selalu tampak cute dan terkadang hot juga. TAPI TAPI TAPI ... tetep aja gue gak suka sama dia!

Yang lebih ngeselin lagi, dia selalu terlihat berbeda kalo di depan Koko Davenya itu! Iya, dia manggil Ko David itu Ko Dave. Kayak udah panggilan akrab di keluarganya gitu.

Kalo di depan Ko Dave ia selalu berusaha tampil menonjol, seolah dia mengetahui banyak hal. Tapi, ya Michael emang smart sih. Gak tau kenapa gue bawaannya sentimen terus sama dia. Tapi untuk urusan desain, boleh diadu lah!

JEBREEETTT!!!

Lamunan gue dibuyarkan suara pintu showroom yang dibuka secara kasar, beriring sama suara langkah bersepatu yang terburu-buru. Gue pun melongokkan kepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CATATAN SI BOTTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang